Awal Musim 2025: Bulu Tangkis Indonesia Baru Kantongi Satu Gelar, Tantangan Besar Menanti

Bulu tangkis kembali menjadi sorotan di awal musim 2025, dengan Indonesia baru meraih satu gelar dari empat turnamen awal dalam kalender Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Hasil ini menjadi bahan evaluasi bagi para pemain dan pelatih, mengingat ekspektasi tinggi terhadap prestasi bulu tangkis nasional.

Musim dimulai dengan ajang bergengsi Malaysia Open Super 1000 (7-12 Januari), diikuti oleh India Open Super 750 (14-19 Januari), Indonesia Masters Super 500 (21-26 Januari), dan Thailand Masters Super 300 (31 Januari-4 Februari).

Pada turnamen pembuka di Malaysia Open, Indonesia menurunkan sembilan wakil terbaiknya, termasuk Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, serta pasangan ganda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi. Sayangnya, tak satu pun dari mereka mampu mencapai semifinal. Prestasi terbaik diraih oleh Putri Kusuma Wardani di tunggal putri dan pasangan Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti di ganda putri yang hanya mampu melangkah hingga perempat final.

Perjalanan berlanjut ke India Open Super 750, namun wakil Indonesia kembali gagal membawa pulang gelar juara. Hasil terbaik datang dari Jonatan Christie dan Gregoria Mariska Tunjung yang berhasil menembus semifinal.

Harapan publik pun tertuju pada Indonesia Masters yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta. Namun, di hadapan pendukung sendiri, skuad Merah Putih kembali gagal meraih gelar. Jonatan Christie yang berhasil mencapai final harus mengakui keunggulan Kunlavut Vitidsarn (Thailand) dengan skor 21-18, 17-21, 18-21. Nasib serupa dialami oleh Fajar/Rian, yang sebagai unggulan pertama dikalahkan oleh pasangan Malaysia Man Wei Chong/Tee Kai Wun dua gim langsung, 11-21, 19-21.

Setelah tiga turnamen tanpa gelar, akhirnya Indonesia meraih kemenangan pertamanya di Thailand Masters Super 300. Pasangan ganda putri Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti tampil impresif dengan mengalahkan wakil tuan rumah Laksika Kanlaha/Phataimas Muenwong dalam laga tiga gim, 15-21, 21-13, 21-8. Gelar ini menjadi angin segar bagi tim Indonesia di awal tahun.

Jika melihat perolehan gelar juara, Korea Selatan dan Thailand mendominasi dengan masing-masing lima gelar dari empat turnamen yang telah berlangsung. Jepang menyusul dengan tiga gelar, sementara China dan Malaysia masing-masing mengoleksi dua gelar. Indonesia, meskipun baru mendapatkan satu trofi, masih memiliki banyak peluang di sisa musim ini.

Tantangan besar sudah menanti, dimulai dengan Badminton Asia Mixed Team Championship di China pada 11-16 Februari. Setelah itu, para atlet Indonesia akan menghadapi tur Eropa, yang diawali dengan German Open Super 300 (25 Februari–2 Maret), Orleans Masters Super 300 (4-9 Maret), All England Open Super 1000 (11-16 Maret), dan Swiss Open Super 300 (18-23 Maret).

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) terkait evaluasi hasil di empat turnamen awal. Namun, dengan masih tersisa 25 turnamen dalam kalender World Tour sebelum menuju World Tour Finals, konsistensi dan kerja keras menjadi kunci untuk memperbaiki performa tim Indonesia sepanjang musim 2025.