Carlos Alcaraz akhirnya mengangkat trofi Monte Carlo Masters pertamanya, menandai pencapaian penting dalam karier mudanya yang penuh tekanan. Dalam wawancara pascapertandingan, petenis asal Spanyol itu mengaku sempat terbebani ekspektasi publik yang menuntut musim tanah liat sempurna darinya. Dua kekalahan beruntun di Indian Wells dan Miami sempat menggoyahkan rasa percaya dirinya.
Namun, titik balik datang ketika Alcaraz mulai memprioritaskan kebahagiaan pribadi dan hubungan dengan orang-orang terdekat—keluarga, tim, dan sahabat. Ia menyadari bahwa bermain dengan hati yang tenang dan bahagia lebih penting daripada mengejar gelar demi gelar. “Saya mulai fokus menikmati setiap poin. Hasil akan mengikuti jika saya bahagia,” ujarnya.
Pelatihnya, Samuel Lopez, juga punya peran penting dalam transformasi ini. Dengan pesan sederhana—tetap positif dan jangan lari dari kesulitan—Lopez membantu Alcaraz membangun kembali ketenangan mentalnya. Menurut Alcaraz, mentalitas seperti ini bahkan lebih krusial daripada teknik atau strategi permainan.
Meski bayang-bayang nama besar Rafael Nadal yang pernah 11 kali juara Monte Carlo sempat menghantui, Alcaraz memilih untuk tidak membandingkan. Ia hanya ingin belajar, menikmati proses, dan tampil sebaik mungkin tanpa tekanan peringkat.
Kini, setelah menjuarai Monte Carlo dan kembali ke peringkat dua dunia, Alcaraz menegaskan bahwa kemenangan hanyalah bonus. Yang paling penting baginya adalah bermain dengan bahagia, terus berkembang, dan menghadapi tantangan dengan kepala tegak.