Kronologi Tumbangnya Rezim Presiden Bashar Al Assad di Suriah

Pada Minggu, 8 Desember 2024, terjadi momen monumental dalam sejarah Suriah, ketika pasukan oposisi berhasil merebut ibu kota Damaskus, yang menyebabkan runtuhnya rezim otoriter Presiden Bashar Al-Assad. Kejatuhan ini terjadi dengan sangat cepat, hanya dalam waktu kurang dari dua minggu sejak pasukan pemberontak mulai menggempur pusat pemerintahan di Damaskus.

Kemenangan ini merupakan klimaks dari konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade, yang melibatkan pasukan pemberontak dari berbagai kelompok dan dukungan kuat dari kekuatan internasional, terutama Rusia dan Iran yang secara militer mendukung rezim Assad.

Kepungan Pasukan Pemberontak dan Kepergian Bashar Al-Assad

Rezim Bashar Al-Assad, yang dikenal dengan kebijakan represifnya terhadap rakyatnya, terutama dalam menghadapi protes dan pemberontakan yang dimulai pada 2011, akhirnya tak mampu bertahan terhadap tekanan besar dari pasukan oposisi. Sejak awal perang saudara, Assad terlibat dalam tindakan brutal, termasuk penggunaan senjata kimia terhadap warganya sendiri, yang menambah intensitas konflik.

Setelah pasukan pemberontak semakin mendekati Damaskus, Assad dilaporkan melarikan diri ke Rusia pada Minggu malam. Beberapa pejabat Iran dan media pemerintah Rusia, seperti TASS, mengonfirmasi bahwa Assad, bersama keluarganya, telah mendapatkan suaka politik di Rusia. Kepergian Assad menandakan berakhirnya salah satu rezim paling otoriter dan kontroversial di Timur Tengah.

Kronologi Jatuhnya Rezim Assad: 14 Tahun Perang Saudara Suriah

Keputusan Assad untuk melarikan diri tidak terjadi secara tiba-tiba. Itu adalah puncak dari pemberontakan yang telah berlangsung selama hampir 14 tahun. Konflik ini telah mengorbankan ratusan ribu nyawa dan menyebabkan lebih dari separuh populasi Suriah terpaksa meninggalkan rumah mereka. Perang saudara Suriah ini bukan hanya perang domestik, tetapi juga menarik perhatian kekuatan internasional, yang mempengaruhi situasi politik di kawasan tersebut.

Lebih dari 500.000 orang diperkirakan telah meninggal akibat konflik ini, sementara sekitar 6,8 juta orang terpaksa mengungsi ke luar negeri. Banyak dari mereka mencari perlindungan di negara-negara Eropa, yang kemudian memicu gelombang protes dan gerakan sayap kanan anti-imigran di seluruh benua.

Tahun-Tahun Kritis dalam Perjalanan Runtuhnya Rezim Assad

  • 2011: Awal dari Pemberontakan dan Tanggapan Rezim Assad Protes pertama yang mengguncang Suriah dimulai pada 2011, ketika rakyat menuntut perubahan dan reformasi dari pemerintah yang dipimpin oleh Bashar Al-Assad. Protes ini dengan cepat meluas ke seluruh negeri, dan sebagai respons, pasukan keamanan Assad melakukan penangkapan dan penembakan terhadap para demonstran. Beberapa kelompok pengunjuk rasa mulai mengangkat senjata, dan dalam waktu singkat, pemberontakan berubah menjadi perang saudara yang semakin sengit. Pemberontakan ini mendapatkan dukungan dari negara-negara Barat, negara-negara Arab, dan Turki.
  • 2012: Kemunculan Al-Qaeda dan Front Nusra Pada 2012, kelompok militan Al-Qaeda mendirikan afiliasi mereka di Suriah, yang dikenal sebagai Front Nusra. Kelompok ini mulai terlibat dalam operasi-operasi teroris, termasuk pengeboman besar-besaran di Damaskus, yang semakin memperburuk situasi. Front Nusra secara cepat memperoleh kekuasaan di berbagai wilayah Suriah dan mulai mengalahkan kelompok-kelompok dengan ideologi nasionalis.

Dampak Jangka Panjang: Suriah dan Dunia Internasional

Kehancuran yang terjadi di Suriah bukan hanya menyisakan luka bagi rakyatnya, tetapi juga memengaruhi politik internasional. Kehadiran kekuatan asing seperti Rusia dan Iran, serta dukungan dari negara-negara Barat, memperumit upaya perdamaian. Pengungsi Suriah yang melarikan diri ke Eropa menciptakan dampak sosial dan politik besar, yang turut mengubah peta politik di banyak negara Eropa, dengan tumbuhnya gerakan-gerakan anti-imigran yang berusaha membatasi masuknya pengungsi.

Kesimpulan: Perubahan Besar untuk Suriah dan Masa Depan yang Tak Pasti

Jatuhnya rezim Bashar Al-Assad menandakan berakhirnya salah satu fase paling kelam dalam sejarah Suriah. Namun, meskipun pemerintahan Assad telah runtuh, tantangan besar tetap menanti. Suriah kini harus menghadapi masa depan yang tidak pasti, dengan banyaknya kelompok yang saling bersaing untuk menguasai wilayah yang telah hancur dan terpecah. Dalam konteks ini, penting bagi komunitas internasional untuk berperan dalam membantu memulihkan negara ini.

Di sisi lain, bagi warga Suriah yang telah kehilangan segalanya, harapan akan kehidupan yang lebih baik dan damai tetap ada, meskipun perjalanan menuju rekonsiliasi dan stabilitas akan sangat sulit dan panjang.

Presiden Afrika Selatan: Agresi Israel Terhadap Gaza Tidak Bisa Dibiarkan Berlanjut

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, kembali menegaskan bahwa serangan militer Israel terhadap Gaza dan Palestina adalah tindakan yang tidak manusiawi dan harus dihentikan segera. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato resmi pada sebuah konferensi internasional yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Senin (09/12).

Ramaphosa mengutuk keras serangan Israel yang telah menggempur Gaza sejak Oktober 2024, yang mengakibatkan ribuan korban jiwa di kalangan warga sipil dan puluhan ribu orang lainnya terluka. “Kekerasan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Dunia harus bersatu untuk menekan Israel agar segera menghentikan agresinya yang tidak berperikemanusiaan terhadap rakyat Palestina,” ujar Ramaphosa.

Afrika Selatan, yang dikenal dengan sejarah perjuangannya melawan apartheid, selama ini selalu mendukung hak-hak rakyat Palestina dan mengecam kebijakan Israel yang dianggap sebagai bentuk penjajahan. Ramaphosa juga menekankan bahwa negara-negara di seluruh dunia, terutama di Afrika, perlu lebih aktif mendesak perdamaian di kawasan Timur Tengah.

Pernyataan ini juga sejalan dengan upaya Afrika Selatan yang terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza serta menyerukan adanya sanksi internasional terhadap Israel.

Dalam pidatonya, Ramaphosa juga mengimbau masyarakat internasional untuk memberikan tekanan pada Israel agar segera duduk bersama Palestina dalam perundingan yang bertujuan mencapai perdamaian yang adil dan abadi.

Sementara itu, beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, masih terpecah dalam respons mereka terhadap konflik ini, namun aksi solidaritas terhadap Gaza terus digelar di berbagai penjuru dunia.

Jadon Sancho Bongkar Kelemahan ‘Angeball’ Usai Kemenangan Chelsea atas Tottenham

Jakarta – Chelsea sukses mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 4-3 dalam laga penuh drama di London pada Minggu (8/12/2024). Meski sempat tertinggal dua gol lebih dulu, tim tamu berhasil membalikkan keadaan dan meraih kemenangan berkat empat gol yang tercipta.

Jadon Sancho, salah satu bintang Chelsea dalam pertandingan tersebut, mengungkapkan kunci kemenangan timnya. Menurut Sancho, kemenangan ini bukan kebetulan, melainkan hasil persiapan matang yang dilakukan oleh pelatih Chelsea, Enzo Maresca. Maresca telah mengantisipasi gaya bermain khas Tottenham yang dikenal dengan istilah ‘Angeball’, yang mengacu pada filosofi permainan yang diterapkan oleh pelatih Tottenham, Ange Postecoglou.

Sancho menjelaskan bahwa Chelsea sudah mengetahui kelemahan dalam strategi Tottenham dan fokus pada cara untuk menembus pertahanan lawan. “Kami tahu bisa menghantam mereka jika kami berhasil menyusup di antara garis pertahanan mereka dan mengatasi tekanan tinggi yang mereka terapkan,” kata Sancho. Pelatih Maresca menekankan pentingnya permainan lebar di sayap untuk menciptakan peluang satu lawan satu dan situasi dua lawan satu yang memudahkan serangan.

Keputusan strategis tersebut terbukti efektif, dengan Chelsea berhasil mencetak empat gol yang mengubah jalannya pertandingan. Kemenangan ini membawa Chelsea ke posisi kedua klasemen Liga Inggris, hanya tertinggal dari Liverpool yang memimpin puncak klasemen. Sebaliknya, Tottenham kini berada di posisi ke-11 setelah hanya meraih satu poin dari tiga laga terakhirnya di Premier League, dengan hanya satu kemenangan dari lima pertandingan terakhir.

Dengan kemenangan ini, Chelsea semakin menunjukkan ketajaman mereka di bawah arahan Maresca, sementara Tottenham harus segera memperbaiki performa mereka agar bisa kembali bersaing di papan atas.

Presiden Afrika Selatan Sebut Perang Biadab Penjajah Israel Terhadap Rakyat Gaza Harus Diakhiri Segera

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, kembali menegaskan bahwa agresi militer Israel terhadap Palestina, khususnya Gaza, merupakan tindakan biadab yang harus segera dihentikan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato resmi pada konferensi internasional yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Senin (09/12).

Ramaphosa mengecam keras serangan Israel yang terus menggempur wilayah Gaza sejak Oktober 2024, yang telah menewaskan ribuan warga sipil dan melukai puluhan ribu lainnya. “Kekerasan ini tidak bisa dibiarkan terus berlangsung. Dunia harus bersatu dan mendesak Israel untuk menghentikan agresinya yang tidak berperikemanusiaan terhadap rakyat Palestina,” kata Ramaphosa.

Afrika Selatan, yang dikenal sebagai negara dengan sejarah perjuangan melawan apartheid, telah lama mendukung hak-hak Palestina dan mengutuk kebijakan Israel yang dianggap sebagai bentuk penjajahan. Ramaphosa menambahkan bahwa negara-negara di dunia, terutama di Afrika, harus lebih aktif dalam mengadvokasi perdamaian di Timur Tengah.

Pernyataan ini juga sejalan dengan langkah Afrika Selatan yang terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza serta menyerukan sanksi internasional terhadap Israel. “Keberpihakan pada Palestina adalah keberpihakan terhadap keadilan dan hak asasi manusia,” tambahnya.

Dalam pidatonya, Ramaphosa juga menyerukan masyarakat internasional untuk menekan Israel agar segera duduk dalam meja perundingan dengan Palestina demi tercapainya perdamaian yang adil dan langgeng.

Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, masih terpecah dalam menanggapi konflik ini, sementara aksi solidaritas untuk Gaza terus bergulir di berbagai belahan dunia.

Jepang Catatkan Rekor Suhu Musim Gugur Tertinggi dalam 126 Tahun

Tokyo, Jepang – Negara ini baru-baru ini mencatatkan suhu musim gugur yang tertinggi sepanjang sejarah. Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Meteorologi Jepang (JMA), suhu rata-rata pada musim gugur tahun ini lebih tinggi daripada musim gugur sebelumnya dalam lebih dari seratus tahun. Pencapaian ini menambah daftar panjang peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia akibat dampak perubahan iklim.

Analisis yang dilakukan oleh JMA menunjukkan bahwa suhu musim gugur 2024 di Jepang lebih tinggi 1,2 derajat Celsius dibandingkan dengan rata-rata suhu pada periode yang sama dalam 30 tahun terakhir. Rekor suhu ini bahkan mengalahkan musim gugur tahun 1898, yang sebelumnya diakui sebagai yang terpanas dalam sejarah Jepang. Selain itu, perubahan suhu ini juga menyebabkan berkurangnya curah hujan dan memengaruhi berbagai ekosistem serta pola pertanian di beberapa wilayah.

Perubahan suhu yang tidak biasa ini memberikan dampak besar terhadap keseimbangan ekosistem Jepang. Beberapa tanaman dan hewan yang biasanya menunjukkan perubahan siklus musiman, seperti daun yang berubah warna, mengalami keterlambatan atau bahkan gagal beradaptasi. Sektor pertanian juga turut terdampak, dengan penurunan hasil pada beberapa komoditas penting seperti padi dan sayuran, yang tidak dapat tumbuh optimal akibat cuaca ekstrem yang lebih lama dari biasanya.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengonfirmasi bahwa kejadian cuaca ekstrem ini merupakan salah satu bukti nyata dari perubahan iklim global. Para ilmuwan memperingatkan bahwa peningkatan suhu yang signifikan dapat memicu fenomena cuaca ekstrem lainnya, seperti gelombang panas dan kekeringan yang lebih sering terjadi di masa depan. Jepang, bersama dengan negara-negara lain, kini dihadapkan pada tantangan besar dalam beradaptasi dengan perubahan cuaca yang semakin tak terduga.

Rekor suhu tinggi yang tercatat pada musim gugur ini semakin menegaskan pentingnya upaya mitigasi perubahan iklim. Pemerintah Jepang, serta negara-negara lain, diharapkan dapat segera mengambil tindakan nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan berinvestasi dalam solusi energi terbarukan. Tanpa langkah-langkah tersebut, dampak perubahan cuaca yang semakin ekstrem bisa memberikan konsekuensi yang lebih luas di masa mendatang.

PAW Anggota DPR Dinilai Merusak Demokrasi: Analisis dan Implikasinya

Jakarta – Pergantian Antar-Waktu (PAW) anggota DPR RI yang maju dalam Pilkada atau ditunjuk sebagai pejabat negara dinilai merusak prinsip demokrasi. Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai fenomena ini mencerminkan lemahnya konsistensi partai politik dalam menjaga integritas lembaga legislatif.

Peneliti Formappi, Lucius Karus, mengungkapkan bahwa sebanyak 45 anggota DPR RI periode 2024–2029 telah mengalami PAW. Dari jumlah tersebut, sebagian besar mundur untuk mengikuti Pilkada 2024 atau menerima posisi di kabinet pemerintahan yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.

“Partai politik terlihat tidak konsisten. Mereka mendorong kader yang seharusnya fokus sebagai legislatif justru dialihkan menjadi eksekutif. Padahal, tugas masing-masing seharusnya dipisahkan secara jelas,” kata Lucius dalam konferensi pers di kantor Formappi, Jakarta, Minggu (8/12/2024).

Distribusi PAW Berdasarkan Fraksi

Menurut data yang dihimpun Formappi, 45 anggota DPR RI yang mengalami PAW berasal dari berbagai fraksi, dengan rincian sebagai berikut:

  • 10 orang dari Fraksi Golkar
  • 9 orang dari Fraksi PDI Perjuangan
  • 9 orang dari Fraksi Gerindra
  • 6 orang dari Fraksi NasDem
  • 6 orang dari Fraksi PKB
  • 4 orang dari Fraksi Demokrat
  • 1 orang dari Fraksi PKS

Dari jumlah tersebut, 27 anggota mengundurkan diri untuk maju dalam Pilkada 2024, 8 anggota menerima jabatan sebagai menteri, wakil menteri, atau pejabat negara lainnya, sementara 6 anggota mundur karena alasan pribadi. Selain itu, 3 anggota meninggal dunia.

Implikasi PAW terhadap Demokrasi

Lucius menyoroti bahwa fenomena PAW ini menunjukkan posisi sebagai legislator tidak lagi menjadi prioritas utama bagi beberapa anggota. DPR seringkali hanya dipandang sebagai batu loncatan menuju jabatan lain di eksekutif.

“Fenomena ini mencederai kepercayaan rakyat. Pilihan rakyat dalam pemilu menjadi terabaikan karena kader favorit partai menggantikan posisi yang seharusnya diisi oleh orang-orang yang terpilih secara langsung,” tegasnya.

Formappi juga menilai bahwa PAW yang masif ini mendegradasi posisi DPR sebagai lembaga legislatif yang seharusnya setara dengan eksekutif.

Kritik terhadap Partai Politik

Lucius menekankan perlunya partai politik untuk memiliki strategi yang jelas dalam menempatkan kader mereka. “Partai harus memastikan bahwa kader yang ditempatkan di legislatif benar-benar serius menjalankan tugasnya. Jangan sampai PAW hanya menjadi alat politik yang merugikan rakyat,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa praktik PAW ini menyerupai sistem pemilu tertutup, di mana partai memiliki kendali penuh untuk mengganti anggota legislatif tanpa melibatkan rakyat secara langsung.

Rekomendasi untuk Perbaikan Sistem

Untuk mengatasi masalah ini, Formappi mengusulkan beberapa langkah:

  1. Penguatan Regulasi PAW: Membatasi alasan PAW untuk menjaga stabilitas keanggotaan DPR RI.
  2. Transparansi Partai: Partai politik harus lebih terbuka dalam menentukan kader yang akan maju di legislatif maupun eksekutif.
  3. Pendidikan Politik: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya integritas legislatif dalam sistem demokrasi.

Fenomena PAW yang terjadi saat ini menjadi tantangan besar bagi sistem demokrasi Indonesia. Diperlukan langkah konkret untuk memastikan bahwa suara rakyat tetap menjadi prioritas utama dalam proses pemilu dan keanggotaan legislatif.

Amerika Umumkan Bantuan Militer Baru Hampir $1 Miliar untuk Ukraina

Paket tersebut mencakup pesawat nirawak (drone), amunisi untuk peluncur roket HIMARS presisi, dan peralatan serta suku cadang untuk sistem artileri, tank, dan kendaraan lapis baja.

Pada Sabtu (7/12), Amerika Serikat mengumumkan paket bantuan keamanan terbaru untuk Ukraina dengan total nilai $988 juta (sekitar Rp15,67 triliun). Paket ini diluncurkan menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada Januari 2025, di saat Amerika berusaha memberikan dukungan maksimal kepada Kyiv sebelum perubahan kepemimpinan terjadi.

Dengan kemenangan Trump pada pemilihan umum November lalu, nasib bantuan luar negeri Amerika kepada Ukraina di masa mendatang menjadi semakin tidak pasti. Mengingat waktu yang terbatas, Amerika berupaya mencairkan miliaran dolar dana bantuan yang sudah disahkan sebelum Trump resmi dilantik bulan depan.

Isi Paket Bantuan Keamanan AS untuk Ukraina

Paket bantuan yang diumumkan oleh Pentagon mencakup sejumlah peralatan militer canggih. Ini termasuk pesawat nirawak (drone), amunisi untuk peluncur roket HIMARS presisi, serta peralatan dan suku cadang untuk sistem artileri, tank, dan kendaraan lapis baja. Meskipun demikian, peralatan ini akan diperoleh melalui Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina, yang berarti perangkat militer tersebut diambil dari industri pertahanan atau mitra internasional, bukan dari persediaan militer Amerika. Sebagai akibatnya, peralatan tersebut tidak akan langsung tersedia di medan perang.

Pertemuan Trump dan Presiden Zelenskyy: Kekhawatiran Ukraina

Pada saat yang sama, pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Donald Trump yang berlangsung di Paris pada Sabtu (7/12) menjadi sorotan penting. Dalam pertemuan tersebut, Zelenskyy menegaskan bahwa solusi untuk perang dengan Rusia haruslah “adil” dan mencakup “jaminan keamanan yang kuat untuk Ukraina.” Keprihatinan ini muncul karena ada ketakutan bahwa Trump mungkin akan mendorong Ukraina untuk membuat konsesi kepada Rusia dalam upaya mengakhiri konflik.

Bantuan Keamanan Sebelum Perubahan Kepemimpinan

Bantuan keamanan terbaru ini datang hanya beberapa hari setelah paket bantuan senilai $725 juta diumumkan pada Senin sebelumnya. Paket tersebut termasuk ranjau darat tahap kedua serta senjata anti-udara dan anti-tank yang sangat dibutuhkan di garis depan. Pemerintahan Presiden Joe Biden terus berusaha memberikan sebanyak mungkin dukungan kepada Ukraina sebelum masa jabatannya berakhir dan Trump mulai mengambil alih kepemimpinan.

Trump dan Kritik Terhadap Bantuan Ke Ukraina

Trump telah lama mengkritik kebijakan bantuan Amerika kepada Ukraina. Ia sering mengklaim bahwa dia dapat memfasilitasi gencatan senjata dalam waktu singkat jika terpilih kembali. Pernyataan ini memicu kekhawatiran di Kyiv dan Eropa mengenai kelanjutan dukungan militer dari Amerika Serikat. Tanpa bantuan lebih lanjut dari Washington, masa depan Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia akan menjadi semakin sulit.

Tujuan Pemerintahan Biden: Menempatkan Ukraina dalam Posisi Kuat

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, menyatakan pada Sabtu bahwa misi utama pemerintah Biden adalah memastikan bahwa Ukraina berada dalam posisi sekuat mungkin, baik di medan perang maupun di meja perundingan. Pada masa-masa terakhir pemerintahan Biden, tujuan utama adalah memberikan “bantuan besar-besaran” dan meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia untuk mempercepat penyelesaian konflik.

Megawati Catat Rekor Sejarah, Tembus 1.000 Poin di Liga Voli Korea

Megawati Hangestri Pertiwi, bintang bola voli Indonesia, baru saja mencatatkan prestasi luar biasa di Liga Voli Korea. Pada Sabtu (7/12), dalam pertandingan pertama putaran ketiga musim ini, Red Sparks mengalahkan Hi Pass dengan skor 3-1 (25-22, 25-27, 25-19, 25-20). Dalam laga tersebut, Megawati berhasil mencetak 25 poin, yang membuatnya menambah torehan luar biasa dalam kariernya di Liga Voli Korea.

Dengan tambahan 25 poin dalam pertandingan ini, Megawati kini mencatatkan total 1.076 poin di Liga Voli Korea. Prestasi ini mengukuhkan namanya sebagai salah satu pemain terbaik, mencapai milestone penting sebagai pemain ke-70 yang berhasil mencetak 1.000 poin di divisi putri Liga Voli Korea. Menariknya, Megawati mencapai angka ini hanya dalam waktu kurang dari dua musim, sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat kedatangannya ke liga tersebut pada musim 2023/2024.

Pada musim pertama di Korea, Megawati mencetak total 797 poin, dengan 736 poin di babak reguler dan 61 poin di babak playoff semifinal. Berkat penampilannya yang konsisten, dia kini berada di posisi ketiga dalam daftar top skor Liga Voli Korea dengan total 274 poin musim ini, hanya tertinggal dari Viktoriia Danchak (343 poin) dan rekannya di Red Sparks, Vanja Bukilic (279 poin).

Keberhasilan Megawati mencapai 1.000 poin ini juga terasa lebih spesial karena bertepatan dengan kemenangan ketiga berturut-turut bagi Red Sparks. Kemenangan ini tidak hanya menambah koleksi poin mereka, tetapi juga membawa Red Sparks lebih dekat dengan posisi puncak klasemen. Dengan 21 poin, Red Sparks kini hanya tertinggal satu angka dari IBK Altos yang memimpin klasemen.

Torehan ini tidak hanya membanggakan Megawati pribadi, tetapi juga menjadi bukti kemajuan pesatnya di kancah internasional. Sebagai pemain yang dikenal dengan julukan “Megatron”, Megawati telah membuktikan diri sebagai salah satu pemain voli terbaik Indonesia, yang mampu bersaing di level tertinggi dunia.

Keberhasilan ini semakin menguatkan posisi Megawati sebagai simbol kebanggaan olahraga Indonesia, serta memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang dan menggapai cita-cita mereka dalam dunia olahraga.

Barcelona Gagal Raih Poin Penuh Usai Ditahan Imbang Klub Real Betis 2-2

Barcelona — Barcelona gagal meraih kemenangan penuh setelah ditahan imbang 2-2 oleh Real Betis dalam lanjutan La Liga di Camp Nou pada Sabtu malam. Meskipun sempat unggul dua kali, Barcelona tidak mampu mempertahankan keunggulan mereka hingga akhir pertandingan. Hasil imbang ini tentu menjadi pukulan bagi skuad asuhan Hansi Flick, yang berharap dapat terus mendekatkan diri pada puncak klasemen.

Barcelona membuka keunggulan pada menit ke-18 lewat gol indah dari Robert Lewandowski yang memanfaatkan umpan silang dari Alejandro Balde. Namun, Real Betis segera membalas dengan gol penyama kedudukan yang dicetak oleh Nabil Fekir pada menit ke-35, memanfaatkan kelengahan lini belakang Barcelona. Setelah itu, Barcelona kembali memimpin berkat gol kedua Lewandowski pada menit ke-58, namun Betis tidak menyerah dan mencetak gol penyama pada menit ke-72 lewat sepakan Manuel Pellegrini.

Meskipun tampil dominan di lini serang, Barcelona kembali dihadapkan pada masalah di lini pertahanan. Kedua gol yang tercipta untuk Real Betis berasal dari kesalahan komunikasi dan pengawalan yang longgar dari pemain bertahan Barcelona. Ini menjadi kekhawatiran besar bagi pelatih Hansi Flick, yang masih berusaha menemukan solusi untuk memperbaiki soliditas tim di lini belakang.

Dengan hasil imbang ini, Barcelona harus puas berada di posisi kedua klasemen sementara La Liga, meskipun mereka sempat memiliki peluang untuk memangkas jarak dengan pemuncak klasemen. Poin yang hilang ini memberi ruang bagi rival-rival mereka, termasuk Real Madrid dan Atletico Madrid, untuk semakin mendekatkan diri dalam perburuan gelar juara liga.

Kegagalan meraih poin penuh ini tentunya akan menjadi bahan evaluasi bagi Barcelona, terutama dalam hal penguatan lini pertahanan. Dengan tantangan berat yang akan datang, Hansi Flick dan tim harus segera bangkit dan meningkatkan performa mereka jika ingin tetap bersaing di papan atas La Liga.

WHO: Butuh Waktu Bertahun-tahun untuk Tangani Evakuasi Medis di Gaza

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza. Dari 12.000 pasien yang memerlukan evakuasi medis mendesak, hanya 78 pasien yang baru diizinkan keluar, termasuk di antaranya 2.500 anak-anak.

Laju Evakuasi yang Sangat Lambat

Menurut Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza, dengan kecepatan evakuasi saat ini, proses pengosongan backlog bisa memakan waktu hingga 10 tahun.

“Kecepatan evakuasi saat ini sangat mengkhawatirkan dan jauh dari memadai untuk menangani krisis ini,” ujarnya.

UNICEF melaporkan bahwa sejumlah anak telah meninggal dunia saat menunggu izin evakuasi yang tak kunjung datang.

Sejak awal konflik pada 7 Oktober 2023, lebih dari 5.230 pasien berhasil dievakuasi. Namun, jumlah ini menurun tajam sejak penutupan perbatasan Rafah menuju Mesir pada Mei 2024. Dalam beberapa bulan terakhir, hanya 342 pasien yang dievakuasi, dengan rata-rata kurang dari dua orang per hari.

Hambatan Evakuasi Pasien

Kelambatan evakuasi juga diwarnai dengan tudingan praktik pengambilan keputusan yang dianggap tidak transparan oleh Médecins Sans Frontières (MSF).

Moeen Mahmood, direktur MSF di Yordania, menyatakan bahwa permohonan evakuasi sering ditolak tanpa alasan yang jelas.

“Keputusan ini tampaknya tidak berdasarkan logika atau kriteria yang jelas,” katanya.

Militer Israel beralasan bahwa penolakan evakuasi dilakukan setelah pemeriksaan keamanan yang ketat. Jika ditemukan hubungan pasien atau pendamping dengan aktivitas terorisme, permohonan evakuasi akan langsung ditolak.

  • Pada Agustus 2024, MSF mengajukan permohonan evakuasi untuk 32 anak dan pendamping mereka, tetapi hanya enam yang mendapatkan persetujuan.
  • Pada November, MSF kembali meminta evakuasi untuk delapan pasien, termasuk seorang anak berusia dua tahun yang kehilangan kedua kakinya. Hanya lima pasien yang diizinkan keluar, tanpa pengasuh mereka.

Serangan terhadap Fasilitas Kesehatan

Selain hambatan evakuasi, situasi semakin diperburuk dengan serangan terhadap fasilitas medis. Pada 6 Desember 2024, Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih beroperasi, menjadi sasaran serangan militer.

“Serangan ini terjadi tanpa peringatan resmi, hanya rumor yang menyebabkan kepanikan besar di kalangan warga,” ungkap Rik Peeperkorn.

Serangan tersebut mengakibatkan korban jiwa yang signifikan, termasuk empat staf rumah sakit. Direktur rumah sakit, Hussam Abu Safia, melaporkan bahwa insiden ini menambah penderitaan warga yang sudah berada dalam kondisi kritis.

Korban Konflik yang Terus Bertambah

Sejak konflik dimulai pada Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat setidaknya:

  • 44.612 warga tewas, termasuk banyak wanita dan anak-anak.
  • 104.834 orang terluka, sebagian besar membutuhkan perawatan medis segera.

WHO dan organisasi internasional lainnya terus mendesak semua pihak untuk memberikan perlindungan bagi warga sipil dan memastikan akses medis yang cepat serta aman.

Solusi Mendesak untuk Mengatasi Krisis Gaza

Krisis kemanusiaan di Gaza menunjukkan pentingnya upaya global untuk:

  1. Mempercepat proses evakuasi medis, terutama bagi pasien anak-anak dan mereka yang berada dalam kondisi kritis.
  2. Menghentikan serangan terhadap fasilitas medis dan menjamin keselamatan tenaga kesehatan.
  3. Membuka akses kemanusiaan tanpa hambatan politik atau militer, untuk memastikan bantuan medis dan kebutuhan dasar warga dapat terpenuhi.