Jakarta – Paus Fransiskus mengungkapkan kritik tajam terhadap dua calon presiden AS, Donald Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat, dalam pernyataannya pada Jumat lalu.
Menurut Paus, kebijakan Trump yang berencana mendeportasi jutaan imigran, serta sikap Harris yang mendukung hak aborsi, keduanya dianggap sebagai bentuk pelanggaran berat.
Dalam konferensi pers setelah kunjungannya ke Singapura, Paus Fransiskus menyatakan bahwa menolak imigran merupakan dosa “serius”, sedangkan aborsi dipandang sebagai “pembunuhan”.
Paus Fransiskus menekankan kepada umat Katolik di Amerika Serikat untuk memilih dengan bijaksana dalam pemilihan mendatang pada November, meskipun ia tidak memberikan arahan spesifik tentang calon mana yang lebih baik.
Saat berbicara dengan wartawan setelah tur panjangnya di Asia Tenggara dan Oseania, Paus tidak menyebutkan nama Trump dan Harris secara langsung, tetapi merujuk pada kebijakan mereka serta posisi mereka mengenai imigrasi dan aborsi.
Meskipun memberikan kritik, Paus mengingatkan pentingnya memberikan suara dalam pemilihan. “Tidak memberikan suara itu salah. Anda harus berpartisipasi,” kata Paus.
“Anda harus memilih yang lebih baik. Apakah itu wanita atau pria, saya tidak tahu. Setiap individu harus mempertimbangkan dan melakukan yang terbaik menurut hati nuraninya,” tambah Paus. Umat Katolik di AS, yang jumlahnya sekitar 52 juta, sering dianggap sebagai kelompok pemilih yang krusial.
Paus Fransiskus menganggap kebijakan dari kedua kandidat bertentangan dengan prinsip-prinsip kehidupan. Baik Trump yang ingin mengusir imigran maupun Harris yang mendukung hak aborsi, dinilai melawan nilai-nilai kehidupan.
Trump berkomitmen untuk memperketat kebijakan imigrasi dan mendeportasi jutaan imigran ilegal jika terpilih kembali. Ia juga mendukung pembangunan kamp penahanan untuk imigran tanpa dokumen.
Di sisi lain, Harris berencana untuk mendukung undang-undang yang memulihkan perlindungan hak aborsi yang dibatalkan oleh Mahkamah Agung pada tahun 2022.
Paus menegaskan bahwa imigrasi adalah hak yang fundamental, merujuk pada ajaran Alkitab yang menggarisbawahi perlunya perhatian terhadap anak yatim, janda, dan orang asing. “Menolak imigran adalah dosa besar,” ujar Paus.
Paus juga menyebutkan bahwa aborsi adalah tindakan membunuh dan tidak ada alasan yang dapat membenarkannya. “Ini adalah pembunuhan. Kita harus berbicara tentang hal ini dengan jelas tanpa adanya pembenaran,” tegas Paus Fransiskus.