Kisah Quynh, Mahasiswa Vietnam yang Bertemu Xi Jinping dan Membawa Harapan Baru

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Vietnam pada tahun 2023, sebuah pertemuan istimewa digelar di Hanoi oleh Sekjen Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong. Acara tersebut mempertemukan para pemuda dari kedua negara dan tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi dalam menjalin hubungan persahabatan antara China dan Vietnam. Xi Jinping memanfaatkan kesempatan itu untuk mendorong generasi muda menjadi pelopor dalam memperkuat hubungan bilateral, menyampaikan pesan penting tentang pentingnya kedekatan antar masyarakat dalam menjaga keharmonisan antarnegara.

Salah satu yang paling mencuri perhatian dalam acara tersebut adalah Le Nguyet Quynh, mahasiswa asal Provinsi Nghe An, Vietnam. Ia merupakan mahasiswa baru jurusan ekonomi di Universitas Tsinghua, almamater Xi. Quynh menyampaikan pidato mewakili pemuda Vietnam dan untuk pertama kalinya bertatap muka langsung dengan Xi. Ia menggambarkan pemimpin China itu sebagai pribadi yang ramah, berwibawa, dan penuh kharisma. Momen itu begitu berkesan baginya hingga ia menjadikan fotonya bersama Xi sebagai gambar profil di WeChat, aplikasi pesan populer di China.

Quynh mulai mempelajari bahasa Mandarin sejak SMP, dan sejak menyaksikan video tentang kunjungan Xi ke Tsinghua, ia bercita-cita untuk menempuh pendidikan di sana. Kini impiannya telah tercapai. Ia percaya bahwa ikatan persahabatan antarmasyarakat menjadi fondasi kuat dalam hubungan dua negara. Baginya, anak muda seperti dirinya memegang peran penting untuk merawat dan melanjutkan hubungan yang telah dibangun oleh generasi sebelumnya.

Presiden Xi Jinping Minta BRICS Susun Strategi Untuk Atasi Masalah Global

Beijing – Dalam pernyataan terbaru, Presiden China, Xi Jinping, mendesak negara-negara anggota BRICS untuk bekerja sama dalam merumuskan strategi efektif dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Seruan ini disampaikan menjelang pertemuan puncak BRICS yang akan diadakan bulan depan.

Xi menyoroti sejumlah masalah mendesak, termasuk perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi, dan ancaman terhadap keamanan global. Ia menekankan perlunya kolaborasi di antara negara-negara anggota BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, untuk menemukan solusi yang dapat diterapkan secara bersama-sama.

Dalam konteks ini, Xi menyerukan pembentukan mekanisme kerja sama yang lebih kuat di bidang energi, kesehatan, dan teknologi. Ia percaya bahwa dengan berbagi sumber daya dan pengetahuan, negara-negara BRICS dapat meningkatkan ketahanan masing-masing terhadap krisis global.

Presiden Xi juga mengajak negara-negara BRICS untuk meningkatkan investasi di sektor-sektor inovatif. Menurutnya, kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi dapat menjadi kunci untuk menghadapi tantangan yang ada, termasuk kebutuhan akan energi bersih dan pengembangan vaksin.

Xi menegaskan bahwa BRICS memiliki peran penting dalam membentuk tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang. Dengan bersatu, ia yakin negara-negara ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perdamaian dan stabilitas global.

Pernyataan Xi Jinping ini menunjukkan komitmen Tiongkok untuk memperkuat kemitraan dalam BRICS dan mengatasi isu-isu krusial yang dihadapi dunia saat ini. Pertemuan mendatang diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan konkret dalam menghadapi tantangan global bersama.