Zaini Kembali ke Bundaran HI Setelah 40 Tahun: Sebuah Perjalanan Nostalgia yang Mengharukan

https://trimtechketoacvgummies.com

Pada Sabtu, 28 Desember 2024, Zaini, seorang pria berusia 75 tahun, melangkah perlahan di trotoar Jalan MH Thamrin menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta Pusat. Mengenakan kaus polo abu-abu, celana cokelat, sandal jepit, dan peci putih, Zaini tampak santai meski perjalanan panjang telah membuatnya kelelahan. Sesampainya di dekat posko hijau, Zaini menghampiri sekelompok orang yang tengah duduk dan bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, “Air mancurnya di mana?”

Dengan pandangan penuh rasa penasaran, ia melihat sekeliling namun hanya menemukan kerangka videotron dan panggung yang sedang dipersiapkan untuk malam pergantian tahun. Zaini baru saja tiba di Jakarta setelah perjalanan panjang dari kampung halamannya di Sampang, Madura. Dia berjalan kaki dari tempat temannya berjualan sembako di Gondangdia menuju Bundaran HI untuk melihat suasana terbaru dari lokasi yang memiliki banyak kenangan baginya.

Kunjungan ini bukan yang pertama bagi Zaini, namun ada rasa penasaran yang membawanya kembali ke Bundaran HI setelah lebih dari 40 tahun. Di tahun 1980-an, Zaini pernah mengunjungi tempat ini saat ia masih berdagang kayu, melakukan perjalanan dari Kalimantan ke Jawa. “Dulu gedung-gedungnya belum setinggi ini. Sekarang, kalau lihat ke atas saja sudah bikin pusing,” ujarnya sambil tersenyum mengenang masa lalu.

Zaini juga tertarik dengan persiapan perayaan malam tahun baru di Bundaran HI. Ia bertanya dengan penuh minat tentang panggung yang akan digunakan untuk acara pergantian tahun, seolah ingin merasakan atmosfer tersebut meski usianya tak lagi muda. “Biar bisa lihat-lihat. Dekat kok, kalau capek ya duduk dulu,” tambahnya dengan santai, seolah menikmati momen kecil ini.

Meskipun tubuhnya tak sekuat dulu, semangat Zaini untuk mengenang kenangan lama dan menikmati momen sederhana tetap menyala. Ia berencana untuk kembali ke Bundaran HI pada malam tahun baru, ingin merasakan suasana yang telah berubah begitu pesat, namun tetap mempertahankan kenangan yang ada sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di sana lebih dari empat dekade lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *