Rusia Diprediksi Bisa Serang Lagi Ukraina dengan Rudal Baru

Intelijen AS Prediksi Serangan Rudal Hipersonik Rusia ke Ukraina

Laporan terbaru dari intelijen Amerika Serikat menyebutkan bahwa Rusia kemungkinan akan meluncurkan rudal balistik hipersonik eksperimental dalam beberapa hari mendatang. Namun, Washington menilai bahwa langkah tersebut tidak akan menjadi faktor penentu dalam perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun. Informasi ini disampaikan oleh seorang pejabat AS pada Rabu (11/12).

Rusia pertama kali meluncurkan rudal hipersonik Oreshnik ke kota Dnipro, Ukraina, pada 21 November. Langkah tersebut disebut oleh Presiden Vladimir Putin sebagai respons terhadap penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina, yang dipasok oleh AS dan Inggris, untuk menyerang wilayah Rusia dengan persetujuan Barat.

“Kami menilai bahwa Oreshnik bukanlah senjata penentu di medan perang. Ini hanya upaya lain oleh Rusia untuk menebar teror di Ukraina, dan upaya itu akan gagal,” kata pejabat AS tersebut kepada media. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Rusia.

Putin sebelumnya mengisyaratkan bahwa Rusia dapat kembali menggunakan rudal Oreshnik untuk menyerang “pusat pengambilan keputusan” di Kyiv jika Ukraina terus melancarkan serangan dengan senjata jarak jauh Barat.

Pada Rabu pagi, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa Ukraina telah menyerang lapangan udara militer di kota Taganrog, Rusia selatan, menggunakan enam rudal ATACMS jarak jauh yang dipasok AS. Rusia mengklaim semua rudal tersebut berhasil dicegat, meskipun serpihan rudal yang jatuh menyebabkan beberapa orang terluka.

Putin mengklaim bahwa rudal Oreshnik tidak dapat dicegat dan memiliki daya destruktif yang mendekati senjata nuklir meskipun hanya dilengkapi dengan hulu ledak konvensional. Setelah serangan Ukraina terhadap fasilitas militer Rusia, Putin tampil di televisi nasional untuk memamerkan rudal hipersonik baru tersebut dan memperingatkan Barat bahwa Rusia dapat menargetkan negara anggota NATO jika Kyiv terus menggunakan rudal jarak jauh mereka untuk menyerang wilayah Rusia.

Namun, pejabat AS meremehkan efektivitas rudal Oreshnik. Menurutnya, senjata tersebut masih bersifat eksperimental dan Rusia hanya memiliki jumlah yang sangat terbatas. Selain itu, rudal ini memiliki daya ledak yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis rudal lain yang sudah dikerahkan oleh Rusia di Ukraina.

Amerika Serikat telah mengumumkan rencana untuk mengirim lebih banyak sistem pertahanan udara ke Ukraina guna menghadapi ancaman rudal dari Rusia. Langkah ini diambil meskipun perang semakin memanas, hanya enam minggu sebelum Donald Trump dijadwalkan kembali menjadi Presiden AS.

Trump telah menyatakan skeptis terhadap kelanjutan dukungan AS untuk Ukraina. Ia mengklaim bahwa dirinya akan mengakhiri perang dalam waktu singkat setelah menjabat, meskipun belum memberikan rincian tentang bagaimana ia akan melakukannya. Pernyataan Trump yang enggan mendukung kemenangan Ukraina menimbulkan tanda tanya besar mengenai komitmen militer AS ke depan.

Di tengah situasi ini, Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pada akhir pekan lalu. Dalam pidato malamnya pada Selasa, Zelenskyy mengungkapkan bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung di kota Zaporizhzhia setelah serangan rudal Rusia yang menewaskan tiga orang dan melukai 18 lainnya.

Zelenskyy juga menekankan bahwa Ukraina kekurangan sistem pertahanan udara yang memadai untuk melindungi negara dari serangan rudal Rusia. “Mitra-mitra kami memiliki sistem ini. Kami terus mengingatkan bahwa sistem pertahanan udara harus digunakan untuk menyelamatkan nyawa, bukan dibiarkan menganggur di gudang penyimpanan,” tegas Zelenskyy.

PSIS Menang Dramatis 2-1 atas Bali United di Liga 1

PSIS Semarang berhasil meraih kemenangan dramatis 2-1 atas Bali United dalam lanjutan pekan ke-14 Liga 1 Indonesia yang digelar di Stadion Jatidiri, Semarang, pada Rabu (11/12/2024). Dengan kemenangan ini, PSIS kini mengumpulkan 17 poin, dan naik ke peringkat ke-13 klasemen sementara Liga 1. Sementara itu, Bali United tertahan di posisi ketujuh dengan 21 poin.

PSIS berhasil membuka keunggulan pada menit ke-27 berkat gol dari Evandro Brandao. Umpan silang yang akurat dari Ruxi disambut dengan sempurna oleh Brandao yang melepaskan tembakan keras ke gawang Bali United. Gol tersebut memberi keunggulan bagi PSIS yang bermain di hadapan pendukungnya sendiri. Meski Bali United berusaha memberikan perlawanan, mereka kesulitan menembus pertahanan rapat PSIS.

Tak cukup sampai di situ, PSIS kembali memperbesar keunggulan mereka pada masa injury time babak pertama. Tri Setiawan mencatatkan namanya di papan skor setelah memanfaatkan kelengahan lini pertahanan Bali United. Gol tersebut membuat PSIS semakin kokoh dan berada dalam posisi yang menguntungkan untuk melanjutkan pertandingan dengan skor 2-0 di babak pertama.

Di babak kedua, Bali United yang tengah berusaha menghentikan tren buruk mereka, akhirnya mampu memperkecil ketertinggalan pada menit ke-81. Mereka mendapatkan hadiah penalti setelah salah satu pemain PSIS melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Everton, penyerang Bali United, dengan tenang mengeksekusi penalti tersebut dan mengubah skor menjadi 2-1. Gol ini memberi harapan bagi Bali United untuk menyamakan kedudukan.

Setelah gol tersebut, Bali United berusaha keras untuk mencari gol penyeimbang. Mereka meningkatkan intensitas serangan dan menggempur pertahanan PSIS, berharap dapat mencetak gol untuk menyelamatkan satu poin. Namun, pertahanan PSIS yang solid dan disiplin mampu menahan gempuran tersebut. Beberapa kali serangan yang dilancarkan oleh Bali United masih bisa dipatahkan oleh barisan belakang PSIS yang dikomandoi oleh kiper Muhammad Adisatryo.

Di sisi lain, PSIS yang telah unggul masih tetap menjaga ritme permainan dan memperkuat pertahanan mereka. Meski Bali United berusaha memanfaatkan momentum setelah gol penalti, tidak ada gol tambahan yang tercipta hingga wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Kemenangan ini menjadi sebuah pencapaian yang berarti bagi PSIS, yang kini kembali ke jalur kemenangan setelah beberapa kali mengalami hasil imbang dan kekalahan. Bagi Bali United, meski memperkecil ketertinggalan melalui penalti, mereka gagal menyamakan kedudukan dan harus menerima kenyataan bahwa mereka belum berhasil keluar dari tren buruk yang telah berlangsung dalam beberapa laga terakhir.

Kronologi Tumbangnya Rezim Presiden Bashar Al Assad di Suriah

Pada Minggu, 8 Desember 2024, terjadi momen monumental dalam sejarah Suriah, ketika pasukan oposisi berhasil merebut ibu kota Damaskus, yang menyebabkan runtuhnya rezim otoriter Presiden Bashar Al-Assad. Kejatuhan ini terjadi dengan sangat cepat, hanya dalam waktu kurang dari dua minggu sejak pasukan pemberontak mulai menggempur pusat pemerintahan di Damaskus.

Kemenangan ini merupakan klimaks dari konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade, yang melibatkan pasukan pemberontak dari berbagai kelompok dan dukungan kuat dari kekuatan internasional, terutama Rusia dan Iran yang secara militer mendukung rezim Assad.

Kepungan Pasukan Pemberontak dan Kepergian Bashar Al-Assad

Rezim Bashar Al-Assad, yang dikenal dengan kebijakan represifnya terhadap rakyatnya, terutama dalam menghadapi protes dan pemberontakan yang dimulai pada 2011, akhirnya tak mampu bertahan terhadap tekanan besar dari pasukan oposisi. Sejak awal perang saudara, Assad terlibat dalam tindakan brutal, termasuk penggunaan senjata kimia terhadap warganya sendiri, yang menambah intensitas konflik.

Setelah pasukan pemberontak semakin mendekati Damaskus, Assad dilaporkan melarikan diri ke Rusia pada Minggu malam. Beberapa pejabat Iran dan media pemerintah Rusia, seperti TASS, mengonfirmasi bahwa Assad, bersama keluarganya, telah mendapatkan suaka politik di Rusia. Kepergian Assad menandakan berakhirnya salah satu rezim paling otoriter dan kontroversial di Timur Tengah.

Kronologi Jatuhnya Rezim Assad: 14 Tahun Perang Saudara Suriah

Keputusan Assad untuk melarikan diri tidak terjadi secara tiba-tiba. Itu adalah puncak dari pemberontakan yang telah berlangsung selama hampir 14 tahun. Konflik ini telah mengorbankan ratusan ribu nyawa dan menyebabkan lebih dari separuh populasi Suriah terpaksa meninggalkan rumah mereka. Perang saudara Suriah ini bukan hanya perang domestik, tetapi juga menarik perhatian kekuatan internasional, yang mempengaruhi situasi politik di kawasan tersebut.

Lebih dari 500.000 orang diperkirakan telah meninggal akibat konflik ini, sementara sekitar 6,8 juta orang terpaksa mengungsi ke luar negeri. Banyak dari mereka mencari perlindungan di negara-negara Eropa, yang kemudian memicu gelombang protes dan gerakan sayap kanan anti-imigran di seluruh benua.

Tahun-Tahun Kritis dalam Perjalanan Runtuhnya Rezim Assad

  • 2011: Awal dari Pemberontakan dan Tanggapan Rezim Assad Protes pertama yang mengguncang Suriah dimulai pada 2011, ketika rakyat menuntut perubahan dan reformasi dari pemerintah yang dipimpin oleh Bashar Al-Assad. Protes ini dengan cepat meluas ke seluruh negeri, dan sebagai respons, pasukan keamanan Assad melakukan penangkapan dan penembakan terhadap para demonstran. Beberapa kelompok pengunjuk rasa mulai mengangkat senjata, dan dalam waktu singkat, pemberontakan berubah menjadi perang saudara yang semakin sengit. Pemberontakan ini mendapatkan dukungan dari negara-negara Barat, negara-negara Arab, dan Turki.
  • 2012: Kemunculan Al-Qaeda dan Front Nusra Pada 2012, kelompok militan Al-Qaeda mendirikan afiliasi mereka di Suriah, yang dikenal sebagai Front Nusra. Kelompok ini mulai terlibat dalam operasi-operasi teroris, termasuk pengeboman besar-besaran di Damaskus, yang semakin memperburuk situasi. Front Nusra secara cepat memperoleh kekuasaan di berbagai wilayah Suriah dan mulai mengalahkan kelompok-kelompok dengan ideologi nasionalis.

Dampak Jangka Panjang: Suriah dan Dunia Internasional

Kehancuran yang terjadi di Suriah bukan hanya menyisakan luka bagi rakyatnya, tetapi juga memengaruhi politik internasional. Kehadiran kekuatan asing seperti Rusia dan Iran, serta dukungan dari negara-negara Barat, memperumit upaya perdamaian. Pengungsi Suriah yang melarikan diri ke Eropa menciptakan dampak sosial dan politik besar, yang turut mengubah peta politik di banyak negara Eropa, dengan tumbuhnya gerakan-gerakan anti-imigran yang berusaha membatasi masuknya pengungsi.

Kesimpulan: Perubahan Besar untuk Suriah dan Masa Depan yang Tak Pasti

Jatuhnya rezim Bashar Al-Assad menandakan berakhirnya salah satu fase paling kelam dalam sejarah Suriah. Namun, meskipun pemerintahan Assad telah runtuh, tantangan besar tetap menanti. Suriah kini harus menghadapi masa depan yang tidak pasti, dengan banyaknya kelompok yang saling bersaing untuk menguasai wilayah yang telah hancur dan terpecah. Dalam konteks ini, penting bagi komunitas internasional untuk berperan dalam membantu memulihkan negara ini.

Di sisi lain, bagi warga Suriah yang telah kehilangan segalanya, harapan akan kehidupan yang lebih baik dan damai tetap ada, meskipun perjalanan menuju rekonsiliasi dan stabilitas akan sangat sulit dan panjang.

Jadon Sancho Bongkar Kelemahan ‘Angeball’ Usai Kemenangan Chelsea atas Tottenham

Jakarta – Chelsea sukses mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 4-3 dalam laga penuh drama di London pada Minggu (8/12/2024). Meski sempat tertinggal dua gol lebih dulu, tim tamu berhasil membalikkan keadaan dan meraih kemenangan berkat empat gol yang tercipta.

Jadon Sancho, salah satu bintang Chelsea dalam pertandingan tersebut, mengungkapkan kunci kemenangan timnya. Menurut Sancho, kemenangan ini bukan kebetulan, melainkan hasil persiapan matang yang dilakukan oleh pelatih Chelsea, Enzo Maresca. Maresca telah mengantisipasi gaya bermain khas Tottenham yang dikenal dengan istilah ‘Angeball’, yang mengacu pada filosofi permainan yang diterapkan oleh pelatih Tottenham, Ange Postecoglou.

Sancho menjelaskan bahwa Chelsea sudah mengetahui kelemahan dalam strategi Tottenham dan fokus pada cara untuk menembus pertahanan lawan. “Kami tahu bisa menghantam mereka jika kami berhasil menyusup di antara garis pertahanan mereka dan mengatasi tekanan tinggi yang mereka terapkan,” kata Sancho. Pelatih Maresca menekankan pentingnya permainan lebar di sayap untuk menciptakan peluang satu lawan satu dan situasi dua lawan satu yang memudahkan serangan.

Keputusan strategis tersebut terbukti efektif, dengan Chelsea berhasil mencetak empat gol yang mengubah jalannya pertandingan. Kemenangan ini membawa Chelsea ke posisi kedua klasemen Liga Inggris, hanya tertinggal dari Liverpool yang memimpin puncak klasemen. Sebaliknya, Tottenham kini berada di posisi ke-11 setelah hanya meraih satu poin dari tiga laga terakhirnya di Premier League, dengan hanya satu kemenangan dari lima pertandingan terakhir.

Dengan kemenangan ini, Chelsea semakin menunjukkan ketajaman mereka di bawah arahan Maresca, sementara Tottenham harus segera memperbaiki performa mereka agar bisa kembali bersaing di papan atas.

Amerika Umumkan Bantuan Militer Baru Hampir $1 Miliar untuk Ukraina

Paket tersebut mencakup pesawat nirawak (drone), amunisi untuk peluncur roket HIMARS presisi, dan peralatan serta suku cadang untuk sistem artileri, tank, dan kendaraan lapis baja.

Pada Sabtu (7/12), Amerika Serikat mengumumkan paket bantuan keamanan terbaru untuk Ukraina dengan total nilai $988 juta (sekitar Rp15,67 triliun). Paket ini diluncurkan menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada Januari 2025, di saat Amerika berusaha memberikan dukungan maksimal kepada Kyiv sebelum perubahan kepemimpinan terjadi.

Dengan kemenangan Trump pada pemilihan umum November lalu, nasib bantuan luar negeri Amerika kepada Ukraina di masa mendatang menjadi semakin tidak pasti. Mengingat waktu yang terbatas, Amerika berupaya mencairkan miliaran dolar dana bantuan yang sudah disahkan sebelum Trump resmi dilantik bulan depan.

Isi Paket Bantuan Keamanan AS untuk Ukraina

Paket bantuan yang diumumkan oleh Pentagon mencakup sejumlah peralatan militer canggih. Ini termasuk pesawat nirawak (drone), amunisi untuk peluncur roket HIMARS presisi, serta peralatan dan suku cadang untuk sistem artileri, tank, dan kendaraan lapis baja. Meskipun demikian, peralatan ini akan diperoleh melalui Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina, yang berarti perangkat militer tersebut diambil dari industri pertahanan atau mitra internasional, bukan dari persediaan militer Amerika. Sebagai akibatnya, peralatan tersebut tidak akan langsung tersedia di medan perang.

Pertemuan Trump dan Presiden Zelenskyy: Kekhawatiran Ukraina

Pada saat yang sama, pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Donald Trump yang berlangsung di Paris pada Sabtu (7/12) menjadi sorotan penting. Dalam pertemuan tersebut, Zelenskyy menegaskan bahwa solusi untuk perang dengan Rusia haruslah “adil” dan mencakup “jaminan keamanan yang kuat untuk Ukraina.” Keprihatinan ini muncul karena ada ketakutan bahwa Trump mungkin akan mendorong Ukraina untuk membuat konsesi kepada Rusia dalam upaya mengakhiri konflik.

Bantuan Keamanan Sebelum Perubahan Kepemimpinan

Bantuan keamanan terbaru ini datang hanya beberapa hari setelah paket bantuan senilai $725 juta diumumkan pada Senin sebelumnya. Paket tersebut termasuk ranjau darat tahap kedua serta senjata anti-udara dan anti-tank yang sangat dibutuhkan di garis depan. Pemerintahan Presiden Joe Biden terus berusaha memberikan sebanyak mungkin dukungan kepada Ukraina sebelum masa jabatannya berakhir dan Trump mulai mengambil alih kepemimpinan.

Trump dan Kritik Terhadap Bantuan Ke Ukraina

Trump telah lama mengkritik kebijakan bantuan Amerika kepada Ukraina. Ia sering mengklaim bahwa dia dapat memfasilitasi gencatan senjata dalam waktu singkat jika terpilih kembali. Pernyataan ini memicu kekhawatiran di Kyiv dan Eropa mengenai kelanjutan dukungan militer dari Amerika Serikat. Tanpa bantuan lebih lanjut dari Washington, masa depan Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia akan menjadi semakin sulit.

Tujuan Pemerintahan Biden: Menempatkan Ukraina dalam Posisi Kuat

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, menyatakan pada Sabtu bahwa misi utama pemerintah Biden adalah memastikan bahwa Ukraina berada dalam posisi sekuat mungkin, baik di medan perang maupun di meja perundingan. Pada masa-masa terakhir pemerintahan Biden, tujuan utama adalah memberikan “bantuan besar-besaran” dan meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia untuk mempercepat penyelesaian konflik.

WHO: Butuh Waktu Bertahun-tahun untuk Tangani Evakuasi Medis di Gaza

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza. Dari 12.000 pasien yang memerlukan evakuasi medis mendesak, hanya 78 pasien yang baru diizinkan keluar, termasuk di antaranya 2.500 anak-anak.

Laju Evakuasi yang Sangat Lambat

Menurut Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza, dengan kecepatan evakuasi saat ini, proses pengosongan backlog bisa memakan waktu hingga 10 tahun.

“Kecepatan evakuasi saat ini sangat mengkhawatirkan dan jauh dari memadai untuk menangani krisis ini,” ujarnya.

UNICEF melaporkan bahwa sejumlah anak telah meninggal dunia saat menunggu izin evakuasi yang tak kunjung datang.

Sejak awal konflik pada 7 Oktober 2023, lebih dari 5.230 pasien berhasil dievakuasi. Namun, jumlah ini menurun tajam sejak penutupan perbatasan Rafah menuju Mesir pada Mei 2024. Dalam beberapa bulan terakhir, hanya 342 pasien yang dievakuasi, dengan rata-rata kurang dari dua orang per hari.

Hambatan Evakuasi Pasien

Kelambatan evakuasi juga diwarnai dengan tudingan praktik pengambilan keputusan yang dianggap tidak transparan oleh Médecins Sans Frontières (MSF).

Moeen Mahmood, direktur MSF di Yordania, menyatakan bahwa permohonan evakuasi sering ditolak tanpa alasan yang jelas.

“Keputusan ini tampaknya tidak berdasarkan logika atau kriteria yang jelas,” katanya.

Militer Israel beralasan bahwa penolakan evakuasi dilakukan setelah pemeriksaan keamanan yang ketat. Jika ditemukan hubungan pasien atau pendamping dengan aktivitas terorisme, permohonan evakuasi akan langsung ditolak.

  • Pada Agustus 2024, MSF mengajukan permohonan evakuasi untuk 32 anak dan pendamping mereka, tetapi hanya enam yang mendapatkan persetujuan.
  • Pada November, MSF kembali meminta evakuasi untuk delapan pasien, termasuk seorang anak berusia dua tahun yang kehilangan kedua kakinya. Hanya lima pasien yang diizinkan keluar, tanpa pengasuh mereka.

Serangan terhadap Fasilitas Kesehatan

Selain hambatan evakuasi, situasi semakin diperburuk dengan serangan terhadap fasilitas medis. Pada 6 Desember 2024, Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih beroperasi, menjadi sasaran serangan militer.

“Serangan ini terjadi tanpa peringatan resmi, hanya rumor yang menyebabkan kepanikan besar di kalangan warga,” ungkap Rik Peeperkorn.

Serangan tersebut mengakibatkan korban jiwa yang signifikan, termasuk empat staf rumah sakit. Direktur rumah sakit, Hussam Abu Safia, melaporkan bahwa insiden ini menambah penderitaan warga yang sudah berada dalam kondisi kritis.

Korban Konflik yang Terus Bertambah

Sejak konflik dimulai pada Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat setidaknya:

  • 44.612 warga tewas, termasuk banyak wanita dan anak-anak.
  • 104.834 orang terluka, sebagian besar membutuhkan perawatan medis segera.

WHO dan organisasi internasional lainnya terus mendesak semua pihak untuk memberikan perlindungan bagi warga sipil dan memastikan akses medis yang cepat serta aman.

Solusi Mendesak untuk Mengatasi Krisis Gaza

Krisis kemanusiaan di Gaza menunjukkan pentingnya upaya global untuk:

  1. Mempercepat proses evakuasi medis, terutama bagi pasien anak-anak dan mereka yang berada dalam kondisi kritis.
  2. Menghentikan serangan terhadap fasilitas medis dan menjamin keselamatan tenaga kesehatan.
  3. Membuka akses kemanusiaan tanpa hambatan politik atau militer, untuk memastikan bantuan medis dan kebutuhan dasar warga dapat terpenuhi.

Arsenal Akan Diuntungkan Jika Aturan Baru IFAB Ditegakkan

Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) tengah berupaya untuk menegakkan aturan yang memberikan hadiah tendangan sudut jika seorang kiper terlalu lama memegang bola. Langkah ini bertujuan untuk menanggulangi praktik pengulur-uluran waktu yang sering dilakukan oleh penjaga gawang, yang kerap merugikan jalannya pertandingan.

Dilansir dari The Times, IFAB sebenarnya sudah memiliki aturan yang mengatur hal tersebut, namun selama ini penerapannya belum maksimal. Aturan yang tercantum dalam pasal 12 IFAB menyatakan bahwa jika seorang kiper memegang bola lebih dari enam detik di area kotak penalti miliknya, maka tim lawan berhak mendapat hadiah tendangan sudut. Meskipun aturan ini sudah ada sejak sembilan tahun lalu, pada praktiknya, sering kali tidak dijalankan dengan tegas.

Selama ini, jika seorang kiper terlalu lama memegang bola, wasit biasanya hanya memberikan peringatan verbal terlebih dahulu. Apabila si kiper masih melanggar aturan tersebut, barulah diberikan kartu kuning. Namun, para pengamat sepak bola menilai bahwa tindakan mengulur waktu dengan cara seperti ini adalah praktik yang tidak sportif. Pasalnya, saat bola berada di tangan kiper, pemain lawan tidak bisa melakukan apapun untuk merebutnya, sehingga sering kali menciptakan ketidakadilan dalam pertandingan.

IFAB kini berencana untuk mulai menegakkan aturan tersebut, terlebih di level kompetisi kelompok umur di Malta dan Inggris, guna memberikan contoh yang baik kepada generasi muda pesepakbola. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan disiplin dalam permainan dan memastikan bahwa setiap tim memiliki kesempatan yang sama untuk berkompetisi.

Berbicara soal tendangan sudut, di Liga Inggris, Arsenal hingga saat ini dikenal sebagai tim yang paling banyak mencetak gol melalui tendangan sudut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peluang yang tercipta dari situasi bola mati tersebut.

Patrick Nelson, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepak Bola Irlandia dan anggota dewan IFAB, mengungkapkan, “Meskipun aturan ini sudah ada, penerapannya belum maksimal. Kami berharap dengan penegakan yang lebih tegas, aturan ini bisa memberikan efek jera dan meningkatkan kualitas permainan.”

Dengan upaya keras ini, diharapkan sepak bola akan menjadi lebih dinamis, dan pemain serta tim akan lebih menghargai waktu serta kesempatan yang ada di lapangan.

Mantan Pesepakbola Vietnam Meninggal Mendadak, Eks Kapten Timnas Jadi Sasaran Serangan di Media Sosial

Jakarta – Kematian mendadak Tran Anh Khoa, mantan pemain sepak bola Vietnam, mengundang kontroversi setelah beredar kabar bahwa cedera parah yang diterimanya akibat tekel keras dari Que Ngoc Hai menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kehidupannya. Tran Anh Khoa ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Rabu (4/12/2024), hanya sehari setelah menghadiri seremoni klub Da Nang.

Media Vietnam seperti VN Express dan Znews melaporkan bahwa tran Anh Khoa meninggal pada usia 33 tahun, meninggalkan pesan yang diduga terkait dengan bunuh diri. Kematian ini membawa kembali ingatan tentang insiden mengerikan pada 2015, ketika kaki Tran Anh Khoa hancur akibat tekel brutal dari Que Ngoc Hai, yang saat itu menyebabkan kariernya terhenti lebih cepat.

Setelah cedera tersebut, Tran Anh Khoa menerima bantuan dari klub Da Nang dan biaya pengobatan sebesar 800 juta VND dari Ngoc Hai. Namun, meski sempat berjuang untuk sembuh, kariernya sebagai pemain sepak bola berakhir di usia 24 tahun. Klub Da Nang memberikan kesempatan untuk berkarier sebagai pelatih, di mana dia berperan sebagai asisten pelatih tim junior.

Sementara itu, karier Que Ngoc Hai justru semakin cemerlang setelah hukuman enam bulan yang diterimanya akibat tekel tersebut. Dia kemudian menjadi kapten tim nasional Vietnam, membawa tim meraih kemenangan di Piala AFF 2018.

Namun, kematian Tran Anh Khoa mengundang kecaman dari netizen yang menuduh Que Ngoc Hai sebagai penyebab utama kehancuran kariernya. Para penggemar mengungkapkan kemarahan mereka melalui media sosial, menyebut bahwa tekel tersebut menghancurkan masa depan Tran Anh Khoa.

“Anda merusak kariernya, Hai, menghancurkan hidupnya dan membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendukung keluarganya,” tulis akun @miche_Iphan. “Jangan lagi bermain kasar dengan pemain lain. Anda sudah menghancurkan banyak karier,” tulis akun @mimibabi_td.

Meski demikian, Tran Anh Khoa, dalam perjalanan karier kepelatihannya, menggunakan pengalamannya untuk mengajarkan pemain muda pentingnya fair play dan menghindari tindakan kasar di lapangan. Pada 2021, dia mengungkapkan bahwa sebagai pelatih, dia tidak ragu mengusir pemain yang melakukan tekel berbahaya dalam latihan, dan memberikan pelajaran berharga tentang konsekuensi dari tindakan tersebut.

“Penting untuk selalu berpikir tentang kesehatan dan masa depan pemain lain. Tidak ada tempat bagi kekerasan dalam sepak bola, karena konsekuensinya bisa jauh lebih besar dari yang kita bayangkan,” ujar Tran Anh Khoa dalam sebuah wawancara.

Kematian Tran Anh Khoa menjadi titik balik yang menyedihkan bagi dunia sepak bola Vietnam, sekaligus mengingatkan tentang dampak besar yang bisa ditimbulkan dari tindakan agresif di lapangan.

Ancelotti Ungkap Kekecewaan Mbappe Usai Gagal Penalti

Real Madrid takluk 1-2 dari Athletic Bilbao dalam laga La Liga yang berlangsung di Stadion San Mames pada Kamis (5/12) dini hari WIB. Kekalahan ini semakin menyulitkan Los Blancos untuk mendekati Barcelona di puncak klasemen.

Athletic Bilbao unggul lewat gol dari Alex Berenguer dan Gorka Guruzeta, sementara Real Madrid hanya mampu memperkecil ketertinggalan melalui gol Jude Bellingham.

Penalti Gagal Mbappe Jadi Sorotan

Dalam situasi tertinggal satu gol, Real Madrid memiliki peluang emas untuk menyamakan kedudukan. Pelanggaran terhadap Antonio Ruediger memberikan Madrid hadiah penalti. Namun, eksekusi penalti Kylian Mbappe berhasil digagalkan kiper Athletic Bilbao, Julen Agirrezabala.

Ini merupakan kegagalan kedua berturut-turut Mbappe dalam mengeksekusi penalti. Sebelumnya, penyerang asal Prancis itu juga gagal mencetak gol dari titik putih saat Madrid kalah 0-2 melawan Liverpool di Liga Champions.

Ancelotti Tak Salahkan Mbappe

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, memberikan komentar pasca-kekalahan timnya. Meskipun sorotan tajam mengarah pada Mbappe, Ancelotti menegaskan bahwa kekalahan ini lebih disebabkan oleh detail kecil dalam permainan.

“Saya belum sempat berbicara dengannya, tetapi ini adalah pertandingan yang sulit, sangat ketat, dan kompetitif,” ujar Ancelotti, seperti dikutip dari AS.

“Ketika kami berhasil menyamakan kedudukan, ada momen di mana kami merasa permainan berada dalam kendali. Namun, detail-detail kecil menghukum kami malam ini.”

Mengenai penalti Mbappe yang gagal, Ancelotti tidak ingin terlalu mempermasalahkan hal tersebut. “Penalti bisa berhasil, tapi bisa juga gagal. Itu hal yang biasa dalam sepak bola. Tentu dia kecewa, tetapi kami harus terus melangkah,” tegasnya.

Posisi Real Madrid di Klasemen

Kekalahan ini membuat Real Madrid gagal memangkas jarak dengan Barcelona di puncak klasemen. Los Blancos tetap berada di peringkat kedua dengan koleksi 33 poin, terpaut empat poin dari Blaugrana.

Real Madrid kini harus berjuang lebih keras dalam pertandingan-pertandingan berikutnya untuk menjaga peluang mereka di perebutan gelar La Liga musim ini.

Cerita Inspiratif: 3 Petinju yang Bangkit dari Kebangkrutan dan Menjadi Kaya Lagi

Dunia tinju tak hanya dipenuhi dengan aksi luar biasa di atas ring, tetapi juga cerita-cerita hidup para petinju di luar ring, termasuk perjalanan finansial mereka yang sering kali penuh liku. Beberapa petinju legendaris, meskipun sempat terjerumus dalam kebangkrutan, berhasil bangkit dan kembali meraih kekayaan yang luar biasa. Berikut ini adalah tiga petinju yang sukses bangkit setelah menghadapi masa sulit dan meraih kemakmuran.

1. Mike Tyson – Dari Kebangkrutan ke Kesuksesan Berkelanjutan

Mike Tyson, juara dunia kelas berat termuda dalam sejarah tinju, adalah salah satu petinju paling terkenal di dunia. Namun, meskipun meraih penghasilan fantastis, Tyson menghadapi kesulitan finansial yang berat setelah terjerat gaya hidup mewah dan pengelolaan keuangan yang buruk. Pada tahun 2003, Tyson mengajukan kebangkrutan dengan utang mencapai lebih dari USD 23 juta.

Namun, Tyson tidak menyerah. Dengan tekad yang kuat, ia mengeksplorasi berbagai peluang baru, termasuk membangun bisnis ganja, berkarier di dunia hiburan, dan memiliki podcast yang populer. Selain itu, Tyson juga meluncurkan bisnis terkait tinju dan olahraga. Saat ini, berkat kerja keras dan ketangguhannya, Tyson berhasil meraih kembali kekayaan yang terus berkembang.

2. Floyd Mayweather Jr – Gaya Hidup Mewah dan Kembali Menggapai Puncak Kekayaan

Floyd Mayweather, yang dikenal dengan julukan “Money”, adalah petinju dengan kekayaan luar biasa. Di luar ring, ia dikenal dengan gaya hidup mewah, termasuk mobil-mobil super, perhiasan, dan properti besar. Meski menikmati kesuksesan finansial, Mayweather pernah terlibat dalam kebangkrutan pada tahun 2002 akibat masalah biaya hukum dan manajerial yang melibatkan kariernya.

Namun, Mayweather bangkit lebih cepat dari yang diperkirakan. Dengan mengelola sendiri promosi pertarungannya dan menandatangani kontrak besar, termasuk pertandingan legendaris melawan Manny Pacquiao, ia berhasil mengumpulkan lebih dari USD 1 miliar dari tinju. Strategi bisnis cerdas dan investasi yang tepat menjadikan Mayweather salah satu petinju terkaya sepanjang masa.

3. Evander Holyfield – Keberhasilan Setelah Kejatuhan Finansial

Evander Holyfield, yang terkenal dengan julukan “The Real Deal”, adalah legenda tinju yang mencatatkan kemenangan besar, termasuk gelar juara dunia dalam dua kategori kelas berat. Setelah pensiun, Holyfield mengalami masalah finansial serius dan pada tahun 2012 mengajukan kebangkrutan. Namun, ia tak lama kemudian bangkit dan memulai perjalanan baru.

Holyfield mulai berinvestasi di bisnis peternakan sapi dan menjual beberapa properti mewahnya untuk membangun kembali kekayaannya. Keputusan bisnisnya terbukti sangat menguntungkan, dan Holyfield kini menikmati kehidupan yang lebih stabil secara finansial. Ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi masalah keuangan menjadi kunci kesuksesan Holyfield dalam mengatasi kebangkrutan dan kembali meraih kekayaan.


Kebangkrutan Bukan Akhir Dari Segalanya

Perjalanan hidup ketiga petinju legendaris ini menunjukkan bahwa kebangkrutan bukanlah akhir dari segalanya. Dengan ketekunan, kecerdikan dalam berbisnis, dan kemampuan untuk bangkit setelah kegagalan, mereka berhasil meraih kembali kekayaan mereka. Kisah mereka menjadi inspirasi bahwa kegagalan finansial bukanlah hal yang mustahil untuk diatasi, asalkan ada semangat pantang menyerah dan keinginan untuk terus maju.