Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, memperingatkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, kemungkinan besar akan melanggar perjanjian damai dengan Ukraina jika tidak ada jaminan keamanan yang jelas. Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan tingkat tinggi yang diadakan di Inggris, di mana para pejabat militer Barat berdiskusi mengenai strategi operasional pasca-kesepakatan damai di Ukraina. Dalam forum tertutup tersebut, lebih dari 20 negara membahas kemungkinan penempatan pasukan guna memastikan stabilitas dan keamanan di wilayah Ukraina.
Starmer menegaskan bahwa langkah-langkah pengamanan sangat diperlukan untuk mencegah Rusia melanggar perjanjian. Ia juga memperingatkan bahwa setiap pelanggaran kesepakatan oleh Moskow akan membawa konsekuensi serius, baik dari sisi politik maupun militer. Menurutnya, Inggris dan sekutunya kini mengalihkan fokus dari aspek politik menuju perencanaan militer, sehingga persiapan yang matang harus dilakukan sebelum perjanjian apa pun disepakati antara Rusia dan Ukraina. Keamanan yang kokoh akan menjadi faktor utama dalam menentukan keberlanjutan perjanjian dan mencegah konflik kembali terjadi.
Ia menyoroti bahwa sejarah telah menunjukkan bagaimana Rusia sebelumnya melanggar kesepakatan serupa. Oleh karena itu, Starmer yakin bahwa tanpa pengamanan yang ketat, perjanjian damai hanya akan menjadi dokumen tanpa kekuatan yang nyata. Ia menegaskan bahwa keberhasilan diplomasi harus disertai dengan kesiapan militer untuk memastikan perjanjian tidak dilanggar. Selain itu, koordinasi antara negara-negara pendukung Ukraina harus diperkuat agar strategi pertahanan yang diterapkan dapat berjalan efektif dan memberikan perlindungan bagi wilayah yang rentan terhadap ancaman pelanggaran kesepakatan.