Denpasar – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali mengadakan kompetisi mural dengan tema harapan masyarakat untuk calon pemimpin dalam Pilkada Serentak 2024, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi para seniman untuk menyampaikan aspirasi mereka melalui karya seni.
Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, menyampaikan, “Lomba mural ini adalah bentuk ekspresi para seniman mengenai bagaimana mereka ingin melihat masa depan Bali. Ini juga merupakan bagian dari proses demokrasi kita.”
Sebanyak 12 tim yang terdiri dari tiga anggota masing-masing, berpartisipasi dalam lomba ini, yang akan melukis harapan mereka untuk masa depan Bali di atas kanvas berukuran 3×2 meter. Kegiatan ini juga digunakan sebagai sarana sosialisasi menjelang Pilkada pada 27 November mendatang.
KPU Bali memilih seni rupa sebagai media sosialisasi, mengingat seni adalah bagian integral dari budaya Bali. Lidartawan menambahkan, “Kami memilih seni sebagai metode sosialisasi karena metode konvensional seperti ceramah sering kali dianggap membosankan. Seni menawarkan cara yang lebih menarik untuk menyampaikan aspirasi, sesuai dengan budaya Bali yang menghargai komunikasi melalui seni.”
Lomba ini akan berlangsung hingga sore hari, dan hasil karya mural tidak akan langsung dihapus, melainkan akan dipajang hingga pengundian nomor urut calon kepala daerah. Lidartawan menjelaskan, “Kami akan memamerkan mural tersebut mulai 23 September, dan ini akan memberi kesempatan bagi para kandidat untuk melihat harapan yang dituangkan oleh seniman Bali.”
Selain lomba mural, KPU Bali juga menampilkan karya kartun yang telah dikurasi, dengan total 30 karya yang dipajang di berbagai lokasi. Selama acara ini, film “Tepatilah Janji” yang diproduksi oleh KPU RI dan disutradarai oleh Garin Nugroho juga diputar untuk mengingatkan masyarakat tentang situasi politik di tanah air.
Dita Rani (18), salah satu peserta lomba mural, merasa antusias dengan adanya kegiatan yang melibatkan anak muda seperti ini. “Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran pemilih untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS), tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengasah keterampilan seni,” ungkapnya.
Dita dan timnya memilih tema tentang pemimpin yang membawa perubahan. Di muralnya, ia menggambarkan seorang pria yang berbicara dengan pengeras suara, namun mulutnya ditutup dengan coretan merah. Di sekeliling gambar tersebut, terdapat bibir-bibir yang melambangkan janji-janji manis para calon pemimpin. “Kami ingin menekankan pentingnya pemimpin yang tidak hanya berbicara, tetapi juga menepati janjinya,” tambah Dita.