Berikut adalah versi yang telah diubah agar tidak plagiat:
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa wilayah Gaza membutuhkan dana miliaran dolar untuk membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat perang panjang antara Israel dan Hamas. Pernyataan tersebut disampaikan setelah gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2025, mengakhiri konflik selama 15 bulan yang menyebabkan kerusakan besar-besaran di kawasan itu.
Perang yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah menelan korban jiwa lebih dari 46.000 orang dan menghancurkan infrastruktur penting di Gaza. Data PBB mengungkapkan bahwa lebih dari dua per tiga bangunan yang ada sebelum perang, yang jumlahnya lebih dari 170.000, mengalami kerusakan atau hancur total. Infrastruktur yang terdampak meliputi perumahan, fasilitas kesehatan, institusi pendidikan, serta kebutuhan dasar lainnya. Hal ini menggambarkan dampak perang yang tidak hanya bersifat material tetapi juga memengaruhi kondisi sosial dan ekonomi penduduk Gaza.
PBB memperkirakan proses pembersihan puing akibat serangan udara dapat memakan waktu hingga 21 tahun, dengan biaya mencapai $1,2 miliar (sekitar Rp 19,5 triliun). Puing-puing tersebut diperkirakan mengandung material berbahaya seperti asbes dan sisa-sisa jasad manusia, yang memperumit upaya rekonstruksi. Situasi ini menyoroti tantangan besar di lapangan dan mendesaknya bantuan kemanusiaan.
Saat ini, lebih dari 1,8 juta penduduk Gaza membutuhkan tempat tinggal sementara. Selain itu, kerusakan pada lahan pertanian juga signifikan, dengan lebih dari separuh lahan pertanian tidak dapat digunakan, mengancam ketahanan pangan masyarakat. Ini menunjukkan bahwa upaya pemulihan harus mencakup pemulihan infrastruktur sekaligus aspek kehidupan warga.
PBB mengimbau masyarakat internasional untuk mendukung rekonstruksi Gaza. Berbagai negara dan organisasi global diharapkan dapat memberikan bantuan finansial maupun teknis guna mempercepat proses pemulihan. Solidaritas global menjadi kunci dalam mengatasi krisis kemanusiaan ini.
Rekonstruksi Gaza menjadi kebutuhan mendesak, dan semua pihak berharap komunitas internasional bersatu untuk memberikan bantuan yang diperlukan. Dengan bantuan yang cepat dan efektif, masyarakat Gaza diharapkan mampu bangkit kembali dan membangun kehidupan setelah trauma perang. Keberhasilan rekonstruksi ini akan menjadi tolok ukur penting bagi stabilitas dan perdamaian di wilayah tersebut.