Desa Tambak Beras di Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, menarik perhatian pada Sabtu (7/9) dengan prosesi Sedekah Bumi yang menampilkan tumpeng bandeng setinggi 2 meter. Acara ini merupakan bentuk syukur masyarakat atas hasil panen tambak yang melimpah, serta upaya pelestarian tradisi lokal yang telah berlangsung sejak lama.
Tumpeng Bandeng: Simbol Kemakmuran dan Tradisi Desa
Kepala Desa Tambak Beras, Wahyudi, menjelaskan bahwa tumpeng bandeng raksasa adalah simbol utama dalam prosesi ini. “Bandeng menjadi representasi kehidupan dan kemakmuran kami. Ini adalah cara kami untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah,” ujar Wahyudi.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh warga desa, tetapi juga menarik perhatian pengunjung dari luar. Kemeriahan terlihat jelas dalam setiap bagian acara, mulai dari penampilan tumpeng bandeng yang mengesankan hingga berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat.
Apresiasi untuk Panitia dan Dukungan Pemerintah
Wahyudi mengungkapkan rasa terima kasih kepada panitia pelaksana yang telah bekerja keras untuk memastikan kesuksesan acara ini. “Keberhasilan acara ini adalah hasil dari dedikasi dan kerja keras seluruh panitia. Kami berharap tradisi ini akan terus berkembang dan semakin kuat setiap tahunnya,” tambahnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Gresik, Abu Hasan, juga memberikan pujian untuk penyelenggaraan acara. “Saya sangat menghargai usaha panitia dan partisipasi masyarakat dalam melestarikan tradisi Sedekah Bumi ini. Tradisi seperti ini memperkuat ikatan budaya kita dan dapat menjadi contoh bagi desa lain,” kata Abu Hasan.
Kegembiraan dan Rangkaian Acara
Pengunjung seperti Yashinta merasa sangat senang bisa menyaksikan acara tersebut. “Acara ini sangat menyenangkan dan memiliki makna yang mendalam. Saya bangga melihat bagaimana tradisi ini terus hidup dan berkembang,” ujarnya.
Prosesi Sedekah Bumi dimulai dengan istighosah akbar dan gema sholawat yang melibatkan tokoh-tokoh agama, termasuk Habib Muhammad Bin Alhaddad dan Habib Hasan Al Haddad. Puncak acara diisi dengan pertunjukan wayang kulit yang dipersembahkan oleh dalang Ki Puguh Prasetyo dari Desa Kandangan, yang menambah keistimewaan perayaan tersebut.
Acara ini tidak hanya merayakan hasil bumi tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong di antara warga. Prosesi ini membuktikan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi lokal sebagai bagian dari identitas budaya dan sosial masyarakat Desa Tambak Beras.