Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan menerima tekanan dari Amerika Serikat terkait Greenland. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan stasiun televisi Denmark, TV2 dan DR, pada Selasa (25/3), menanggapi rencana kunjungan delegasi tingkat tinggi AS ke wilayah tersebut akhir pekan ini. Frederiksen menyebut bahwa tekanan yang diberikan kepada Greenland dan Denmark dalam situasi ini tidak dapat diterima, serta menegaskan bahwa kunjungan tersebut tidak mencerminkan kepentingan ataupun keinginan rakyat Greenland.
Delegasi AS yang dijadwalkan mengunjungi Greenland terdiri dari Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, Menteri Energi Chris Wright, serta Usha Vance, istri Wakil Presiden JD Vance. Juru bicara Gedung Putih, Brian Hughes, mengklaim bahwa tujuan utama kunjungan ini adalah untuk mempelajari budaya, sejarah, serta penduduk Greenland. Namun, Frederiksen dengan tegas menolak klaim tersebut, menekankan bahwa tidak mungkin menyebut kunjungan itu sebagai agenda pribadi jika di dalamnya terdapat perwakilan resmi dari negara lain. Ia juga menyoroti bahwa kunjungan ini dilakukan di tengah proses negosiasi pemerintahan di Greenland, di mana para pemimpin setempat telah meminta agar pejabat AS menunda rencana mereka.
Frederiksen menilai bahwa ketertarikan pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap Greenland merupakan ancaman bagi kedaulatan Denmark, terutama setelah Trump secara terbuka menyatakan bahwa AS akan memperoleh Greenland dengan cara apa pun. Ia menegaskan dukungannya kepada pemerintah Greenland serta menyoroti pentingnya hubungan diplomatik yang didasarkan pada prinsip saling menghormati dan menjaga integritas wilayah. Frederiksen juga menyatakan bahwa Denmark mendapat dukungan luas dari negara-negara Nordik dan Uni Eropa, serta mengingatkan bahwa kerja sama antarsekutu harus dijalankan berdasarkan kepercayaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.