Alcaraz dan Rune Tampil Perkasa, Barcelona Open 2025 Makin Sengit

Carlos Alcaraz menunjukkan konsistensinya di Barcelona Open dengan meraih kemenangan kedelapan secara beruntun, kali ini menyingkirkan Alex de Minaur lewat skor 7-5, 6-3 dalam laga berdurasi satu jam 39 menit. Setelah meraih gelar di Monte Carlo pekan lalu, Alcaraz sempat kesulitan di awal laga, terutama saat servis. Namun, ia mampu mengendalikan tekanan dan tampil lebih stabil di gim-gim berikutnya. Petenis Spanyol ini mengakui bahwa ia harus kembali fokus secara mental untuk membalikkan keadaan setelah De Minaur tampil agresif di set pembuka.

Kini Alcaraz menjadi satu dari enam petenis yang membukukan delapan kemenangan berturut-turut di level tur sepanjang 2025. Selanjutnya, ia akan menghadapi unggulan ketujuh Arthur Fils di semifinal, setelah Fils lolos usai lawannya Stefanos Tsitsipas mundur pada gim ketiga karena cedera.

Sementara itu, di sisi lain undian, Holger Rune juga melaju ke semifinal setelah mengalahkan juara bertahan Casper Ruud dengan skor meyakinkan 6-4, 6-2. Kemenangan ini menjadi kemenangan ketiga beruntun Rune atas petenis Top 10, setelah sebelumnya mengalahkan Medvedev dan Tsitsipas. Rune pun mengaku puas dengan permainannya, terutama pada pukulan groundstroke yang menurutnya berjalan mulus.

Rune akan berhadapan dengan Karen Khachanov, yang berhasil menyingkirkan Davidovich Fokina 6-4, 7-5. Khachanov memperlihatkan semangat juang tinggi setelah tertinggal 2-5 di set kedua dan menyelamatkan satu set point untuk meraih lima gim berturut-turut dan mengamankan tiket semifinal.

Kunci Juara Monte Carlo: Alcaraz Temukan Ketentraman di Tengah Tekanan

Carlos Alcaraz akhirnya mengangkat trofi Monte Carlo Masters pertamanya, menandai pencapaian penting dalam karier mudanya yang penuh tekanan. Dalam wawancara pascapertandingan, petenis asal Spanyol itu mengaku sempat terbebani ekspektasi publik yang menuntut musim tanah liat sempurna darinya. Dua kekalahan beruntun di Indian Wells dan Miami sempat menggoyahkan rasa percaya dirinya.

Namun, titik balik datang ketika Alcaraz mulai memprioritaskan kebahagiaan pribadi dan hubungan dengan orang-orang terdekat—keluarga, tim, dan sahabat. Ia menyadari bahwa bermain dengan hati yang tenang dan bahagia lebih penting daripada mengejar gelar demi gelar. “Saya mulai fokus menikmati setiap poin. Hasil akan mengikuti jika saya bahagia,” ujarnya.

Pelatihnya, Samuel Lopez, juga punya peran penting dalam transformasi ini. Dengan pesan sederhana—tetap positif dan jangan lari dari kesulitan—Lopez membantu Alcaraz membangun kembali ketenangan mentalnya. Menurut Alcaraz, mentalitas seperti ini bahkan lebih krusial daripada teknik atau strategi permainan.

Meski bayang-bayang nama besar Rafael Nadal yang pernah 11 kali juara Monte Carlo sempat menghantui, Alcaraz memilih untuk tidak membandingkan. Ia hanya ingin belajar, menikmati proses, dan tampil sebaik mungkin tanpa tekanan peringkat.

Kini, setelah menjuarai Monte Carlo dan kembali ke peringkat dua dunia, Alcaraz menegaskan bahwa kemenangan hanyalah bonus. Yang paling penting baginya adalah bermain dengan bahagia, terus berkembang, dan menghadapi tantangan dengan kepala tegak.

Alcaraz Bangkit di Monte Carlo: Kemenangan Emosional di Tengah Cedera Musetti

Carlos Alcaraz kembali mencuri perhatian dunia tenis setelah meraih gelar ATP Masters 1000 keenamnya di Monte-Carlo Masters 2025, sekaligus menjadi kemenangan pertamanya dalam lebih dari setahun. Dalam laga final yang berlangsung di Court Rainier III, Monte Carlo, Alcaraz menundukkan Lorenzo Musetti dengan skor 3-6, 6-1, 6-0. Meski meraih kemenangan, Alcaraz mengaku tidak sepenuhnya puas karena Musetti mengalami cedera kaki di set terakhir. Petenis berusia 21 tahun itu menyampaikan simpatinya dan berharap sang lawan bisa segera pulih sepenuhnya.

Turnamen ini menjadi titik balik bagi Alcaraz, yang sebelumnya tersingkir secara mengejutkan di putaran kedua Miami Open. Namun, kembalinya ke lapangan tanah liat tampak membawa angin segar. Ia tampil konsisten, melewati tantangan dari Francisco Cerundolo, Arthur Fils, Daniel Altmaier, dan Alejandro Davidovich Fokina untuk akhirnya mencapai final. Alcaraz menyebut minggu ini sangat penuh tekanan, namun ia bangga dengan mentalitas dan daya juangnya.

Final kali ini juga mempertemukan dua petenis muda berbakat kelahiran 2000-an. Meski Musetti bermain baik, cedera di set ketiga membuatnya kesulitan melanjutkan pertandingan secara maksimal. Alcaraz, yang kini mengoleksi tiga gelar Masters 1000 di tanah liat, mengungguli Alexander Zverev dalam peringkat dan kini berada di posisi kedua dunia. Ia juga menempati peringkat pertama dalam klasemen sementara ATP Live Race to Turin. Target berikutnya adalah tampil gemilang di Madrid Masters yang akan segera digelar di negaranya sendiri.

Alcaraz Bangkit dari Tekanan dan Melaju Dramatis ke Semifinal Monte Carlo

Carlos Alcaraz menunjukkan ketangguhan luar biasa saat berhasil mengalahkan Arthur Fils dalam laga penuh tensi di perempat final Monte Carlo Masters. Meski sempat berada di ambang kekalahan, petenis peringkat tiga dunia ini mampu membalikkan keadaan dan menang dengan skor 4-6, 7-5, 6-3. Laga yang berlangsung selama dua jam 23 menit itu menjadi bukti daya juang dan mental baja Alcaraz. Ia menyelamatkan tiga break point krusial di set kedua saat tertinggal 0/40 di gim ke-11, lalu bangkit dari ketertinggalan 1-3 di set ketiga untuk mencatatkan lima gim kemenangan beruntun dan menutup pertandingan dengan gemilang. Dalam wawancara usai laga, Alcaraz mengaku tetap bersabar dan menunggu momen terbaik untuk menyerang. Ia memanfaatkan kesalahan kecil Fils di saat-saat penting dan berusaha tampil lebih agresif, terutama saat posisinya tertekan. Keberhasilannya memaksimalkan drop shot juga memberinya kepercayaan diri ekstra sepanjang pertandingan. Ini menjadi penampilan keduanya di Monte Carlo setelah kalah di laga perdana pada 2022, sekaligus menandai kebangkitannya usai tersingkir lebih awal di Miami. Kemenangan ini membawa Alcaraz ke semifinal ATP Masters 1000 untuk ke-10 kalinya, sekaligus membuka peluang untuk meraih gelar keenamnya di level ini. Jika mampu menjuarai turnamen ini, Alcaraz berpotensi merebut peringkat dua dunia dari Alexander Zverev. Sementara itu, meski gagal ke semifinal, Fils tetap mencatat kemajuan signifikan dengan naik ke peringkat 13 dunia dalam peringkat Live ATP.

Alcaraz Bangkit Hebat dan Singkirkan Cerundolo di Monte Carlo Masters

Carlos Alcaraz menunjukkan daya juang luar biasa saat bangkit dari kekalahan di set pertama untuk mencatat kemenangan dramatis di Monte Carlo Masters 2025. Dalam pertandingan babak kedua yang digelar Rabu (9/4) waktu setempat, Alcaraz berhasil menundukkan Francisco Cerundolo dengan skor 3-6, 6-0, 6-1 hanya dalam waktu satu jam 37 menit. Perubahan besar dalam strategi permainan, terutama dengan pendekatan pengembalian bola yang lebih agresif, menjadi kunci keberhasilannya. Petenis Spanyol itu mengaku banyak melakukan kesalahan di set pembuka, membiarkan lawan mendominasi permainan. Namun, ia menyadari perlunya perubahan drastis dan memilih bermain lebih menyerang, mendekati net, dan kembali ke gaya khasnya dengan variasi pukulan seperti drop shot. Strategi tersebut terbukti efektif, terutama setelah ia berhasil menyelamatkan dua break point penting di awal set kedua.

Cerundolo sempat unggul lewat pukulan forehand dan dominasinya dalam reli backhand di set pertama, namun kehilangan momentum setelah Alcaraz mulai mengatur permainan dengan lebih cerdik. Kemenangan ini membuat catatan Alcaraz sepanjang musim 2025 menjadi 16 kemenangan dan 4 kekalahan. Di babak ketiga, Alcaraz akan menghadapi Daniel Altmaier, yang sebelumnya mengakhiri perjalanan panjang Richard Gasquet di Monte Carlo usai menang dalam tiga set. Gasquet, yang akan pensiun setelah Roland Garros, tampil untuk terakhir kalinya di Monte Carlo setelah memulai debut pada 2002. Sementara itu, unggulan keempat Casper Ruud juga melaju ke babak selanjutnya usai menang cepat atas Roberto Bautista Agut dan akan menantang Alexei Popyrin di laga berikutnya.

Carlos Alcaraz Tegas Hadapi Musim Tanah Liat: “Saya Tak Takut Tekanan”

Carlos Alcaraz menyambut musim turnamen tanah liat Eropa dengan rasa percaya diri tinggi, meskipun mengalami kekalahan di semifinal Indian Wells dan langsung tersingkir pada laga perdana Miami Open. Petenis muda asal Spanyol ini mengaku puas dengan performanya secara keseluruhan, terlepas dari hasil yang didapat. Dalam konferensi pers menjelang Monte Carlo Masters, ia menegaskan bahwa tenis bukan sekadar teknik memukul bola, tetapi juga menyangkut kekuatan mental dan fisik. Alcaraz mengakui bahwa ekspektasi publik terhadapnya sangat tinggi, sampai-sampai setiap kekalahan dianggap sebagai kegagalan besar. Namun, ia tidak membiarkan tekanan itu mempengaruhi semangatnya. Ia mengatakan siap menampilkan permainan terbaik di musim tanah liat.

Saat ini, Alcaraz menempati posisi kelima dalam ATP Live Race To Turin dengan rasio kemenangan 78,9 persen, menjadi yang terbaik kedua di antara petenis dengan minimal sepuluh laga musim ini—hanya kalah dari Jack Draper yang mencatatkan 81,3 persen. Ia juga telah meraih satu gelar di Rotterdam dan menembus perempat final Australian Open serta Doha. Alcaraz menilai persaingan di ATP Tour semakin ketat, terlihat dari keberhasilan Draper dan Jakub Mensik yang tampil cemerlang di Indian Wells dan Miami. Menyadari hal itu, Alcaraz merasa banyak pemain berpotensi besar tampil dominan di musim tanah liat.

Sebagai unggulan kedua di Monte Carlo, Alcaraz akan menghadapi pemenang laga antara Fabio Fognini atau Francisco Cerundolo. Ia menyatakan sangat antusias bisa kembali tampil di turnamen ini setelah absen dua edisi terakhir karena cedera.

Carlos Alcaraz Taklukkan Marin Cilic di Tengah Hembusan Angin Qatar Open

Carlos Alcaraz menghadapi tantangan besar saat melakoni debutnya di Qatar Open 2024 di Doha, Senin malam waktu setempat. Bermain dalam kondisi berangin, petenis muda asal Spanyol itu sukses menaklukkan Marin Cilic dalam dua set langsung untuk melaju ke babak kedua turnamen ATP 500 tersebut.

Kemenangan ini memperbaiki catatan pertemuan Alcaraz dengan Cilic menjadi 4-1. Setelah pertandingan, Alcaraz mengakui tekanan yang diberikan lawannya, terutama saat melakukan servis. “Marin selalu memberikan tekanan besar. Dia petenis dengan pengembalian bola yang luar biasa. Saya sangat senang bisa menang dalam dua set,” ujar Alcaraz.

Cilic, yang merupakan mantan petenis peringkat tiga dunia dan juara US Open 2014, menunjukkan permainan solid pada set pertama. Namun, kesalahannya dalam servis pada gim ketujuh membuka peluang bagi Alcaraz untuk mengambil kendali permainan.

Pada set kedua, Cilic terus menekan Alcaraz dari baseline dan sempat mendapatkan empat break point. Sayangnya, ia gagal mengonversi peluang tersebut menjadi poin. Saat tertinggal 3-4, Alcaraz justru tampil lebih agresif dan berhasil merebut 14 dari 19 poin terakhir, mengamankan kemenangan dengan meyakinkan.

Petenis berusia 21 tahun itu, yang sebelumnya meraih gelar pertamanya di turnamen dalam ruangan di Rotterdam, kini menunggu lawan berikutnya di babak kedua, yaitu pemenang antara Zhang Zhizhen dan Luca Nardi.

Di pertandingan lain, Jiri Lehecka mengamankan tempat di babak kedua usai menyingkirkan unggulan ketujuh, Grigor Dimitrov, dengan skor 6-4, 6-4.

Sementara itu, petenis peringkat satu Inggris, Jack Draper, melanjutkan performa impresifnya dengan menundukkan Alexei Popyrin 6-2, 7-6(4) dalam waktu 84 menit. Draper kini memiliki rekor 11 kemenangan dari 12 pertandingan babak pertama sejak Juni tahun lalu. Di babak selanjutnya, ia akan menghadapi petenis Australia, Christopher O’Connell, yang sebelumnya mengalahkan Hady Habib melalui pertarungan ketat 7-6(7), 7-6(3).

Djokovic Melaju ke Perempat Final Australian Open 2025, Siap Hadapi Alcaraz

Novak Djokovic berhasil melaju ke perempat final Australian Open setelah mengalahkan Jiri Lehecka dengan skor 6-3, 6-4, 7-6 (7-4) di Rod Laver Arena. Kemenangan ini menandai penampilan ke-15 Djokovic di babak delapan besar Melbourne Park, sebuah rekor yang kini ia bagi dengan Roger Federer.

Djokovic, yang berusia 37 tahun, menunjukkan performa yang solid sepanjang pertandingan. Meskipun sempat mengalami kesulitan di set ketiga, ia berhasil mengatasi tekanan dan meraih kemenangan dalam tiebreak. Ini menunjukkan bahwa pengalaman dan ketahanan mental Djokovic tetap menjadi aset berharga dalam kompetisi tingkat tinggi seperti Grand Slam.

Di set pertama, Djokovic cepat mengambil kendali dengan memanfaatkan kesalahan ganda Lehecka untuk mendapatkan break. Ia melanjutkan dominasinya di set kedua dengan permainan agresif dari baseline. Kemenangan ini mencerminkan strategi Djokovic yang efektif dalam menghadapi lawan yang lebih muda dan kurang berpengalaman.

Set ketiga berlangsung lebih ketat, dengan Lehecka meningkatkan intensitas permainannya. Namun, Djokovic tetap tenang dan menunjukkan keterampilan luar biasa saat memasuki tiebreak. Ia berhasil menyelesaikan pertandingan dengan beberapa pukulan spektakuler, membuktikan bahwa ia masih mampu bersaing di level tertinggi meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

Kemenangan ini mengatur pertemuan blockbuster di perempat final antara Djokovic dan Carlos Alcaraz, yang juga tampil mengesankan setelah Jack Draper terpaksa mundur akibat cedera. Alcaraz, yang berusia 21 tahun dan sudah meraih empat gelar Grand Slam, bertekad untuk mengalahkan Djokovic dan melangkah lebih jauh di turnamen ini. Ini menunjukkan bahwa persaingan antara generasi pemain yang berbeda semakin menarik untuk disaksikan.

Dengan pertemuan ini, semua mata akan tertuju pada duel antara Djokovic dan Alcaraz yang dijadwalkan berlangsung pada hari Selasa. Diharapkan bahwa pertandingan ini akan menjadi salah satu momen paling mendebarkan dalam sejarah Australian Open. Keberhasilan salah satu dari mereka akan menjadi indikator penting bagi masa depan tenis di tingkat elite.