Kasus Pelecehan Massal Dokter Bedah Prancis: Joel Le Scouarnec Kembali Disidang

https://trimtechketoacvgummies.com

Seorang dokter bedah asal Prancis, Joel Le Scouarnec (74), kembali duduk di kursi pesakitan pada Senin, 24 Februari 2025, menghadapi tuduhan mengerikan atas pelecehan seksual terhadap 299 mantan pasiennya. Mayoritas korban adalah anak-anak yang tak berdaya. Sebelumnya, pada tahun 2020, Le Scouarnec telah dihukum dan dipenjara atas pelecehan terhadap empat anak, termasuk dua keponakannya. Kini, ia didakwa melakukan pelecehan terhadap pasien-pasiennya di 12 rumah sakit berbeda, dalam rentang waktu yang mencengangkan, 1989 hingga 2014.

Kasus ini mencuat ke permukaan setelah banyak korban mengaku mengalami pelecehan saat berada di bawah pengaruh anestesi atau selama pemeriksaan pasca-operasi. Dari jumlah korban yang sangat banyak, 256 di antaranya masih berusia di bawah 15 tahun, dengan korban termuda berusia satu tahun dan yang tertua berusia 70 tahun. Persidangan Le Scouarnec, yang menarik perhatian publik Prancis, digelar secara terbuka, namun kesaksian dari korban yang masih di bawah umur dilakukan secara tertutup untuk melindungi privasi mereka. Jika terbukti bersalah, pria berusia 74 tahun itu terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Ironisnya, Le Scouarnec tetap berpraktik selama puluhan tahun meskipun pada tahun 2005 telah divonis bersalah atas kepemilikan gambar eksploitasi seksual anak-anak. Pada tahun 2004, FBI bahkan telah memberi tahu otoritas Prancis bahwa Le Scouarnec termasuk dalam jaringan individu yang mengakses gambar pelecehan anak secara daring. Setahun setelahnya, pengadilan di Vannes menjatuhkan hukuman percobaan selama empat bulan penjara, tetapi hukuman tersebut tidak menghalangi kelanjutan kariernya. Setelah kasus tersebut, ia pindah ke Quimperle, Brittany, dan justru mendapat promosi, meskipun pihak rumah sakit mengetahui riwayat hukumnya. Le Scouarnec terus berpraktik di wilayah barat daya Prancis hingga pensiun pada tahun 2017. Kasus ini akhirnya terungkap setelah seorang gadis berusia enam tahun melaporkan bahwa ia telah menjadi korban pemerkosaan.Penyelidikan lebih lanjut mengungkap adanya buku harian milik Le Scouarnec yang memuat catatan detail mengenai aksi pelecehan yang telah ia lakukan selama bertahun-tahun. Para korban dan aktivis hak anak menilai kasus ini sebagai bukti kegagalan sistemik yang memungkinkan seorang pelaku pelecehan seksual terus berpraktik dan melakukan kejahatannya dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan ketat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *