Garda Revolusi Iran (IRGC) telah memperluas pengaruhnya secara signifikan dalam industri minyak negara, kini mengendalikan hingga 50 persen ekspor minyak Iran. Langkah ini telah menghasilkan miliaran dolar yang digunakan untuk mendanai operasi mereka baik di dalam maupun luar negeri, berdasarkan informasi dari pejabat Barat dan sumber keamanan.
Melalui penggunaan armada kapal tanker bayangan, IRGC mampu mengangkut minyak mentah yang dikenai sanksi ke berbagai pembeli utama, terutama China. Pengiriman minyak ini difasilitasi oleh jaringan perusahaan-perusahaan kedok yang tetap beroperasi meskipun telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Berdasarkan dokumen intelijen dan analisis pengiriman, pendapatan minyak Iran mencapai 53 miliar dolar AS pada tahun 2023, dengan IRGC memperoleh bagian signifikan melalui penjualan diskon.
Pada awalnya, IRGC hanya mengendalikan sekitar 20 persen ekspor minyak Iran. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa angka ini telah meningkat drastis menjadi 50 persen dalam tiga tahun terakhir. Kini, Garda Revolusi telah mengambil alih banyak tugas yang sebelumnya dikelola oleh Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) dan anak perusahaannya, NICO. Menurut Richard Nephew, peneliti di Universitas Columbia dan mantan pejabat AS, IRGC unggul dalam menghindari sanksi meskipun tidak memiliki keahlian teknis dalam manajemen ladang minyak. Mereka menarik minat pembeli dengan menawarkan diskon hingga $8 per barel, khususnya kepada kilang-kilang independen di China.
Sejak sanksi berat dijatuhkan oleh AS pada tahun 2018, Iran telah mengembangkan strategi penyelundupan minyak yang semakin canggih. Ekspansi IRGC dalam perdagangan minyak ini membuat penerapan sanksi menjadi lebih sulit. Menurut seorang pejabat Barat, IRGC telah mengubah minyak menjadi senjata ekonomi yang mendukung operasi mereka, termasuk pendanaan kelompok proksi seperti Hizbullah, Hamas, dan milisi di Irak.
Jaringan perusahaan seperti Haokun Energy, yang berbasis di China, digunakan oleh IRGC untuk menjual minyak. Meskipun perusahaan ini telah dikenai sanksi pada tahun 2022, mereka tetap aktif beroperasi. Dalam satu kasus pada tahun 2021, pembayaran untuk pengiriman minyak bahkan melibatkan bank AS, JP Morgan, sebelum sanksi dijatuhkan. Selain itu, kapal tanker milik IRGC sering melakukan transfer minyak antar kapal untuk menyamarkan asal minyak, membuat pelacakan oleh otoritas internasional semakin sulit.
Ekspansi kendali IRGC atas ekspor minyak Iran tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada dinamika politik dan keamanan regional. Keberhasilan mereka dalam menghindari sanksi dan menciptakan aliran pendapatan yang signifikan menunjukkan kemampuan adaptasi yang cepat dan strategi canggih yang mengubah lanskap ekonomi dan politik di kawasan tersebut. Bagi banyak pihak, langkah IRGC ini menjadi perhatian serius, mengingat implikasi luasnya terhadap stabilitas regional dan upaya penegakan hukum internasional.
Garda Revolusi Iran telah membuktikan kemampuan luar biasa dalam mengelola ekspor minyak di bawah tekanan sanksi internasional. Dengan terus memperluas kendali mereka, IRGC tidak hanya meningkatkan pengaruh ekonomi tetapi juga memperkuat posisinya dalam politik global. Situasi ini menggarisbawahi perlunya pendekatan baru dalam menangani sanksi dan hubungan internasional, mengingat adaptasi dan inovasi yang ditunjukkan oleh IRGC dalam menghadapi tantangan global.