Diduga Kerja Paksa, 4 Nelayan Indonesia Lawan Perusahaan Tuna AS

Empat nelayan asal Indonesia mengajukan gugatan terhadap perusahaan makanan laut ternama asal Amerika Serikat, Bumble Bee Seafoods, atas dugaan eksploitasi dan kerja paksa di kapal penangkap ikan. Gugatan ini diajukan pada Rabu, 13 Maret 2025, dan disebut sebagai kasus pertama yang membawa isu kerja paksa di industri perikanan ke ranah hukum Amerika.

Menurut perwakilan hukum para nelayan, perusahaan yang berbasis di San Diego, California, ini dituduh melanggar Undang-Undang Perlindungan Korban Perdagangan Manusia. Aturan tersebut memungkinkan korban yang bukan warga negara AS untuk menggugat perusahaan yang diduga memperoleh keuntungan dari praktik kerja paksa.

Meskipun gugatan telah diajukan, pihak Bumble Bee Seafoods memilih untuk tidak memberikan tanggapan lebih lanjut terkait proses hukum yang masih berlangsung.

Kisah Para Nelayan: Kekerasan dan Kondisi Kerja yang Tidak Manusiawi

Para nelayan yang menjadi korban berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka bekerja di kapal-kapal milik perusahaan China yang menjadi bagian dari rantai pasok Bumble Bee. Berdasarkan keterangan yang diberikan, mereka mengalami kekerasan fisik, jam kerja yang tidak manusiawi, serta kondisi kehidupan yang memprihatinkan.

Salah satu korban, Akhmad, mengaku sering mendapat pukulan dari kapten kapal menggunakan kait logam, bahkan ketika dirinya sedang terluka akibat pekerjaan. Sementara itu, nelayan lain bernama Muhammad Syafi’i mengatakan bahwa dirinya tidak mendapatkan perawatan medis meskipun mengalami luka bakar parah akibat terkena minyak panas. Bahkan, ia tetap dipaksa bekerja agar bisa membayar biaya makan di kapal.

Syafi’i juga mengungkapkan bahwa selama beberapa bulan, ia harus menyerahkan hampir setengah dari gajinya yang hanya sebesar 320 dolar AS (sekitar Rp 5,2 juta) untuk melunasi tagihan makanan serta berbagai biaya lainnya. Para nelayan ini juga mengaku sempat berusaha mogok kerja dan meminta dipulangkan, namun ancaman denda dan utang membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain tetap bekerja di kapal yang melaut selama berbulan-bulan.

Gugatan Menuntut Ganti Rugi dan Reformasi Sistem

Dalam gugatan yang diajukan, empat nelayan tersebut—Syafi’i, Akhmad, Angga, dan Muhammad Sahrudin—menuntut ganti rugi finansial atas upah yang belum dibayarkan serta penderitaan fisik dan mental yang mereka alami. Namun, lebih dari sekadar kompensasi, mereka juga mendesak adanya perubahan sistemik dalam industri perikanan global.

Menurut perwakilan hukum mereka, Agnieszka Fryszman, praktik eksploitasi seperti ini sudah menjadi rahasia umum di industri perikanan. Bahkan, sejak tahun 2020, laporan mengenai kerja paksa dan kondisi kerja yang tidak manusiawi dalam rantai pasokan ikan tuna telah beredar luas. Salah satu tuntutan utama dalam gugatan ini adalah agar perusahaan seperti Bumble Bee Seafoods memastikan kapal-kapal dalam jaringan pemasok mereka memiliki standar kesejahteraan pekerja yang layak, termasuk ketersediaan perawatan medis dan akses komunikasi bagi kru kapal.

“Saya hanya ingin keadilan, baik untuk diri saya sendiri maupun teman-teman saya yang masih terjebak di luar sana,” ungkap Muhammad Syafi’i dalam wawancara dari Yogyakarta.

Industri Perikanan dan Masalah Ketenagakerjaan

Kasus eksploitasi tenaga kerja di industri perikanan global bukanlah hal baru. Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), pada tahun 2021 diperkirakan ada lebih dari 128.000 pekerja yang terjebak dalam sistem kerja paksa di sektor perikanan. Namun, angka ini kemungkinan jauh lebih besar mengingat minimnya pengawasan serta lemahnya penegakan hukum di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, banyak nelayan yang berasal dari latar belakang ekonomi lemah direkrut oleh perantara dengan janji penghasilan tinggi. Namun, kenyataannya, mereka justru menghadapi eksploitasi dan kondisi kerja yang keras.

Pada tahun 2016, Kongres AS telah mengesahkan undang-undang yang memberi kewenangan kepada pemerintah untuk menindak tegas produk hasil kerja paksa. Namun, kasus yang terus bermunculan menunjukkan bahwa praktik ini masih sulit diberantas sepenuhnya.

Masih Trauma dan Menolak Kembali ke Laut

Hingga kini, Syafi’i masih merasakan trauma akibat pengalaman buruknya di kapal berbendera China, Lu Rong Yuan Yu 211. Setelah kembali ke Indonesia pada Juli 2022, ia harus menjalani serangkaian operasi medis untuk mengobati luka bakarnya. Namun, kondisinya masih jauh dari pulih. Ia mengaku tidak bisa mengangkat beban berat dan masih merasakan sakit akibat luka yang belum sepenuhnya sembuh.

Meskipun telah menerima kompensasi sebesar 6.000 dolar AS (sekitar Rp 98 juta) dari perusahaan perantara yang menempatkannya di pekerjaan tersebut, Syafi’i mengatakan bahwa ia tidak akan pernah kembali bekerja di kapal.

“Saya tidak akan pernah lagi bekerja di kapal, tidak peduli berapa pun jumlah uang yang ditawarkan,” tegasnya.

Kini, ia ingin membagikan pengalamannya kepada nelayan lain agar mereka tidak mengalami nasib yang sama. Menurutnya, banyak pekerja yang tidak mengetahui kondisi sebenarnya di kapal-kapal tersebut karena minimnya informasi yang tersedia sebelum mereka berangkat bekerja.

Kesimpulan

Gugatan hukum yang diajukan oleh para nelayan Indonesia ini menjadi sorotan baru dalam perjuangan melawan kerja paksa di industri perikanan global. Kasus ini juga menegaskan pentingnya peran perusahaan besar dalam memastikan rantai pasokan mereka bebas dari eksploitasi pekerja.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran global mengenai isu ketenagakerjaan di sektor perikanan, diharapkan akan ada langkah konkret dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan perusahaan, untuk melindungi hak-hak para pekerja di industri ini.

Kecurangan Terbongkar! Pabrik MinyaKita di Karawang Ditutup karena Kurangi Isi Kemasan

Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Satgas Pangan Polri berhasil menutup salah satu produsen MinyaKita yang terbukti melakukan kecurangan dengan mengurangi isi produk yang tidak sesuai dengan takaran yang tertera pada kemasan. Perusahaan yang terlibat dalam kasus ini adalah PT Artha Eka Global Asia (AEGA) yang berlokasi di Karawang.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai pengurangan isi MinyaKita. Menindaklanjuti laporan tersebut, Kemendag bersama Satgas Pangan Polri langsung mengirimkan tim ke lokasi produksi yang awalnya berada di Depok. Namun, saat tim tiba, pabrik tersebut telah ditutup.

Setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, ditemukan bahwa PT AEGA telah memindahkan lokasi pabriknya ke kawasan Karawang Sentra Bizhub, Jawa Barat. Pabrik inilah yang kemudian disegel oleh Kemendag dan Satgas Pangan Polri.

Dalam proses penutupan, sebanyak 140 karton MinyaKita yang volumenya kurang dari satu liter serta 32.284 botol kosong berukuran 750-800 mL berhasil disita.

“PT AEGA baru pindah ke lokasi ini sekitar satu bulan yang lalu. Kami menemukan banyak botol berukuran 750 mL yang rencananya akan digunakan untuk produksi MinyaKita,” ujar Budi saat berada di lokasi, Kamis (13/3/2025).

“Namun, sebelum sempat diproduksi, tim pengawas berhasil mengungkap aksi curang ini. Oleh karena itu, perusahaan ini tidak diizinkan beroperasi lagi,” tambahnya.

Alasan di balik pengurangan isi MinyaKita sendiri terkait dengan skema domestic market obligation (DMO), di mana perusahaan yang ingin mengekspor CPO (Crude Palm Oil) diwajibkan menyalurkan minyak goreng rakyat untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun, karena pasokan dari DMO terbatas, beberapa produsen nakal mencampurnya dengan minyak komersial yang lebih mahal dan mengurangi isi kemasan untuk menghindari kerugian.

“Karena pasokan DMO terbatas, sementara kebutuhan minyak goreng rakyat mencapai 257.000 ton per bulan, produsen ini menggunakan minyak komersial dan mengurangi takaran agar tetap mendapatkan keuntungan,” jelas Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Moga Simatupang.

Kecelakaan Laut Menghebohkan: Kapal Kargo dan Tanker Militer AS Terlibat Tabrakan

Sebuah tabrakan besar terjadi di Laut Utara pada hari Senin, melibatkan sebuah kapal kargo dan kapal tanker minyak yang disewa oleh militer Amerika Serikat (AS). Insiden ini menyebabkan 32 orang terluka dan satu orang dilaporkan hilang. Tabrakan tersebut memicu ledakan yang mengarah pada kebakaran hebat di kedua kapal. Kejadian ini juga memunculkan kekhawatiran terkait potensi bahaya beracun yang dapat terjadi di sekitar pantai Inggris. Operasi penyelamatan besar-besaran telah dilakukan oleh Penjaga Pantai Inggris (Coast Guard) untuk menyelamatkan puluhan orang yang terjebak di lokasi.

Ledakan dan Kebakaran Membumbung di Laut Utara

Beberapa gambar dan video yang beredar dari lokasi kejadian memperlihatkan gumpalan asap hitam yang tebal serta api besar yang membubung tinggi di atas Laut Utara, sekitar 16 kilometer dari pantai timur Inggris. Perusahaan operator kapal tanker, Stena, yang bermarkas di AS, menjelaskan bahwa Stena Immaculate, kapal tanker milik mereka, tengah berlabuh di Laut Utara dan tiba-tiba ditabrak oleh Solong, kapal kontainer. “Tabrakan tersebut mengakibatkan kerusakan serius pada kapal tanker yang mengangkut bahan bakar jet A1,” ujar Crowley, operator Stena, dalam pernyataan resmi mereka.

Khawatir Akan Kebocoran Bahan Berbahaya

Kapal tanker Stena Immaculate dilaporkan mengangkut sekitar 220.000 barel bahan bakar jet A1, sementara kapal Solong membawa 15 kontainer natrium sianida. Pihak berwenang belum dapat memastikan apakah bahan-bahan berbahaya seperti bahan bakar atau senyawa beracun telah bocor ke laut, yang menambah keprihatinan terkait risiko lingkungan dan bahaya beracun bagi area sekitar.

Penyelamatan dan Evakuasi Korban

Tim medis yang tiba di lokasi langsung melakukan pemeriksaan terhadap puluhan korban yang terluka. Beruntung, tidak ada yang memerlukan perawatan lebih lanjut di rumah sakit, sebagaimana yang disampaikan oleh Alastair Smith, juru bicara dari East Midlands Ambulance Service. Sementara itu, 13 dari 14 awak kapal Solong berhasil diselamatkan dan dibawa ke darat. Upaya pencarian terhadap seorang awak kapal yang hilang masih terus dilakukan.

Di sisi lain, Stena Bulk, pemilik kapal tanker Swedia, memastikan bahwa seluruh awak yang berada di atas Stena Immaculate dipastikan selamat. Namun, kebakaran masih menjadi masalah utama yang dihadapi kedua kapal. Royal National Lifeboat Institution (RNLI) melaporkan bahwa tim penyelamat sedang menangani kebakaran yang terjadi di kedua kapal tersebut.

Reaksi Pemerintah Inggris

Kejadian ini menjadi sorotan penting di Inggris, dengan Menteri Transportasi Inggris, Heidi Alexander, mengungkapkan rasa prihatin atas tabrakan yang terjadi. “Kami sedang berkoordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk pihak Coast Guard, untuk memastikan bahwa semua langkah yang diperlukan diambil guna mengatasi situasi ini,” kata Heidi. Dia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua tim darurat yang telah bergerak cepat ke lokasi kejadian.

Fokus Pada Pemadaman dan Penyelamatan

Sementara itu, Organisasi Maritim Internasional mengonfirmasi bahwa fokus utama saat ini adalah melakukan pemadaman kebakaran yang melanda kapal-kapal tersebut serta melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan korban. Situasi yang sangat memprihatinkan ini membutuhkan perhatian serius dari semua pihak untuk memastikan keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan di sekitar lokasi kejadian.

Setelah 100 Tahun! Makam Firaun Langka Ditemukan Lagi di Mesir

Luxor, Mesir – Untuk pertama kalinya dalam satu abad terakhir, para arkeolog berhasil menemukan makam seorang firaun di Mesir. Sebelumnya, penemuan terakhir makam firaun terjadi pada tahun 1922, ketika makam Raja Tutankhamun ditemukan oleh tim arkeolog Inggris. Kali ini, para ahli berhasil mengungkap makam Raja Thutmose II, yang ditemukan di Lembah Barat Nekropolis Theban, dekat Kota Luxor, Mesir.

Penemuan ini merupakan hasil penelitian kolaboratif antara tim arkeolog dari Inggris dan Mesir. Awalnya, mereka memperkirakan lokasi makam berada sekitar dua kilometer lebih jauh, mendekati kawasan Lembah Para Raja. Namun, penelitian lebih lanjut membawa mereka pada temuan yang mengejutkan: makam Thutmose II, yang selama ini dianggap hilang, akhirnya berhasil diidentifikasi.

Siapa Raja Thutmose II?

Thutmose II merupakan salah satu firaun dari Dinasti ke-18 Mesir Kuno, yang memerintah sekitar tahun 1493 hingga 1479 SM. Ia adalah suami dari Ratu Hatshepsut, salah satu penguasa perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Mesir. Sisa-sisa mumi Thutmose II sebenarnya telah ditemukan dua abad lalu, namun lokasi makamnya tetap menjadi misteri—hingga akhirnya penelitian ini berhasil mengungkapnya.

Menurut Dr. Piers Litherland, ketua tim penelitian, penemuan ini memberikan wawasan baru tentang sistem pemakaman kerajaan pada periode awal Dinasti ke-18. “Kami telah lama mencari makam ini, dan akhirnya menemukan bukti konkret yang mengonfirmasi keberadaannya,” ujarnya.

Proses Penemuan yang Penuh Tantangan

Tim arkeolog menghadapi berbagai tantangan sebelum mencapai ruang pemakaman. Puing-puing yang terbawa banjir dan runtuhnya langit-langit makam sempat menghambat proses eksplorasi.

“Butuh waktu lama bagi kami untuk menembus reruntuhan ini,” kata Dr. Litherland. “Kami harus merangkak melalui lorong sempit sepanjang 10 meter dengan celah hanya 40 cm di bagian atasnya sebelum akhirnya sampai ke dalam ruang makam.”

Saat memasuki ruangan tersebut, para peneliti mendapati dekorasi khas pemakaman kerajaan. Langit-langitnya masih mempertahankan warna biru dengan hiasan bintang-bintang kuning—ciri khas makam para firaun. Selain itu, mereka juga menemukan adegan-adegan dari Amduat, teks keagamaan yang biasanya digunakan dalam pemakaman raja-raja Mesir kuno.

Petunjuk Penting dari Artefak Kuno

Setelah membersihkan puing-puing yang menutupi makam, tim arkeolog menemukan pecahan guci pualam yang bertuliskan nama Thutmose II dan Ratu Hatshepsut.

“Pecahan-pecahan ini kemungkinan hancur saat makam dipindahkan pada zaman kuno,” jelas Dr. Litherland. “Ironisnya, jika benda-benda ini tidak rusak, mungkin kami tidak akan pernah tahu siapa pemilik makam ini.”

Namun, kejutan terbesar datang saat mereka menyadari bahwa makam tersebut telah dikosongkan secara sengaja. Bukannya dijarah, isi makam tampaknya telah dipindahkan ke lokasi lain, kemungkinan untuk melindungi harta benda dan jasad sang firaun dari perampokan.

Apakah Makam Kedua Masih Utuh?

Dr. Litherland dan timnya kini memperkirakan bahwa makam kedua yang menyimpan harta karun Thutmose II masih tersembunyi di suatu tempat. “Kami memiliki gambaran kasar mengenai lokasinya. Jika kami benar, maka penemuan berikutnya bisa menjadi salah satu yang paling spektakuler dalam sejarah Mesir Kuno,” ungkapnya.

Saat berbicara kepada BBC, Dr. Litherland menggambarkan momen emosional ketika ia pertama kali memasuki ruang makam. “Rasanya benar-benar luar biasa. Ketika menyadari apa yang kami temukan, saya diliputi oleh perasaan takjub yang begitu mendalam,” katanya. “Saat keluar dari makam, saya melihat istri saya menunggu di luar—dan satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah menangis.”

Puncak Penelitian Selama 12 Tahun

Penemuan ini merupakan hasil kerja keras tim dari New Kingdom Research Foundation, yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir. Selama lebih dari 12 tahun, tim ini telah menggali 54 makam di pegunungan barat Theban, termasuk makam-makam istri raja dan selir dari Dinasti ke-18.

Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir, Sherif Fathy, menyatakan bahwa penemuan ini merupakan momen penting bagi dunia arkeologi. “Ini adalah makam kerajaan pertama yang ditemukan sejak makam Tutankhamun pada tahun 1922,” ujarnya. “Penemuan ini membuka wawasan baru tentang peradaban Mesir Kuno dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang sejarah manusia.”

Dengan masih adanya kemungkinan bahwa makam kedua Thutmose II masih tersembunyi, dunia arkeologi kini menantikan apa yang bisa menjadi salah satu penemuan terbesar di abad ini.

Pidato Kenegaraan Panas! Trump Sebut Biden Presiden Terburuk

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu kontroversi dalam pidato kenegaraan yang digelarnya di Gedung Capitol, Selasa (4/3/2025) malam waktu setempat atau Rabu (5/3/2025) pagi WIB. Dalam kesempatan itu, Trump secara terbuka menyebut pendahulunya, Joe Biden, sebagai presiden terburuk dalam sejarah AS. Pernyataan tersebut sontak memicu reaksi keras dari anggota Partai Demokrat yang hadir dalam sidang tersebut.

Beberapa anggota Demokrat tampak geram dengan pernyataan Trump, bahkan beberapa di antaranya langsung mengecamnya sebagai kebohongan. Ketegangan semakin meningkat ketika Al Green, anggota Kongres dari Demokrat, berdiri dan meneriaki Trump dengan kalimat, “Anda tidak memiliki mandat!”

Situasi semakin memanas ketika para anggota Partai Republik merespons teriakan tersebut dengan riuh rendah dan menyanyikan lagu patriotik, meminta Green untuk duduk. Namun, Green menolak dan akhirnya dikawal keluar dari ruang sidang oleh petugas keamanan setelah mendapat sorakan dari anggota Partai Republik.

Solidaritas untuk Ukraina dan Aksi Protes Demokrat

Dalam pidato tersebut, sejumlah anggota Kongres menunjukkan solidaritas terhadap Ukraina, yang tengah berperang melawan Rusia. Mereka mengenakan syal, dasi bergaris, atau pita dengan warna kuning dan biru, sebagai bentuk dukungan terhadap negara sekutu yang mereka anggap telah dikhianati oleh kebijakan Trump.

Menurut laporan AFP, ketegangan ini terjadi tak lama setelah Trump memerintahkan penghentian sementara bantuan militer AS ke Kyiv. Keputusan ini menjadi kontras dengan situasi pada Maret 2022, ketika Joe Biden berpidato di Kongres hanya lima hari setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kala itu, baik Demokrat maupun Republik kompak menyatakan dukungan bagi rakyat Ukraina, sesuatu yang kini terlihat semakin memudar di Washington di bawah kepemimpinan Trump.

Selain warna solidaritas Ukraina, beberapa anggota Demokrat juga mengenakan pakaian merah muda, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintahan Trump yang dianggap merugikan perempuan.

Aksi Walkout Anggota Demokrat

Sejumlah anggota Partai Demokrat bahkan memilih untuk meninggalkan ruang sidang sebelum Trump mulai berbicara. Salah satunya adalah Jasmine Crockett, anggota Kongres dari Texas. Sebelum keluar, ia sempat melepas jaketnya untuk memperlihatkan kaus dengan tulisan “Resist” di bagian belakang, sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan Trump.

Pidato kenegaraan Trump tahun ini jelas menggambarkan polarisasi politik yang semakin tajam di Amerika Serikat, di mana kedua partai semakin sulit menemukan titik temu dalam berbagai kebijakan krusial, baik terkait isu dalam negeri maupun kebijakan luar negeri.

Akhir Perang 40 Tahun: PKK dan Turki Sepakati Gencatan Senjata

Pada Sabtu (1/3/2025), kelompok bersenjata yang dikenal dengan nama Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengumumkan gencatan senjata dengan Turkiye. Keputusan ini diambil setelah pemimpin PKK, Abdullah Ocalan, yang kini berada di penjara, mengeluarkan seruan agar kelompok tersebut membubarkan diri dan mengakhiri perjuangan bersenjata. Dalam pernyataannya, komite eksekutif PKK menyatakan bahwa gencatan senjata ini berlaku segera dan merupakan langkah untuk mewujudkan seruan pemimpin mereka, yang dikenal dengan nama “Apo,” demi perdamaian dan masyarakat yang lebih demokratis.

Ocalan, yang telah mendekam di penjara sejak 1999, menjadi simbol penting dalam perjuangan PKK selama lebih dari empat dekade. Setelah seruan tersebut, PKK menegaskan bahwa mereka menerima dan berkomitmen untuk melaksanakan instruksi Ocalan. Kelompok yang berbasis di utara Irak ini menyatakan bahwa pasukan mereka tidak akan melakukan tindakan bersenjata, kecuali jika mereka diserang terlebih dahulu. Pengumuman gencatan senjata ini menjadi reaksi pertama PKK terhadap seruan perdamaian yang disampaikan Ocalan, yang meminta mereka untuk menanggalkan senjata dan mengadakan kongres untuk membubarkan organisasi tersebut.

Langkah ini mendapat perhatian dari banyak pihak. Pada Kamis (27/2/2025), Partai DEM yang mendukung perjuangan Kurdi mengungkapkan bahwa Ocalan berharap agar PKK menghentikan pemberontakan bersenjata demi menciptakan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. PKK juga menyatakan kesiapannya untuk menyelenggarakan kongres sesuai dengan permintaan Ocalan, namun mereka menuntut adanya kelonggaran dalam kondisi penahanan Ocalan. Mereka menginginkan agar Ocalan bisa menjalani hidup dengan kebebasan lebih, termasuk kemampuan untuk berkomunikasi dengan siapa pun yang ia pilih tanpa hambatan.

Pernyataan Ocalan ini juga disambut positif oleh pemerintah Turkiye. Presiden Recep Tayyip Erdogan menilai bahwa seruan ini merupakan peluang bersejarah untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun dan menyebabkan lebih dari 40.000 korban jiwa. Erdogan menyatakan bahwa dengan berkurangnya ancaman terorisme dan senjata, ruang untuk politik yang berbasis demokrasi akan semakin terbuka lebar.

Irak juga menyambut baik langkah ini, menyebutnya sebagai upaya positif untuk menuju stabilitas kawasan. Ketegangan antara Baghdad dan Ankara, yang sering dipicu oleh kehadiran PKK di wilayah Irak, diharapkan dapat mereda dengan adanya perubahan ini.

PKK sendiri telah berperang melawan Turkiye sejak 1984, dengan tujuan utama untuk menciptakan sebuah Tanah Air bagi suku Kurdi, yang mencakup sekitar 20% dari total penduduk Turkiye yang berjumlah 85 juta orang. Dengan diumumkannya gencatan senjata ini, banyak pihak yang menantikan langkah konkret berikutnya dalam upaya perdamaian antara PKK dan Pemerintah Turkiye, yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Konflik ini, yang telah menelan banyak korban dan mempengaruhi stabilitas kawasan, kini menghadapi babak baru yang bisa menjadi awal dari perubahan besar menuju perdamaian yang lebih langgeng.

AC Milan Perpanjang Kerja Sama dengan Tijjani Reijnders

AC Milan dan gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders, baru-baru ini mencapai kesepakatan mengenai perpanjangan kontrak yang akan membuatnya tetap berada di San Siro hingga musim panas 2030. Sebelumnya, kontrak Reijnders dengan Milan berlaku hingga 2028, namun manajemen klub memutuskan untuk memperpanjangnya lebih awal demi mengamankan masa depannya dalam tim.

Sejak bergabung dengan AC Milan, performa Reijnders di lini tengah telah mendapatkan pujian dari berbagai pihak. Kualitas permainan yang impresif membuatnya menjadi incaran klub-klub besar, termasuk Manchester City dan Barcelona yang dilaporkan tertarik merekrutnya. Namun, Milan dengan tegas menegaskan niat mereka untuk mempertahankan pemain berusia 25 tahun ini, mengingat kontribusinya yang sangat penting di tim.

Untuk menjaga Reijnders di Milan, klub yang bermarkas di San Siro tersebut menawarkan kontrak baru dengan jangka waktu yang lebih panjang. Menurut laporan dari De Telegraaf, kontrak baru ini juga disertai dengan kenaikan gaji yang signifikan. Reijnders saat ini menerima sekitar €1,7 juta per musim, atau setara dengan Rp28,5 miliar, namun angka pasti untuk kenaikan gaji belum diumumkan. Hal ini menjadi bukti bahwa Milan menghargai kontribusinya yang terus berkembang sejak kedatangannya di klub.

Selain itu, dalam kesepakatan kontrak baru ini, Milan memilih untuk tidak menyertakan klausul rilis. Keputusan ini menunjukkan niat klub untuk tetap memegang kendali penuh atas masa depan Reijnders dan menghindari potensi pelepasan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, AC Milan berharap gelandang berpotensi besar ini akan lebih fokus dan termotivasi dalam membantu tim meraih kesuksesan di masa depan.

Kesepakatan tersebut telah dicapai secara lisan antara pihak klub dan Reijnders, dengan CEO AC Milan telah menyelesaikan pembicaraan dengan sang pemain dan agennya. Meskipun belum ada pengumuman resmi, diperkirakan Milan akan mengonfirmasi perpanjangan kontrak ini pada awal Maret 2025. Klub ingin memastikan semua rincian kontrak selesai sebelum membuat pengumuman secara publik.

Dengan perpanjangan kontrak ini, AC Milan semakin memperkuat rencana jangka panjang mereka dengan Tijjani Reijnders yang akan terus menjadi bagian integral dari skuad. Klub berharap gelandang asal Belanda ini dapat terus menunjukkan performa terbaiknya dan memberikan kontribusi yang lebih besar lagi untuk tim di kompetisi domestik maupun Eropa.

Trump Sebut Serangan Rusia ke Ukraina, Ini Salah Zelensky dan Biden

Washington – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyampaikan pandangannya terkait konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Dalam pernyataannya, Trump mengakui bahwa Rusia bertindak sebagai agresor, namun ia juga menyalahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mantan Presiden AS Joe Biden atas kegagalan mereka dalam mencegah perang.

Menurut Trump, kesepakatan diplomatik yang lebih baik seharusnya bisa dilakukan sejak awal, sehingga invasi Rusia tidak perlu terjadi. Ia bahkan mengaku frustrasi dengan kepemimpinan Zelensky, yang dinilainya tidak memiliki posisi tawar kuat dalam perundingan dengan Rusia.

“Saya sudah mengamati cara Zelensky bernegosiasi selama bertahun-tahun. Dia tidak memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam diplomasi ini, dan itu sangat mengecewakan,” ujar Trump.

Trump: Kehadiran Zelensky di Forum Internasional Tak Banyak Berpengaruh

Selain mengkritik cara Zelensky menangani negosiasi, Trump juga mempertanyakan efektivitas kehadiran pemimpin Ukraina tersebut dalam berbagai pertemuan internasional. Ia berpendapat bahwa meskipun Zelensky sering hadir dalam forum global, kehadirannya tidak memberikan dampak berarti terhadap jalannya konflik.

“Dia mengeluh karena tidak diundang dalam beberapa pertemuan. Tapi kenyataannya, dia sudah menghadiri banyak pertemuan penting, dan tetap saja tidak ada perubahan besar,” ungkap Trump.

Pernyataan ini muncul setelah Keith Kellogg, utusan khusus Trump untuk Ukraina, sempat memuji pertemuan dengan Zelensky di Kyiv yang diklaim membawa “harapan baru”. Namun, Trump sendiri tidak sependapat dan menilai Zelensky belum mampu membawa Ukraina ke arah solusi yang lebih baik.

Perang Bisa Dihindari dengan Negosiasi yang Lebih Baik

Trump menegaskan bahwa konflik Rusia-Ukraina seharusnya tidak perlu terjadi, asalkan ada strategi diplomasi yang lebih efektif. Ia menilai bahwa gagalnya para pemimpin dunia dalam merancang kesepakatan internasional menjadi salah satu faktor yang memperburuk situasi.

“Perang ini seharusnya tidak perlu terjadi. Rusia bisa dicegah untuk tidak menyerang jika ada pemimpin yang tahu bagaimana menghadapi situasi ini dengan lebih bijak,” kata Trump.

Trump juga menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sebenarnya bersedia mencapai kesepakatan damai sebelum konflik pecah. Namun, menurutnya, kesalahan diplomatik membuat negosiasi gagal dan akhirnya mendorong Rusia untuk mengambil tindakan militer.

“Putin tidak harus melakukan invasi, jika ada orang yang tahu bagaimana berbicara dengannya dan menghindari eskalasi konflik,” tambahnya.

Kesepakatan Baru AS-Ukraina Sedang Dirancang

Di tengah kritik yang dilontarkan Trump, Keith Kellogg tetap memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan Zelensky, yang disebutnya sebagai pemimpin yang berani dan teguh dalam menghadapi ancaman Rusia. Bahkan, laporan terbaru menyebut bahwa Amerika Serikat dan Ukraina tengah merancang kerja sama strategis, yang melibatkan dukungan militer serta akses AS terhadap sumber daya mineral Ukraina.

Menurut laporan dari The Wall Street Journal, kedua negara hampir mencapai kesepakatan bilateral baru yang berpotensi memperkuat hubungan mereka. Zelensky sendiri optimis bahwa kesepakatan ini akan memberikan dampak positif bagi Ukraina, dengan rincian kerja sama yang diperkirakan akan difinalisasi dalam waktu dekat.

Kesimpulan

Komentar Donald Trump tentang perang Rusia-Ukraina kembali memicu perdebatan. Ia menegaskan bahwa perang ini bisa dicegah, jika ada pendekatan diplomasi yang lebih baik. Sementara Zelensky tetap berusaha mencari dukungan internasional, perundingan antara AS dan Ukraina masih berlangsung untuk memperkuat aliansi mereka di tengah konflik yang masih berlanjut.

Delta Airlines Beri Kompensasi, Mesir Ungkap Makam Firaun Thutmose II

Jumat, 21 Februari 2025 – Berbagai peristiwa menarik dari seluruh dunia telah mengisi pemberitaan global dalam beberapa hari terakhir. Salah satunya adalah insiden kecelakaan pesawat yang melibatkan maskapai Delta Airlines, yang telah membuat heboh publik. Di sisi lain, penemuan besar oleh tim gabungan arkeolog Mesir dan Inggris mengenai makam Firaun Thutmose II juga menjadi sorotan utama. Di Thailand, ada kisah yang menginspirasi dari seorang pemulung yang berhasil mengumpulkan emas dari tempat pembuangan sampah selama bertahun-tahun. Berikut ini adalah rangkuman lengkap berita-berita paling banyak dibaca dan dibicarakan :

1. Insiden Pesawat Delta Airlines, Kompensasi Setara Rp 490 Juta untuk Tiap Penumpang

Kecelakaan pesawat Delta Airlines yang terjadi pada Senin (17/2/2025) mengakibatkan penumpang pesawat tersebut mendapatkan kompensasi sebesar 30.000 dolar AS atau sekitar Rp 490 juta per orang. Meskipun demikian, pihak maskapai menegaskan bahwa pemberian kompensasi tersebut tidak akan mempengaruhi hak-hak hukum penumpang. Juru bicara Delta Airlines menyatakan bahwa penumpang masih memiliki hak untuk menuntut jika mereka merasa perlu, meskipun kompensasi diberikan sebagai bentuk tanggung jawab maskapai terhadap insiden tersebut.

2. Penemuan Makam Raja Thutmose II oleh Tim Gabungan Mesir-Inggris

Sebuah penemuan arkeologi besar baru saja diumumkan oleh tim gabungan antara Mesir dan Inggris. Mereka berhasil menemukan makam yang diyakini milik Raja Thutmose II, seorang pemimpin dari Dinasti ke-18 Mesir. Penemuan ini sangat berarti karena makam tersebut telah lama hilang dan tidak pernah ditemukan sejak lebih dari seratus tahun lalu, setelah makam Firaun Tutankhamun ditemukan pada 1922. Makam ini terletak di sebelah barat Lembah Para Raja dan dikenal dengan temuan bejana pualam yang bertuliskan nama sang raja serta istrinya, Ratu Hatshepsut, yang juga dikenal sebagai salah satu perempuan yang memimpin Mesir.

3. Pemulung Thailand Kumpulkan Emas dari TPS, Raup Rp 9,5 Juta

Di Thailand, sebuah kisah menarik datang dari seorang pemulung wanita yang berhasil mengumpulkan emas dari tempat pembuangan sampah (TPS) selama bertahun-tahun. Emas yang ia kumpulkan memiliki berat sekitar 2-3 kilogram dan kemudian dijual di sebuah toko emas di Provinsi Saraburi. Penjualannya menghasilkan uang sebesar Rp 9,5 juta. Pemilik toko emas, yang membagikan video penjualan emas itu di media sosial, mengungkapkan betapa luar biasa perjalanan pemulung tersebut yang telah mengumpulkan perhiasan emas dari tumpukan sampah bersama saudaranya.

4. Trump Sebut Presiden Ukraina Zelensky sebagai Diktator

Ketegangan politik antara Amerika Serikat dan Ukraina semakin memanas setelah Presiden AS Donald Trump menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai diktator. Trump mengkritik Zelensky keras, bahkan memperingatkan bahwa Ukraina harus segera berupaya mencapai perdamaian dengan Rusia agar negara tersebut tidak kehilangan kedaulatannya. Pernyataan ini memperburuk hubungan kedua pemimpin tersebut dan memperbesar kekhawatiran di kalangan pejabat-pejabat Eropa.

5. Australia Rencanakan Suntik Mati 90 Lumba-lumba yang Terdampar di Tasmania

Australia menghadapi situasi darurat setelah 157 lumba-lumba dari spesies laut dalam terdampar di pantai terpencil Pulau Tasmania. Upaya penyelamatan untuk mengembalikan lumba-lumba tersebut ke laut gagal, sehingga pihak berwenang memutuskan untuk menyuntik mati 90 ekor yang dalam kondisi stres dan tidak bisa diselamatkan. Kejadian tragis ini menjadi perhatian dunia, terutama bagi para aktivis yang peduli dengan perlindungan satwa liar.

Demikianlah rangkuman berita global yang tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Berita-berita ini mengangkat tema-tema menarik, mulai dari insiden pesawat yang merenggut perhatian publik, penemuan bersejarah yang memukau, hingga kisah luar biasa seorang pemulung emas. Tentunya, peristiwa-peristiwa ini menjadi sorotan yang tidak hanya menggugah rasa ingin tahu, tetapi juga mengundang banyak reaksi dari masyarakat dunia.

Pesawat Delta Airlines Terbalik, Penumpang Dapat Ganti Rugi Sebesar Rp 490 Juta

Jakarta, 20 Februari 2025 – Delta Airlines mengumumkan akan memberikan kompensasi sebesar 30.000 dolar AS (setara dengan Rp 490 juta) kepada setiap penumpang yang terlibat dalam insiden kecelakaan pesawat yang terjadi pada Senin, 17 Februari 2025, di Bandara Internasional Toronto Pearson, Kanada. Meskipun memberikan kompensasi finansial, pihak maskapai menegaskan bahwa hal ini tidak mengurangi hak hukum para penumpang untuk menuntut lebih lanjut.

Menurut juru bicara Delta Airlines, kompensasi ini diberikan sebagai bentuk perhatian terhadap para korban dan keluarga mereka, namun tidak akan mempengaruhi hak hukum yang dimiliki oleh setiap penumpang untuk mengambil langkah hukum lebih lanjut jika diperlukan. “Kompensasi ini tidak akan mempengaruhi hak-hak hukum yang dimiliki penumpang,” kata perwakilan Delta Airlines.

Penyelidikan Masih Berlangsung
Dewan Keselamatan Transportasi Kanada (TSB) saat ini tengah melakukan penyelidikan menyeluruh mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Dalam upaya ini, mereka bekerja sama dengan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), Delta Airlines, serta Mitsubishi, yang membeli lini pesawat CRJ dari Bombardier pada tahun 2019. Pada tahap awal penyelidikan, pihak berwenang sedang melakukan wawancara dengan saksi dan melakukan analisis terhadap kotak hitam pesawat yang berhasil ditemukan di lokasi kejadian.

Sementara itu, pihak berwenang juga sedang mempersiapkan pesawat yang terlibat kecelakaan untuk dipindahkan dari tempat kejadian. Mereka akan memeriksa landasan pacu untuk memastikan tidak ada kerusakan lebih lanjut sebelum area tersebut dibersihkan dan diserahkan kembali ke otoritas bandara untuk kembali beroperasi.

Penyelidikan Menyentuh Pada Keamanan Pilot
CEO Delta Airlines, Ed Bastian, angkat bicara mengenai spekulasi yang muncul terkait pengalaman pilot yang menerbangkan pesawat tersebut. Dalam keterangannya, Bastian menegaskan bahwa pilot tersebut memiliki pengalaman yang cukup, bahkan sangat terlatih dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem, termasuk salju. “Semua pilot Delta dilatih untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem seperti yang terjadi saat kecelakaan ini,” jelas Bastian.

Meskipun kondisi cuaca yang sangat dingin dan angin kencang turut berkontribusi pada insiden tersebut, Bastian tetap memuji respons cepat dan profesional dari seluruh awak pesawat yang berusaha mengevakuasi penumpang dengan segera setelah kecelakaan terjadi.

Kondisi Penumpang
Delta Airlines juga memberikan informasi terkait kondisi para penumpang yang terluka dalam insiden ini. Pada Rabu, 20 Februari, hanya satu orang dari 21 penumpang yang masih dirawat di rumah sakit, sementara sisanya diperkirakan akan segera pulih. Meskipun kecelakaan ini meninggalkan dampak yang mengerikan, di mana 21 orang mengalami luka-luka dari total 80 orang di pesawat, pihak maskapai memastikan bahwa para korban dalam kondisi stabil dan akan bertahan hidup.

Insiden Lain di Amerika Utara
Kecelakaan pesawat Delta Airlines ini terjadi setelah sebuah insiden tragis lain di Amerika Utara, di mana helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS bertabrakan dengan pesawat American Airlines di Washington DC, yang mengakibatkan 67 orang tewas. Peristiwa ini semakin memperjelas betapa pentingnya peningkatan keselamatan transportasi udara untuk menghindari kejadian-kejadian serupa di masa depan.

Meskipun kecelakaan ini menambah daftar panjang insiden yang mengguncang dunia penerbangan, Delta Airlines berjanji untuk terus berkomitmen pada keselamatan dan kenyamanan penumpang. Perusahaan berharap langkah kompensasi ini dapat sedikit meringankan beban yang ditanggung oleh korban dan keluarga mereka.