Guardiola Incar Rekor Semifinal Beruntun Saat City Tantang Bournemouth

Pelatih Manchester City, Josep “Pep” Guardiola, berambisi untuk memperpanjang rekor klub mencapai semifinal Piala FA selama tujuh musim berturut-turut ketika timnya menghadapi Bournemouth dalam laga perempat final di Stadion Vitality, Minggu (30/3). Guardiola menegaskan bahwa pencapaian tersebut menjadi salah satu target utama sebelum fokus ke Liga Champions dan laga lanjutan di liga melawan Leicester City. Ia menekankan bahwa timnya harus tetap serius dalam kompetisi ini, sebagaimana mereka menjuarai Piala Liga empat musim beruntun beberapa tahun lalu.

Musim ini, Manchester City telah memastikan tempat di semifinal Piala FA untuk keenam kalinya secara beruntun. Pada musim 2023-2024, mereka bahkan berhasil mencapai final meski harus mengakui keunggulan Manchester United dengan skor 1-2. Guardiola menilai bahwa membawa timnya kembali ke Wembley, tempat berlangsungnya semifinal, akan menjadi pencapaian yang membanggakan. City sendiri telah mengoleksi tujuh gelar juara Piala FA, dengan yang terbaru diraih pada musim 2022-2023.

Di antara delapan tim yang tersisa di perempat final, hanya Nottingham Forest, Aston Villa, dan Preston North End yang pernah menjuarai turnamen ini, namun gelar mereka terakhir kali diraih lebih dari enam dekade lalu. Bournemouth, sebagai lawan City di perempat final, akan bermain dengan tekad besar untuk mencatat sejarah baru dengan mencapai final pertama mereka. Guardiola mengakui bahwa Bournemouth telah menunjukkan performa luar biasa di Liga Inggris musim ini, yang dibuktikan dengan kemenangan mereka atas City di pertemuan pertama dengan skor 2-1.

Saat ini, Bournemouth berada di peringkat kesepuluh klasemen sementara Liga Inggris dengan 44 poin, hanya terpaut empat angka dari Manchester City yang menempati posisi kelima. Dengan semangat tinggi dan keinginan kuat untuk membuat sejarah, Bournemouth dipastikan akan memberikan perlawanan sengit dalam pertandingan ini.

Gregoria Mariska Melaju ke Perempat Final All England Setelah Tampil Gemilang

Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, sukses melaju ke perempat final turnamen BWF World Tour Super 1000 All England setelah menampilkan performa impresif. Bertanding di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Kamis, Gregoria yang merupakan unggulan kelima berhasil mengatasi perlawanan Sim Yu Jin asal Korea Selatan dengan skor 21-18, 21-19.

Gregoria mengaku bersyukur atas kemenangan tersebut dan menyadari bahwa Sim Yu Jin sedang dalam performa terbaik sejak tahun lalu. Gim pertama berlangsung ketat, tetapi Gregoria mampu mengendalikan permainan hingga unggul lebih dulu. Pada gim kedua, ia sempat memimpin, namun lawan mampu memberikan tekanan dan menyamakan kedudukan. Beruntung, Gregoria tetap tenang di poin-poin krusial, sehingga berhasil mengamankan kemenangan.

Ia mengungkapkan bahwa dibandingkan pertandingan sebelumnya, pergerakannya kali ini terasa lebih ringan, sehingga ia bisa lebih leluasa dalam mengantisipasi serangan lawan. Selanjutnya, Gregoria akan menghadapi wakil China, Han Yue, di babak perempat final. Han Yue lolos ke delapan besar setelah lawannya, Sim Yu Jin, terpaksa mundur pada gim pertama. Gregoria berharap dapat bermain lebih lepas dan memiliki motivasi tinggi untuk melampaui pencapaiannya di tahun sebelumnya.

Turnamen All England memiliki makna spesial bagi Gregoria, karena selain menjadi salah satu kejuaraan bulu tangkis tertua di dunia, ia juga merasa mendapat dukungan besar dari masyarakat Indonesia di luar negeri. Gregoria menjadi wakil Indonesia yang memastikan tempat di perempat final, menyusul keberhasilan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja di sektor ganda campuran serta Sabar Karyaman Gutama/Muhammad Reza Pahlevi Isfahani di ganda putra. Namun, beberapa wakil Indonesia harus terhenti di babak 16 besar, seperti Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, Putri Kusuma Wardani, Jonatan Christie, dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Sementara itu, ganda putra Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin masih berjuang menghadapi kompatriotnya, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, demi satu tempat di perempat final.

Djokovic Melaju ke Perempat Final Australian Open 2025, Siap Hadapi Alcaraz

Novak Djokovic berhasil melaju ke perempat final Australian Open setelah mengalahkan Jiri Lehecka dengan skor 6-3, 6-4, 7-6 (7-4) di Rod Laver Arena. Kemenangan ini menandai penampilan ke-15 Djokovic di babak delapan besar Melbourne Park, sebuah rekor yang kini ia bagi dengan Roger Federer.

Djokovic, yang berusia 37 tahun, menunjukkan performa yang solid sepanjang pertandingan. Meskipun sempat mengalami kesulitan di set ketiga, ia berhasil mengatasi tekanan dan meraih kemenangan dalam tiebreak. Ini menunjukkan bahwa pengalaman dan ketahanan mental Djokovic tetap menjadi aset berharga dalam kompetisi tingkat tinggi seperti Grand Slam.

Di set pertama, Djokovic cepat mengambil kendali dengan memanfaatkan kesalahan ganda Lehecka untuk mendapatkan break. Ia melanjutkan dominasinya di set kedua dengan permainan agresif dari baseline. Kemenangan ini mencerminkan strategi Djokovic yang efektif dalam menghadapi lawan yang lebih muda dan kurang berpengalaman.

Set ketiga berlangsung lebih ketat, dengan Lehecka meningkatkan intensitas permainannya. Namun, Djokovic tetap tenang dan menunjukkan keterampilan luar biasa saat memasuki tiebreak. Ia berhasil menyelesaikan pertandingan dengan beberapa pukulan spektakuler, membuktikan bahwa ia masih mampu bersaing di level tertinggi meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

Kemenangan ini mengatur pertemuan blockbuster di perempat final antara Djokovic dan Carlos Alcaraz, yang juga tampil mengesankan setelah Jack Draper terpaksa mundur akibat cedera. Alcaraz, yang berusia 21 tahun dan sudah meraih empat gelar Grand Slam, bertekad untuk mengalahkan Djokovic dan melangkah lebih jauh di turnamen ini. Ini menunjukkan bahwa persaingan antara generasi pemain yang berbeda semakin menarik untuk disaksikan.

Dengan pertemuan ini, semua mata akan tertuju pada duel antara Djokovic dan Alcaraz yang dijadwalkan berlangsung pada hari Selasa. Diharapkan bahwa pertandingan ini akan menjadi salah satu momen paling mendebarkan dalam sejarah Australian Open. Keberhasilan salah satu dari mereka akan menjadi indikator penting bagi masa depan tenis di tingkat elite.