Finalisasi Perundingan I-EAEU FTA: Kesepakatan Pasar Bebas Indonesia dan Eurasia Semakin Dekat

Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, mengonfirmasi bahwa negosiasi Perjanjian Pasar Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA) telah memasuki tahap akhir. Ia optimistis kesepakatan tersebut dapat segera ditandatangani, meskipun finalisasi naskah masih dalam proses. Tolchenov menjelaskan bahwa perundingan ini tidak hanya melibatkan Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) sebagai institusi, tetapi juga memperhitungkan kepentingan masing-masing negara anggota, yakni Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.

Setelah dokumen FTA selesai disusun, setiap negara yang tergabung dalam perjanjian ini harus menjalani prosedur internal sebelum kesepakatan dapat resmi diteken. Jika seluruh proses dapat dirampungkan sebelum Juni 2025, maka ada kemungkinan perjanjian ini akan ditandatangani di Moskow, bertepatan dengan kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Rusia. Namun, apabila masih ada kendala dalam finalisasi, para pihak akan menentukan waktu dan lokasi lain yang lebih sesuai untuk penandatanganan. Walau demikian, Tolchenov meyakini bahwa setidaknya pengumuman penyelesaian FTA dapat dilakukan saat Prabowo berada di Rusia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah melaporkan perkembangan perundingan kepada Presiden Prabowo. Dari total 15 bab dalam perjanjian, 14 di antaranya telah diselesaikan. Diharapkan, pembahasan terakhir bisa dituntaskan dalam Sidang Komisi Bersama Indonesia-Rusia pada 14–15 April 2025, sehingga memungkinkan kesepakatan ditandatangani saat kunjungan kenegaraan berlangsung. Selain FTA dengan EAEU, Indonesia juga tengah mengupayakan kerja sama ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa (I-EU CEPA) serta bergabung dalam Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

Indonesia Perkuat Ekspor Pangan di Foodex Japan 2025, Raih Kesepakatan Dagang Jutaan Dolar

Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, secara resmi membuka Paviliun Indonesia dalam Pameran Internasional Foodex Japan 2025 edisi ke-50 yang berlangsung di Tokyo Big Sight pada 11-14 Maret. Partisipasi Indonesia dalam acara ini menjadi momen strategis untuk memperkenalkan produk makanan dan minuman Tanah Air di pasar Jepang dan internasional. Heri menegaskan bahwa ini adalah kesempatan emas bagi pelaku usaha Indonesia untuk memperluas jaringan bisnis serta memahami regulasi keamanan pangan Jepang. Jepang sendiri telah menjadi mitra dagang utama Indonesia, dengan nilai ekspor makanan dan minuman yang mencapai 853,41 juta dolar AS pada 2024, mayoritas berasal dari sektor perikanan.

Keikutsertaan Indonesia dalam Foodex Japan diharapkan semakin memperkuat perdagangan bilateral dan kerja sama bisnis, terutama dengan diberlakukannya Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA). Paviliun Indonesia bukan hanya ajang untuk memamerkan keunggulan produk dalam negeri, tetapi juga menjadi wadah bagi para eksportir untuk menjalin kerja sama dengan importir dan distributor Jepang. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara KBRI Tokyo, Bank Indonesia Tokyo, Kementerian Perdagangan, dan ASEAN Japan Centre sebagai bentuk komitmen dalam mendorong ekspor ke Jepang.

Selain itu, dalam peresmian Paviliun Indonesia, dilakukan pula penandatanganan dua kesepakatan dagang senilai 391.000 dolar AS untuk produk cokelat herbal, serta empat Letter of Intent untuk berbagai produk seperti kecap manis, saus sambal, gula aren, teh artisanal, dan buah kering beku. Sebanyak 23 eksportir dan UMKM berpartisipasi dengan membawa berbagai produk unggulan, mulai dari camilan bebas gluten, kopi instan, bumbu masak, hingga rempah-rempah. Partisipasi rutin Indonesia dalam Foodex Japan membuktikan keseriusan dalam memperluas pangsa pasar, terutama di Jepang, yang 60 persen kebutuhan pangannya masih bergantung pada impor.