Gaza dalam Kepungan Sunyi: Bantuan Kemanusiaan Terhenti, Pengungsian Meluas

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan bahwa sejak 2 Maret lalu tidak ada satu pun bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan melalui akun X resmi UNRWA pada Kamis (17/4), sekaligus menandai periode terpanjang tanpa bantuan sejak dimulainya agresi militer Israel. UNRWA menyebutkan bahwa penundaan bantuan kali ini bahkan berlangsung tiga kali lebih lama dibandingkan blokade pertama yang diberlakukan di awal konflik.

Minimnya akses terhadap bantuan kemanusiaan telah menciptakan hambatan besar dalam menjalankan operasi penyelamatan dan distribusi bantuan bagi jutaan warga Gaza. Badan tersebut menghadapi tantangan berat dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, tempat tinggal, dan pelayanan medis. Kondisi ini diperparah oleh situasi keamanan yang semakin memburuk, di mana sekitar 69 persen wilayah Gaza saat ini berada di bawah perintah evakuasi akibat lebih dari 20 instruksi pengungsian dari militer Israel.

Menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa, setidaknya 420.000 warga Palestina kembali terpaksa mengungsi dalam beberapa pekan terakhir karena intensitas serangan militer yang terus meningkat. UNRWA memperingatkan bahwa serangan udara yang tak kunjung reda serta nihilnya pasokan kemanusiaan secara kritis melemahkan kemampuan mereka untuk menjangkau dan melindungi warga sipil yang terdampak.

Laporan pada awal April juga menunjukkan bahwa sebanyak 1,9 juta warga Palestina—yakni sekitar 85 persen dari total populasi Jalur Gaza—telah mengungsi secara paksa akibat gempuran militer yang tiada henti, kehancuran infrastruktur yang luas, dan rasa takut yang terus membayangi kehidupan sehari-hari mereka. Situasi ini menciptakan kondisi darurat kemanusiaan yang semakin memburuk tanpa kepastian kapan bantuan bisa kembali mengalir.

Presiden Prabowo Siapkan Rapat Khusus Bahas Evakuasi Warga Gaza

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Budi Gunawan, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto berencana untuk mengadakan pertemuan dengan para menteri guna membahas langkah evakuasi warga sipil dari Gaza ke Indonesia. Menurutnya, rapat tersebut akan menjadi agenda khusus dalam waktu dekat.

“Belum ada jadwal pastinya, tapi Presiden akan segera memimpin pertemuan dan memberikan arahan,” ujar Budi Gunawan saat menyambut kedatangan Presiden Prabowo dari kunjungan luar negeri di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa (15/4/2025).

Meski waktu pelaksanaan rapat belum ditentukan, pemerintah kini tengah memusatkan perhatian pada proses negosiasi dengan Amerika Serikat terkait isu kebijakan tarif dari era Presiden Donald Trump.

“Memang ada agenda khusus mengenai evakuasi Gaza, tapi untuk saat ini, fokus utama adalah negosiasi dengan pihak AS,” lanjutnya.

Budi menjelaskan bahwa persiapan untuk perundingan tersebut telah dirancang secara komprehensif. Delegasi negosiasi dijadwalkan akan berangkat ke Amerika Serikat dalam waktu dekat.

“Tim sudah memetakan sejumlah poin penting, termasuk tarif, hambatan non-tarif, serta isu investasi. Semuanya telah disusun dan akan segera dibawa ke meja perundingan oleh tim yang berangkat,” jelasnya.