Liga Malaysia Hadapi Tantangan Serius: Penurunan Drastis Jumlah Penonton di Stadion
Liga Malaysia saat ini tengah mengalami tantangan besar terkait merosotnya jumlah penonton yang hadir langsung di stadion untuk menyaksikan pertandingan Malaysia Super League (MSL). Tren ini terlihat dalam beberapa laga terakhir, bahkan saat tim-tim besar berlaga. Misalnya, pertandingan antara Penang dan Selangor hanya menarik 2.198 penonton, meskipun Selangor dikenal memiliki basis pendukung yang kuat, baik di kandang maupun tandang. Beberapa laga lainnya, seperti Terengganu vs JDT (2.046 penonton), Perak vs KDN (1.106 penonton), Sri Pahang vs KL City (956 penonton), dan Negeri Sembilan vs Sabah (537 penonton), juga mencatatkan angka yang rendah.
Pengamat sepak bola Malaysia, Aidil Azlan, mengungkapkan bahwa jumlah rata-rata penonton hanya berkisar 6.000 orang, meskipun sebagian besar pertandingan digelar pada akhir pekan. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Salah satu penyebab yang diduga memicu turunnya minat penonton adalah dominasi Johor Darul Ta’zim (JDT) di kompetisi Liga Super Malaysia. Meskipun JDT merupakan tim juara bertahan yang selalu tampil dominan, kehadiran mereka di liga tidak serta-merta meningkatkan jumlah penonton di stadion. Bahkan saat bertindak sebagai tim tamu, antusiasme suporter tim tuan rumah untuk hadir langsung di stadion tetap rendah.
“Liga ini seperti kehilangan daya tariknya,” ujar Aidil Azlan dalam unggahan di media sosialnya. “Minimnya jumlah penonton dalam laga-laga Liga Super Malaysia kini bukan lagi sesuatu yang mengejutkan.”
CEO PDRM, Hafiz Zainal Abidin, turut menyuarakan keprihatinannya. Ia menekankan bahwa meskipun tim-tim kecil sudah terbiasa bermain di depan jumlah penonton yang sedikit, tetapi jika pertandingan tim besar juga sepi penonton, maka ini menjadi indikasi adanya masalah serius dalam kompetisi.
Di sisi lain, pemilik JDT, Tunku Ismail Idris, memberikan pandangannya terkait kondisi Liga Malaysia saat ini. Ia menyoroti beberapa faktor yang berkontribusi terhadap merosotnya daya tarik liga, seperti fasilitas stadion yang kurang memadai dan pengelolaan klub yang tidak optimal. Ia juga menekankan pentingnya penerapan financial fair play serta independensi badan pengawas wasit untuk memperbaiki sistem kompetisi.
Dengan situasi seperti ini, Liga Malaysia dihadapkan pada tugas berat untuk mengembalikan minat penonton serta menjaga keberlanjutan liga agar tetap kompetitif. Menurut Anda, apakah solusi yang diajukan para pemangku kepentingan mampu mengatasi permasalahan ini?