Kesepakatan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Makin Dekat, AS Optimistis

Utusan Khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff, menyatakan bahwa gencatan senjata penuh antara Rusia dan Ukraina bisa tercapai dalam beberapa pekan ke depan. Ia menegaskan bahwa perundingan antara kedua negara telah menunjukkan kemajuan signifikan. Witkoff juga mengungkapkan bahwa setelah kesepakatan gencatan senjata tercapai, sanksi ekonomi yang diberlakukan AS terhadap Rusia akan mulai dilonggarkan.

Untuk mempercepat proses ini, pertemuan lanjutan akan digelar di Arab Saudi pada awal pekan depan. Witkoff menjelaskan bahwa komunikasi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah berlangsung produktif dan berorientasi pada penyelesaian konflik. Kedua pemimpin bahkan dikabarkan telah membahas kemungkinan pertemuan langsung di masa mendatang guna memperkuat kesepakatan.

Pada hari Selasa, Trump dan Putin melakukan percakapan selama lebih dari dua jam melalui saluran telepon. Mereka membicarakan hubungan bilateral, solusi damai untuk konflik Ukraina, serta situasi geopolitik di Timur Tengah. Trump menggambarkan diskusi tersebut sebagai dialog yang positif dan membangun.

Sementara itu, terkait serangan Rusia ke Ukraina yang terjadi pada hari yang sama, Witkoff menyatakan bahwa dalam waktu 10 menit setelah pembicaraan dimulai, Putin langsung menginstruksikan militer Rusia untuk tidak lagi menyerang infrastruktur energi Ukraina. Ia menegaskan bahwa serangan yang terjadi sebelumnya berlangsung sebelum perintah tersebut diberikan.

Dalam konteks hubungan AS-Rusia, Witkoff menekankan bahwa hubungan kedua negara memegang peran krusial bagi stabilitas global, terutama dalam isu yang melibatkan China, Iran, dan Timur Tengah.

Kremlin Peringatkan Dampak Serangan Drone Ukraina Terhadap Upaya Perdamaian

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memperingatkan bahwa serangan drone berskala besar yang dilakukan Ukraina terhadap Rusia dapat semakin memperumit upaya menuju perdamaian. Dalam pernyataannya pada Selasa (11/3), Peskov menegaskan bahwa meskipun belum ada negosiasi yang berlangsung, serangan semacam ini dapat menghambat potensi langkah menuju perundingan damai.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa dalam semalam, sistem pertahanan udara Rusia berhasil mencegat dan menghancurkan sebanyak 337 drone yang diluncurkan oleh Ukraina. Dari jumlah tersebut, 91 drone menyerang wilayah Moskow, sementara 126 lainnya tertarget di wilayah Kursk. Serangan ini disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan meningkatnya eskalasi konflik di antara kedua negara.

Media lokal Rusia melaporkan bahwa akibat serangan drone tersebut, sedikitnya tiga orang tewas di Wilayah Moskow, dan belasan lainnya mengalami luka-luka. Dampak serangan ini semakin memperburuk ketegangan, dengan Rusia menegaskan bahwa tindakan Ukraina hanya akan semakin menjauhkan kemungkinan dialog diplomatik.

Di pihak Ukraina, belum ada pernyataan resmi mengenai serangan tersebut. Namun, sebelumnya Ukraina telah berulang kali menyatakan bahwa operasi militernya, termasuk serangan drone ke wilayah Rusia, merupakan bagian dari strategi pertahanan dan tanggapan atas serangan yang dilakukan Moskow. Dengan situasi yang terus memburuk, prospek perundingan damai tampaknya semakin jauh dari kenyataan, sementara kedua belah pihak terus memperkuat posisi mereka di medan perang.