Rusia Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua ke Ukraina: Eskalasi Konflik Memanas

Untuk pertama kalinya sejak konflik dimulai, Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke wilayah Ukraina pada Kamis, 21 November 2024. Tindakan ini menandai eskalasi baru dalam ketegangan antara kedua negara, terutama setelah Ukraina sebelumnya meluncurkan rudal jarak jauh yang didukung oleh negara-negara Barat ke dalam wilayah Rusia.

Serangan ke Kota Dnipro: Target Infrastruktur Vital

Menurut pernyataan dari Angkatan Udara Ukraina, Rusia meluncurkan beberapa rudal ke pusat kota Dnipro pada pagi hari, yang dilaporkan menargetkan infrastruktur penting. Salah satu rudal yang diluncurkan berasal dari wilayah Astrakhan, Federasi Rusia, sebagaimana disebutkan dalam pernyataan resmi.

Seorang sumber dari angkatan udara Ukraina mengonfirmasi kepada AFP bahwa peluncuran rudal balistik antarbenua ini adalah yang pertama sejak invasi Rusia dimulai. Namun, sumber tersebut menambahkan bahwa rudal tersebut tidak membawa muatan nuklir, meskipun dirancang untuk dapat membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.

Ketika ditanya mengenai peluncuran rudal tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak memberikan komentar. Sementara itu, unit pertahanan udara Ukraina melaporkan bahwa enam rudal berhasil dijatuhkan, meskipun tidak dijelaskan secara rinci apakah rudal balistik antarbenua termasuk di antaranya.

Dampak Serangan di Kota Dnipro

Kepala wilayah Dnipro, Sergiy Lysak, menyatakan bahwa serangan udara Rusia telah merusak sebuah pusat rehabilitasi, beberapa rumah warga, serta sebuah perusahaan industri.

“Dua orang terluka akibat serangan ini, termasuk seorang pria berusia 57 tahun yang dirawat di lokasi dan seorang wanita berusia 42 tahun yang kini dirawat di rumah sakit,” ujar Sergiy Lysak dalam keterangannya.

Eskalasi Penggunaan Rudal Jarak Jauh

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina terus meningkat dalam beberapa hari terakhir dengan meningkatnya penggunaan rudal jarak jauh oleh kedua belah pihak. Hal ini terjadi setelah Amerika Serikat memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan sistem rudal ATACMS terhadap target militer di Rusia.

Sebelumnya, Ukraina telah lama meminta dukungan rudal jarak jauh dari negara-negara Barat. Inggris juga memberikan kontribusi dengan memasok rudal Storm Shadow, yang digunakan Ukraina untuk menyerang target di Rusia setelah mendapat persetujuan dari London.

Menurut laporan media Inggris pada Rabu, Kyiv telah meluncurkan Storm Shadow ke sasaran di wilayah Rusia, menandai penggunaan sistem rudal yang disediakan Inggris dalam konflik ini. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa sistem pertahanan udara mereka telah berhasil menjatuhkan dua rudal Storm Shadow, meskipun tidak dijelaskan apakah rudal tersebut jatuh di wilayah Rusia atau di Ukraina yang diduduki.

Konflik yang Semakin Memanas

Eskalasi terbaru ini menunjukkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina terus memasuki fase yang lebih berbahaya, dengan penggunaan persenjataan yang semakin canggih dan mematikan. Langkah Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua dapat dilihat sebagai respons atas meningkatnya tekanan dari Ukraina yang kini didukung oleh teknologi militer Barat.

Dengan situasi yang semakin kompleks dan berpotensi memengaruhi stabilitas kawasan, dunia internasional terus memantau perkembangan konflik ini dengan cermat.