Kunci Juara Monte Carlo: Alcaraz Temukan Ketentraman di Tengah Tekanan

Carlos Alcaraz akhirnya mengangkat trofi Monte Carlo Masters pertamanya, menandai pencapaian penting dalam karier mudanya yang penuh tekanan. Dalam wawancara pascapertandingan, petenis asal Spanyol itu mengaku sempat terbebani ekspektasi publik yang menuntut musim tanah liat sempurna darinya. Dua kekalahan beruntun di Indian Wells dan Miami sempat menggoyahkan rasa percaya dirinya.

Namun, titik balik datang ketika Alcaraz mulai memprioritaskan kebahagiaan pribadi dan hubungan dengan orang-orang terdekat—keluarga, tim, dan sahabat. Ia menyadari bahwa bermain dengan hati yang tenang dan bahagia lebih penting daripada mengejar gelar demi gelar. “Saya mulai fokus menikmati setiap poin. Hasil akan mengikuti jika saya bahagia,” ujarnya.

Pelatihnya, Samuel Lopez, juga punya peran penting dalam transformasi ini. Dengan pesan sederhana—tetap positif dan jangan lari dari kesulitan—Lopez membantu Alcaraz membangun kembali ketenangan mentalnya. Menurut Alcaraz, mentalitas seperti ini bahkan lebih krusial daripada teknik atau strategi permainan.

Meski bayang-bayang nama besar Rafael Nadal yang pernah 11 kali juara Monte Carlo sempat menghantui, Alcaraz memilih untuk tidak membandingkan. Ia hanya ingin belajar, menikmati proses, dan tampil sebaik mungkin tanpa tekanan peringkat.

Kini, setelah menjuarai Monte Carlo dan kembali ke peringkat dua dunia, Alcaraz menegaskan bahwa kemenangan hanyalah bonus. Yang paling penting baginya adalah bermain dengan bahagia, terus berkembang, dan menghadapi tantangan dengan kepala tegak.

Alcaraz Bangkit di Monte Carlo: Kemenangan Emosional di Tengah Cedera Musetti

Carlos Alcaraz kembali mencuri perhatian dunia tenis setelah meraih gelar ATP Masters 1000 keenamnya di Monte-Carlo Masters 2025, sekaligus menjadi kemenangan pertamanya dalam lebih dari setahun. Dalam laga final yang berlangsung di Court Rainier III, Monte Carlo, Alcaraz menundukkan Lorenzo Musetti dengan skor 3-6, 6-1, 6-0. Meski meraih kemenangan, Alcaraz mengaku tidak sepenuhnya puas karena Musetti mengalami cedera kaki di set terakhir. Petenis berusia 21 tahun itu menyampaikan simpatinya dan berharap sang lawan bisa segera pulih sepenuhnya.

Turnamen ini menjadi titik balik bagi Alcaraz, yang sebelumnya tersingkir secara mengejutkan di putaran kedua Miami Open. Namun, kembalinya ke lapangan tanah liat tampak membawa angin segar. Ia tampil konsisten, melewati tantangan dari Francisco Cerundolo, Arthur Fils, Daniel Altmaier, dan Alejandro Davidovich Fokina untuk akhirnya mencapai final. Alcaraz menyebut minggu ini sangat penuh tekanan, namun ia bangga dengan mentalitas dan daya juangnya.

Final kali ini juga mempertemukan dua petenis muda berbakat kelahiran 2000-an. Meski Musetti bermain baik, cedera di set ketiga membuatnya kesulitan melanjutkan pertandingan secara maksimal. Alcaraz, yang kini mengoleksi tiga gelar Masters 1000 di tanah liat, mengungguli Alexander Zverev dalam peringkat dan kini berada di posisi kedua dunia. Ia juga menempati peringkat pertama dalam klasemen sementara ATP Live Race to Turin. Target berikutnya adalah tampil gemilang di Madrid Masters yang akan segera digelar di negaranya sendiri.

Alcaraz Bangkit dari Tekanan dan Melaju Dramatis ke Semifinal Monte Carlo

Carlos Alcaraz menunjukkan ketangguhan luar biasa saat berhasil mengalahkan Arthur Fils dalam laga penuh tensi di perempat final Monte Carlo Masters. Meski sempat berada di ambang kekalahan, petenis peringkat tiga dunia ini mampu membalikkan keadaan dan menang dengan skor 4-6, 7-5, 6-3. Laga yang berlangsung selama dua jam 23 menit itu menjadi bukti daya juang dan mental baja Alcaraz. Ia menyelamatkan tiga break point krusial di set kedua saat tertinggal 0/40 di gim ke-11, lalu bangkit dari ketertinggalan 1-3 di set ketiga untuk mencatatkan lima gim kemenangan beruntun dan menutup pertandingan dengan gemilang. Dalam wawancara usai laga, Alcaraz mengaku tetap bersabar dan menunggu momen terbaik untuk menyerang. Ia memanfaatkan kesalahan kecil Fils di saat-saat penting dan berusaha tampil lebih agresif, terutama saat posisinya tertekan. Keberhasilannya memaksimalkan drop shot juga memberinya kepercayaan diri ekstra sepanjang pertandingan. Ini menjadi penampilan keduanya di Monte Carlo setelah kalah di laga perdana pada 2022, sekaligus menandai kebangkitannya usai tersingkir lebih awal di Miami. Kemenangan ini membawa Alcaraz ke semifinal ATP Masters 1000 untuk ke-10 kalinya, sekaligus membuka peluang untuk meraih gelar keenamnya di level ini. Jika mampu menjuarai turnamen ini, Alcaraz berpotensi merebut peringkat dua dunia dari Alexander Zverev. Sementara itu, meski gagal ke semifinal, Fils tetap mencatat kemajuan signifikan dengan naik ke peringkat 13 dunia dalam peringkat Live ATP.

Alcaraz Bangkit Hebat dan Singkirkan Cerundolo di Monte Carlo Masters

Carlos Alcaraz menunjukkan daya juang luar biasa saat bangkit dari kekalahan di set pertama untuk mencatat kemenangan dramatis di Monte Carlo Masters 2025. Dalam pertandingan babak kedua yang digelar Rabu (9/4) waktu setempat, Alcaraz berhasil menundukkan Francisco Cerundolo dengan skor 3-6, 6-0, 6-1 hanya dalam waktu satu jam 37 menit. Perubahan besar dalam strategi permainan, terutama dengan pendekatan pengembalian bola yang lebih agresif, menjadi kunci keberhasilannya. Petenis Spanyol itu mengaku banyak melakukan kesalahan di set pembuka, membiarkan lawan mendominasi permainan. Namun, ia menyadari perlunya perubahan drastis dan memilih bermain lebih menyerang, mendekati net, dan kembali ke gaya khasnya dengan variasi pukulan seperti drop shot. Strategi tersebut terbukti efektif, terutama setelah ia berhasil menyelamatkan dua break point penting di awal set kedua.

Cerundolo sempat unggul lewat pukulan forehand dan dominasinya dalam reli backhand di set pertama, namun kehilangan momentum setelah Alcaraz mulai mengatur permainan dengan lebih cerdik. Kemenangan ini membuat catatan Alcaraz sepanjang musim 2025 menjadi 16 kemenangan dan 4 kekalahan. Di babak ketiga, Alcaraz akan menghadapi Daniel Altmaier, yang sebelumnya mengakhiri perjalanan panjang Richard Gasquet di Monte Carlo usai menang dalam tiga set. Gasquet, yang akan pensiun setelah Roland Garros, tampil untuk terakhir kalinya di Monte Carlo setelah memulai debut pada 2002. Sementara itu, unggulan keempat Casper Ruud juga melaju ke babak selanjutnya usai menang cepat atas Roberto Bautista Agut dan akan menantang Alexei Popyrin di laga berikutnya.

Tsitsipas Terselamatkan dari Kejutan di Monte Carlo, Siap Panaskan Persaingan

Juara bertahan Stefanos Tsitsipas sukses melewati hadangan awal di Monte-Carlo Masters setelah menundukkan petenis Australia, Jordan Thompson, dalam pertandingan tiga set yang berlangsung dramatis. Dalam duel yang digelar Selasa waktu setempat, Tsitsipas sempat kehilangan set pertama dengan skor 4-6, namun bangkit dan merebut dua set berikutnya 6-4, 6-2. Kemenangan ini membuka langkahnya dalam upaya mempertahankan gelar ATP Masters 1000 tersebut.

Usai pertandingan, Tsitsipas mengaku tak punya ekspektasi pasti terhadap permainan lawan. Ia menyebut hanya dengan mencoba menemukan ritme agar bisa kembali bermain konsisten. Thompson sebenarnya tampil solid, hanya dengan kehilangan empat poin dari servisnya di set pembuka. Namun, Tsitsipas mulai menunjukkan permainan lebih agresif di set kedua, dengan mempercepat gerakan ke baseline dan memberi tekanan pada servis lawan.

Kebangkitan Tsitsipas kian nyata saat ia memenangkan tujuh dari sembilan gim terakhir. Kesalahan Thompson saat melakukan smash terlalu panjang menjadi titik balik penting, memberi Tsitsipas keunggulan break yang menentukan di set penentu. Dengan hasil ini, rekor pertemuan Tsitsipas kontra Thompson menjadi 4-1. Di babak ketiga nanti, petenis berusia 26 tahun itu akan menghadapi pemenang antara Nuno Borges dan Pedro Martinez. Tiga kali juara Monte Carlo itu kini mengantongi rekor menang-kalah 21-3 di turnamen ini dan menjadi petenis tersukses kedua setelah Rafael Nadal.

Carlos Alcaraz Tegas Hadapi Musim Tanah Liat: “Saya Tak Takut Tekanan”

Carlos Alcaraz menyambut musim turnamen tanah liat Eropa dengan rasa percaya diri tinggi, meskipun mengalami kekalahan di semifinal Indian Wells dan langsung tersingkir pada laga perdana Miami Open. Petenis muda asal Spanyol ini mengaku puas dengan performanya secara keseluruhan, terlepas dari hasil yang didapat. Dalam konferensi pers menjelang Monte Carlo Masters, ia menegaskan bahwa tenis bukan sekadar teknik memukul bola, tetapi juga menyangkut kekuatan mental dan fisik. Alcaraz mengakui bahwa ekspektasi publik terhadapnya sangat tinggi, sampai-sampai setiap kekalahan dianggap sebagai kegagalan besar. Namun, ia tidak membiarkan tekanan itu mempengaruhi semangatnya. Ia mengatakan siap menampilkan permainan terbaik di musim tanah liat.

Saat ini, Alcaraz menempati posisi kelima dalam ATP Live Race To Turin dengan rasio kemenangan 78,9 persen, menjadi yang terbaik kedua di antara petenis dengan minimal sepuluh laga musim ini—hanya kalah dari Jack Draper yang mencatatkan 81,3 persen. Ia juga telah meraih satu gelar di Rotterdam dan menembus perempat final Australian Open serta Doha. Alcaraz menilai persaingan di ATP Tour semakin ketat, terlihat dari keberhasilan Draper dan Jakub Mensik yang tampil cemerlang di Indian Wells dan Miami. Menyadari hal itu, Alcaraz merasa banyak pemain berpotensi besar tampil dominan di musim tanah liat.

Sebagai unggulan kedua di Monte Carlo, Alcaraz akan menghadapi pemenang laga antara Fabio Fognini atau Francisco Cerundolo. Ia menyatakan sangat antusias bisa kembali tampil di turnamen ini setelah absen dua edisi terakhir karena cedera.