Kabupaten Bogor – Dedi Mulyadi, calon gubernur Jawa Barat, menunjukkan dukungannya terhadap upaya revitalisasi kawasan wisata Puncak di Kabupaten Bogor, bertujuan untuk meningkatkan daya tarik dan kualitas wilayah tersebut.
“Sebagai area yang terkenal dengan keindahan alamnya, Puncak memerlukan penataan yang baik. Investasi yang dilakukan di kawasan ini harus memperhatikan pentingnya pelestarian lingkungan,” ungkap Dedi Mulyadi dalam kunjungannya ke Cigombong, Kabupaten Bogor, pada hari Sabtu.
Dedi Mulyadi menekankan bahwa revitalisasi Puncak harus melibatkan perubahan dalam cara pandang masyarakat agar tidak mengganggu pelestarian alam. Selain itu, perlu disediakan fasilitas yang lebih baik untuk para pedagang.
“Saya telah melihat bagaimana pasar dan kios yang diberikan secara gratis sering kali tidak dikelola dengan optimal. Masalah ini tidak hanya mengenai kebersihan, tetapi juga pengelolaan yang efektif,” kata Dedi Mulyadi.
Dia menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus meningkatkan rasa tanggung jawab dalam pengelolaan aset wisata di Puncak dan melibatkan masyarakat setempat secara aktif.
“Puncak harus berkembang sebagai pusat investasi dan pariwisata, namun penduduk lokal juga harus mendapatkan peluang usaha yang nyaman dan menguntungkan. Penting untuk memperhatikan aspek pelestarian lingkungan, keindahan, dan kepuasan pengunjung,” jelasnya.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bogor tengah menjalankan program penataan kawasan Puncak, termasuk pemindahan pedagang kaki lima (PKL) ke Rest Area Gunung Mas, yang dijadwalkan pada 24 Juli.
Dalam proses ini, Pemkab Bogor telah meratakan 329 bangunan sepanjang Jalur Puncak, mencakup area dari Gantole hingga Rest Area Gunung Mas, serta area lain dari Simpang Taman Safari Indonesia ke Rest Area Gunung Mas.
Fase berikutnya dalam penertiban melibatkan pemindahan 196 PKL ke rest area, dengan fokus pada penertiban lapak-lapak di sepanjang jalur Puncak.
Pemkab Bogor berharap bahwa pemindahan ini akan memperbaiki perekonomian pedagang kaki lima. Rest Area Gunung Mas, yang dibangun di lahan seluas 7 hektare milik PT Perkebunan Nusantara sejak tahun 2020-2021, menawarkan 516 kios, dengan 100 di antaranya untuk pedagang bahan basah seperti sayur dan buah, dan 416 kios untuk pedagang barang kering seperti oleh-oleh dan camilan. Setiap kios memiliki luas 11 meter persegi.