Pada Senin (3/3), Senat Amerika Serikat akhirnya menyetujui pencalonan Linda McMahon, mantan CEO WWE, sebagai Menteri Pendidikan dengan hasil pemungutan suara 51-45. McMahon, yang sebelumnya menjabat sebagai Administrator Badan Usaha Kecil (Small Business Administration) pada pemerintahan pertama Presiden Donald Trump, kini menjadi salah satu pejabat pilihan Trump untuk mengisi jabatan menteri dalam kabinetnya.
Perempuan berusia 76 tahun ini menjadi kandidat menteri ke-22 yang disetujui oleh Senat sejak pelantikan Presiden Trump. Sebelum mencalonkan McMahon, Trump sudah dikenal dengan kebijakan kontroversialnya yang ingin membubarkan Kementerian Pendidikan AS. Bahkan, pada Februari lalu, Trump mengungkapkan keinginannya untuk menutup lembaga tersebut, dengan alasan anggaran yang terlalu besar dan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan yang dikeluarkan kementerian.
Dalam sebuah pernyataan, Pemimpin Mayoritas Senat, John Thune, memberikan pujian kepada McMahon, menjelaskan bahwa dia berharap dapat bekerja sama untuk mengurangi birokrasi, memberdayakan pemerintah negara bagian dan lokal, serta memberi lebih banyak kebebasan kepada guru untuk membantu siswa meraih kesuksesan.
McMahon, yang dikenal luas sebagai mantan pegulat profesional di SmackDown WWE, memiliki pengalaman dalam dunia bisnis dan pemerintahan yang dianggap dapat membawa perubahan signifikan di Kementerian Pendidikan. Namun, penunjukan ini datang di tengah-tengah rencana Trump untuk mereformasi sejumlah lembaga pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan. Trump sebelumnya pernah mengkritik lembaga ini sebagai “akal-akalan” dan menuduh kementerian tersebut menghabiskan anggaran besar tanpa memberikan hasil yang maksimal.
Pada saat yang sama, ada dorongan dari Partai Republik untuk menutup Kementerian Pendidikan, karena mereka menentang sentralisasi kebijakan pendidikan dan lebih memilih agar keputusan pendidikan diserahkan kepada negara bagian dan pemerintah daerah. Kelompok konservatif juga menuduh kementerian ini mempromosikan materi yang dianggap tidak pantas, terutama terkait dengan isu-isu gender dan ras, yang menurut mereka mengarah pada “indoktrinasi” generasi muda.
Penunjukan McMahon ini membawa harapan bagi sejumlah pihak, namun juga menuai kontroversi mengingat latar belakangnya yang lebih banyak berkecimpung dalam dunia bisnis dan hiburan, ketimbang pendidikan formal. Meski demikian, Senat telah memberikan dukungan penuh untuk McMahon, yang kini siap menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pendidikan AS.