Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) sekaligus pejabat di bawah Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengungkapkan bahwa kondisi inflasi di Indonesia saat ini menunjukkan tren yang positif dan terkendali.
Ia menyampaikan bahwa tingkat inflasi pada periode Agustus hingga awal September 2024 tetap stabil dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kementerian Keuangan, Febrio menjelaskan bahwa inflasi pada bulan Agustus 2024 berada di angka 3,2% secara tahunan (year-on-year).
Angka ini turun dari posisi sebelumnya yang sempat menyentuh 3,5% di bulan Juli.
“Kita bisa melihat dengan tren positif dari penurunan inflasi, serta ini mencerminkan bahwa sebuah langkah-langkah kebijakan yang tentunya kita ambil sudah mulai membuahkan hasil,” ungkapnya.
Faktor Pengendali Inflasi
Febrio memaparkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap stabilitas inflasi saat ini. Salah satu faktor utamanya adalah stabilitas harga pangan, yang selama ini menjadi komponen terbesar dalam mendorong inflasi di Indonesia.
“Upaya pemerintah dalam menjaga pasokan dan distribusi bahan pangan pokok, serta intervensi melalui subsidi dan stabilisasi harga, telah membantu menekan kenaikan harga pangan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang terus mendukung stabilitas makroekonomi melalui pengelolaan suku bunga dan likuiditas turut berperan dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Bank Indonesia telah mempertahankan suku bunga acuan di level yang stabil guna mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan.
Tantangan dari Harga Energi Global
Namun demikian, Febrio juga mengingatkan bahwa meskipun kondisi inflasi di dalam negeri relatif stabil, Indonesia masih harus mewaspadai pergerakan harga energi global, terutama harga minyak dan gas.
“Harga energi dunia masih berfluktuasi serta bisa berdampak pada biaya produksi dengan distribusi di dalam negeri, yang pada akhirnya akan memengaruhi harga sebuah barang-barang di tingkat konsumen,” tambahnya.
Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, terus memantau perkembangan ini dan menyiapkan sejumlah strategi cadangan, termasuk menyesuaikan kebijakan subsidi energi untuk memastikan harga bahan bakar tetap terkendali tanpa memberikan beban berlebih pada anggaran negara.
Proyeksi Inflasi ke Depan
BKF optimis bahwa inflasi hingga akhir tahun 2024 dapat tetap terkendali dalam kisaran target yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu 3% ±1%.
Meski demikian, Febrio menekankan pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi ketidakpastian global, terutama terkait dampak dari kebijakan moneter negara-negara maju yang bisa memengaruhi arus modal dan nilai tukar di Indonesia.
“Dengan terus menjaga koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta dukungan dari stabilitas sektor pangan dan energi, kita yakin inflasi bisa tetap berada di level yang aman hingga akhir tahun,” tutup Febrio.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus fokus pada penguatan program perlindungan sosial dan menjaga daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, guna mengantisipasi potensi lonjakan inflasi yang tidak terduga.
Langkah-langkah ini, diharapkan, dapat menjaga kestabilan ekonomi secara keseluruhan, terutama di tengah tantangan ekonomi global yang dinamis.