Ketua DPP Bidang Luar Negeri PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, menyampaikan gagasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengenai pentingnya digelar Konferensi Asia Afrika (KAA) Jilid II. Gagasan ini ditujukan untuk membahas nasib bangsa-bangsa yang belum merdeka, terutama Palestina, serta menanggapi kondisi geopolitik dunia saat ini. Basarah menyampaikan hal ini dalam sambutannya pada diskusi “Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global” di Jakarta, Sabtu lalu.
Megawati menilai perlunya evaluasi terhadap perjalanan KAA selama 70 tahun terakhir. Dalam konteks tersebut, KAA Jilid II diharapkan dapat menghasilkan keputusan monumental yang merevitalisasi semangat Dasasila Bandung, yaitu sepuluh prinsip dasar dari KAA 1955 yang menekankan perdamaian, kedaulatan, dan kerja sama antarbangsa. Menurut Basarah, Megawati ingin agar konferensi ini tidak sekadar menjadi momen nostalgia, tetapi menjadi forum aktual untuk menyatukan suara negara-negara di Global Selatan.
Ia juga menegaskan bahwa ide ini sejalan dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif serta memperkuat posisi moral Indonesia di panggung internasional. Palestina disebut sebagai simbol bahwa kolonialisme belum sepenuhnya berakhir. Maka dari itu, KAA Jilid II diharapkan dapat menjadi ruang strategis untuk memperjuangkan keadilan global, mengatasi ketimpangan ekonomi, dan menentang eksploitasi sumber daya.
Diskusi ini diselenggarakan oleh Badan Sejarah Indonesia PDIP sebagai peringatan 70 tahun KAA, menghadirkan sejarawan, diplomat, dan akademisi dalam dua panel dan satu kuliah umum yang menggali peran Indonesia dalam diplomasi Asia-Afrika.