Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki fase yang semakin memanas, dengan tanggal 19 Desember 2024 menandai hari ke-1.030 dari konflik yang tak kunjung reda. Pada hari itu, dua peristiwa besar terjadi: serangan rudal Rusia yang menewaskan tiga warga sipil di wilayah Kharkiv, dan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyatakan siap untuk berunding kapan saja dengan Presiden terpilih AS, Donald Trump.
Putin Siap Berunding dengan Trump
Dalam konferensi pers pada Kamis (19/12), Putin menyampaikan kesiapan Rusia untuk berdialog dengan Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengenai situasi Ukraina. Putin mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki jadwal pasti mengenai pertemuan dengan Trump, namun ia akan menyambut baik kesempatan untuk berbicara. “Saya siap kapan saja,” ujar Putin, menanggapi potensi pertemuan dengan Trump yang direncanakan pada Januari 2025, ketika Trump kembali menjabat di Gedung Putih.
Donald Trump, yang sebelumnya telah berjanji akan segera menemukan solusi damai untuk Ukraina, menjadi sorotan. Namun, kepulangannya ke kekuasaan memunculkan kekhawatiran di Kyiv, karena Trump diyakini bisa menekan Ukraina untuk menerima perdamaian dengan syarat yang menguntungkan Rusia. Sementara itu, Putin juga mengungkapkan rasa optimisnya bahwa jika dialog dengan Trump berlangsung, banyak hal yang dapat dibicarakan, dengan Rusia siap untuk melakukan negosiasi dan kompromi.
Serangan Rudal Rusia Tewaskan Tiga Orang di Kharkiv
Di sisi lain, meski ada pernyataan optimis mengenai kemungkinan dialog, situasi di lapangan masih jauh dari damai. Pada hari yang sama, serangan rudal Rusia mengguncang desa Shevchenkove di wilayah Kharkiv timur. Serangan ini menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya. Polisi setempat melaporkan bahwa dua wanita tewas akibat serangan rudal Iskander yang diluncurkan pada pukul 13.00 GMT. Selain itu, seorang pria juga terluka parah.
Desa Shevchenkove merupakan salah satu daerah yang menjadi fokus pasukan Rusia, yang terus berusaha merebut kembali kota Kupiansk—wilayah yang sempat dikuasai pasukan Ukraina pada tahun 2022. Meskipun pasukan Ukraina berhasil merebut kembali wilayah tersebut melalui serangan kilat, pasukan Rusia kini kembali berusaha merebutnya dengan kekuatan yang lebih besar.
Dengan pasukan Ukraina yang jumlahnya terbatas dan perlengkapan yang tidak sebanding dengan kekuatan Rusia, kondisi di wilayah Kharkiv dan Donetsk semakin terdesak. Banyak analis yang memperkirakan bahwa pasukan Rusia akan terus mendominasi wilayah ini, berusaha memperluas kontrol mereka di sepanjang garis depan yang semakin menipis.
Masa Depan yang Tidak Pasti
Konflik ini masih menunjukkan tanda-tanda ketegangan yang tinggi, dengan sedikit harapan untuk kesepakatan damai dalam waktu dekat. Perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini tidak hanya menyebabkan kehancuran fisik, tetapi juga menguji ketahanan mental masyarakat Ukraina dan Rusia. Sementara dunia menunggu perkembangan lebih lanjut, kemajuan diplomasi dan serangan-serangan militer tetap menjadi bagian dari kenyataan yang tak terelakkan.
Apakah pertemuan antara Putin dan Trump akan membawa perubahan, ataukah serangan-serangan seperti yang terjadi di Kharkiv akan semakin memperburuk keadaan? Semua ini masih menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab dalam hari-hari mendatang.