Jepang Catatkan Rekor Suhu Musim Gugur Tertinggi dalam 126 Tahun

Tokyo, Jepang – Negara ini baru-baru ini mencatatkan suhu musim gugur yang tertinggi sepanjang sejarah. Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Meteorologi Jepang (JMA), suhu rata-rata pada musim gugur tahun ini lebih tinggi daripada musim gugur sebelumnya dalam lebih dari seratus tahun. Pencapaian ini menambah daftar panjang peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia akibat dampak perubahan iklim.

Analisis yang dilakukan oleh JMA menunjukkan bahwa suhu musim gugur 2024 di Jepang lebih tinggi 1,2 derajat Celsius dibandingkan dengan rata-rata suhu pada periode yang sama dalam 30 tahun terakhir. Rekor suhu ini bahkan mengalahkan musim gugur tahun 1898, yang sebelumnya diakui sebagai yang terpanas dalam sejarah Jepang. Selain itu, perubahan suhu ini juga menyebabkan berkurangnya curah hujan dan memengaruhi berbagai ekosistem serta pola pertanian di beberapa wilayah.

Perubahan suhu yang tidak biasa ini memberikan dampak besar terhadap keseimbangan ekosistem Jepang. Beberapa tanaman dan hewan yang biasanya menunjukkan perubahan siklus musiman, seperti daun yang berubah warna, mengalami keterlambatan atau bahkan gagal beradaptasi. Sektor pertanian juga turut terdampak, dengan penurunan hasil pada beberapa komoditas penting seperti padi dan sayuran, yang tidak dapat tumbuh optimal akibat cuaca ekstrem yang lebih lama dari biasanya.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengonfirmasi bahwa kejadian cuaca ekstrem ini merupakan salah satu bukti nyata dari perubahan iklim global. Para ilmuwan memperingatkan bahwa peningkatan suhu yang signifikan dapat memicu fenomena cuaca ekstrem lainnya, seperti gelombang panas dan kekeringan yang lebih sering terjadi di masa depan. Jepang, bersama dengan negara-negara lain, kini dihadapkan pada tantangan besar dalam beradaptasi dengan perubahan cuaca yang semakin tak terduga.

Rekor suhu tinggi yang tercatat pada musim gugur ini semakin menegaskan pentingnya upaya mitigasi perubahan iklim. Pemerintah Jepang, serta negara-negara lain, diharapkan dapat segera mengambil tindakan nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan berinvestasi dalam solusi energi terbarukan. Tanpa langkah-langkah tersebut, dampak perubahan cuaca yang semakin ekstrem bisa memberikan konsekuensi yang lebih luas di masa mendatang.

Negara Jepang Pecahkan Rekor Musim Gugur Terhangat Sejak 126 Tahun

Tokyo — Jepang baru saja mencatatkan rekor baru sebagai musim gugur terhangat yang tercatat dalam sejarah negara tersebut. Berdasarkan data terbaru dari Badan Meteorologi Jepang (JMA), suhu rata-rata pada musim gugur tahun ini lebih tinggi dibandingkan musim gugur lainnya dalam lebih dari satu abad. Rekor ini menambah daftar panjang fenomena cuaca ekstrem yang terjadi di seluruh dunia sebagai dampak perubahan iklim.

Menurut analisis yang dilakukan oleh JMA, suhu musim gugur Jepang 2024 tercatat lebih tinggi 1,2 derajat Celsius dibandingkan rata-rata suhu musim gugur di Jepang pada periode yang sama dalam 30 tahun terakhir. Bahkan, suhu ini lebih panas dibandingkan musim gugur tahun 1898, yang sebelumnya menjadi yang terpanas dalam catatan sejarah Jepang. Fenomena ini juga menyebabkan berkurangnya intensitas hujan dan memengaruhi ekosistem serta pola pertanian di beberapa wilayah.

Perubahan suhu yang tidak normal ini menimbulkan dampak yang signifikan terhadap ekosistem di Jepang. Beberapa spesies flora dan fauna, seperti daun yang seharusnya berubah warna di musim gugur, mengalami keterlambatan atau bahkan kegagalan dalam perubahan tersebut. Sektor pertanian juga terdampak, dengan beberapa komoditas seperti padi dan sayuran yang mengalami penurunan hasil akibat cuaca ekstrem yang berlangsung lebih lama dari biasanya.

Badan Meteorologi Dunia (WMO) mengonfirmasi bahwa fenomena cuaca ekstrem yang terjadi di Jepang ini adalah salah satu manifestasi dari perubahan iklim global. Para ilmuwan memperingatkan bahwa peningkatan suhu bumi yang signifikan dapat menyebabkan kejadian cuaca ekstrem lainnya, termasuk gelombang panas dan kekeringan, yang dapat lebih sering terjadi di masa depan. Jepang, seperti banyak negara lain, kini semakin dihadapkan pada tantangan besar untuk beradaptasi dengan kondisi cuaca yang semakin tidak menentu.

Rekor suhu musim gugur yang baru saja tercatat ini semakin menegaskan perlunya tindakan mitigasi perubahan iklim yang lebih serius. Pemerintah Jepang, bersama dengan negara-negara lain, diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan berinvestasi dalam solusi energi terbarukan. Jika tidak, perubahan cuaca yang semakin ekstrem dapat menyebabkan dampak yang lebih luas di masa mendatang.

Jepang Berencana Gunakan Trem Tanpa Rel Untuk Angkut Pendaki Gunung Fuji

Pada 18 November 2024, Jepang mengumumkan rencana untuk meluncurkan trem tanpa rel yang inovatif sebagai alat transportasi utama bagi para pendaki Gunung Fuji. Sistem trem tersebut dirancang untuk memudahkan akses ke berbagai titik di sekitar gunung yang menjadi tujuan pendakian populer tersebut. Trem ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan dan dampak lingkungan dari transportasi tradisional yang selama ini digunakan.

Trem yang akan digunakan tidak memerlukan rel seperti trem konvensional. Sistem ini menggunakan teknologi elektromagnetik dan medan magnet untuk meluncur di atas permukaan, memungkinkan trem bergerak tanpa jalur rel yang permanen. Keunggulan teknologi ini adalah kemampuan untuk beroperasi di medan yang terjal dan bergelombang, serta lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan transportasi berbahan bakar fosil.

Selain kemudahan akses, trem tanpa rel ini juga bertujuan untuk mengurangi jejak karbon dari transportasi konvensional. Keberadaan trem ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman wisatawan dengan mempermudah akses ke area pendakian, tanpa merusak alam sekitar. Ini juga merupakan bagian dari komitmen Jepang untuk meningkatkan keberlanjutan sektor pariwisata.

Meski demikian, proyek ini masih berada pada tahap pengembangan dan uji coba. Para pihak yang terlibat berharap trem tanpa rel ini dapat diluncurkan pada tahun depan untuk menghadapi musim pendakian yang lebih ramai.

Pelatih Jepang Sebut Naturalisasi Bikin Timnas Indonesia Makin Tangguh

Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, memberi perhatian khusus pada Timnas Indonesia menjelang pertandingan mereka di kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Ia menilai skuad Garuda mengalami peningkatan kekuatan signifikan dengan hadirnya pemain-pemain naturalisasi.

Pertandingan antara Jepang dan Indonesia akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 15 November 2024. Duel ini menjadi bagian dari putaran ketiga kualifikasi, di mana Jepang saat ini memimpin klasemen Grup C dengan perolehan 10 poin tanpa kekalahan. Sementara itu, Indonesia menempati posisi kelima dengan 3 poin dan belum mencatat kemenangan.

Di atas kertas, Jepang jelas lebih diunggulkan dibandingkan Indonesia. Tim Samurai Biru memiliki rekor tanpa kekalahan dalam tujuh pertandingan internasional terakhir sejak tersingkir di perempat final Piala Asia 2024 melawan Iran. Selain itu, Jepang juga menduduki peringkat FIFA tertinggi di Asia, yakni posisi 15 dunia. Sebaliknya, Timnas Indonesia masih berada di peringkat 130 dunia.

Meskipun Jepang memegang status unggulan, Moriyasu tetap menyiapkan timnya secara serius. Ia menyatakan bahwa Jepang tidak boleh menganggap remeh Indonesia, terutama dengan adanya para pemain naturalisasi dan dukungan kuat dari penggemar di Jakarta. “Indonesia memiliki budaya sepak bola yang sangat kuat dengan dukungan fanatik dari para penggemarnya,” ujar Moriyasu. “Selain itu, sebagai langkah memperkuat tim, mereka juga telah menaturalisasi sejumlah pemain berbakat yang memiliki akar Indonesia untuk memperkuat skuad nasional mereka.”

Timnas Indonesia sendiri telah memanggil 14 pemain keturunan dalam daftar 27 pemain untuk menghadapi Jepang. Sebelas di antaranya aktif bermain di klub-klub Eropa, termasuk Jay Idzes, yang rutin tampil bersama Venezia di Serie A Italia.

“Mayoritas dari pemain naturalisasi mereka bermain di Eropa, yang membuat tim ini lebih solid dibandingkan dengan skuad Indonesia sebelumnya,” lanjut Moriyasu. “Kejadian ini membuat Timnas Indonesia mendapatkan kekuatan baru dan membuat sulit musuh nya.”

Keberadaan pemain naturalisasi memberi harapan baru bagi Timnas Indonesia untuk bersaing lebih ketat di kualifikasi. Dengan kekuatan baru ini, pertandingan nanti diharapkan akan memberikan perlawanan yang menarik bagi Jepang, dan atmosfer dukungan di stadion menjadi faktor tambahan yang tak boleh diabaikan.