Dewan Keamanan PBB secara bulat mengecam eskalasi kekerasan di Suriah, terutama di Provinsi Latakia dan Tartus. Pernyataan resmi yang disetujui melalui prosedur diam ini menandakan bahwa tidak ada negara anggota yang mengajukan keberatan. Dokumen tersebut dijadwalkan untuk diadopsi secara resmi dalam sidang pada Jumat pagi waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Dewan Keamanan menyoroti meningkatnya serangan yang telah menewaskan ratusan warga sipil sejak 6 Maret. Mereka mengutuk keras aksi pembantaian yang menargetkan komunitas Alawite, serta serangan terhadap infrastruktur sipil yang berpotensi memperburuk ketegangan antar kelompok di Suriah. Dewan juga menyerukan kepada otoritas sementara Suriah agar bertanggung jawab dalam menjamin keselamatan seluruh warga, tanpa memandang latar belakang suku atau agama.
Ketegangan di wilayah pesisir Suriah terus meningkat seiring bentrokan antara pasukan keamanan pemerintah dan kelompok pemberontak bersenjata. Berdasarkan data terbaru dari Observatorium HAM Suriah, jumlah korban tewas telah mencapai lebih dari 1.383 orang, dengan sebagian besar berasal dari komunitas Alawite. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di tingkat internasional terkait kemungkinan eskalasi lebih lanjut yang dapat memperburuk krisis di Suriah.
Sejumlah negara anggota PBB mendesak adanya langkah konkret untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi diplomatik guna mengakhiri kekerasan yang terus berlanjut. Namun, hingga kini belum ada langkah signifikan yang disepakati untuk menghentikan pertempuran. Masyarakat internasional berharap pernyataan Dewan Keamanan ini dapat menjadi pijakan awal menuju proses perdamaian yang lebih stabil bagi Suriah.