Jakarta – Di era digital yang semakin berkembang, kebiasaan mencari informasi pun mengalami perubahan besar. Istilah “Googling,” yang merujuk pada pencarian informasi menggunakan mesin pencari Google, kini tampaknya mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Fenomena ini menjadi semakin nyata dengan adanya perubahan drastis dalam kebiasaan pencarian informasi di kalangan Generasi Z.
Asal Usul “Googling”
Istilah “Googling” pertama kali diciptakan oleh Larry Page, salah satu pendiri Google, dan mulai digunakan secara resmi dalam Kamus Bahasa Inggris Oxford pada bulan Juni 2006. Sejak saat itu, kata ini identik dengan pencarian informasi di internet. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa istilah ini mungkin tidak lagi relevan bagi banyak remaja saat ini.
Perubahan Kebiasaan Pencarian oleh Gen Z
Menurut laporan dari Bernstein Research, Gen Z semakin jarang menggunakan Google untuk pencarian informasi. Sebaliknya, mereka lebih cenderung menggunakan platform media sosial seperti TikTok dan Instagram. Dalam survei April 2024 oleh Forbes Advisor dan Talker Research terhadap 2.000 orang Amerika, ditemukan bahwa 45% dari Gen Z lebih memilih social searching di media sosial dibandingkan dengan menggunakan Google.
Berbanding terbalik, hanya 35% dari Generasi Milenial, 20% dari Generasi X, dan kurang dari 10% dari Generasi Boomers yang menunjukkan kebiasaan serupa. Data ini menunjukkan pergeseran signifikan dalam cara Gen Z berinteraksi dengan internet.
Media Sosial sebagai Mesin Pencari Utama
Media sosial telah menjadi sumber utama bagi Gen Z dalam mencari rekomendasi mengenai restoran, produk, dan aktivitas. Sekitar 40% dari Gen Z pada tahun 2016 mengandalkan media sosial untuk informasi produk, dan angka ini meningkat menjadi hampir 52% pada tahun 2023. TikTok, khususnya, telah merespons kebutuhan ini dengan fitur e-commerce dan iklan yang ditargetkan, menjadikannya platform yang sangat menguntungkan dengan pendapatan iklan mencapai 11 miliar dolar AS di Amerika Serikat pada tahun 2023.
Daya Beli dan Pengaruh Generasi Muda
Daya beli Gen Z yang diprediksi mencapai 12 triliun dolar AS pada tahun 2023 menjadikannya kelompok konsumen yang sangat berharga. Bahkan, generasi setelah mereka, Gen Alpha, sudah menghabiskan lebih dari dua jam seminggu untuk berbelanja online, menunjukkan bahwa kebiasaan belanja online akan terus berkembang.
Tantangan bagi Google
Perubahan ini menimbulkan tantangan baru bagi Google. Prabhakar Raghavan, wakil presiden senior Google, mencatat bahwa sekitar 40% anak muda memilih TikTok atau Instagram untuk mencari tempat makan siang daripada menggunakan Google Maps atau Search. Ini adalah indikator jelas bahwa media sosial kini memiliki pengaruh besar dalam cara orang mencari dan mengonsumsi informasi.