Kejatuhan rezim Bashar Al Assad di Suriah menjadi momen yang memicu harapan sekaligus kekhawatiran di kalangan masyarakat Iran. Dalam laporan yang dikutip dari media Jerman, Deutsche Welle (DW), banyak warga Iran yang melihat runtuhnya Assad sebagai simbol potensi perubahan di negara mereka. Hal ini tak lepas dari hubungan dekat Suriah dengan Iran, yang telah menjadi sekutu utama dalam strategi geopolitik regional. Kejatuhan Assad, yang sudah berkuasa lebih dari setengah abad, diyakini memiliki dampak besar pada situasi sosial dan politik di Iran.
Bagi banyak orang di Iran, Suriah bukan hanya sekedar sekutu strategis, tetapi juga cermin bagi perjuangan mereka melawan rezim otoriter. Suriah menjadi tempat di mana Iran melihat bagaimana sebuah pemerintah otoriter dapat bertahan dan berkembang meski dihadapkan pada tantangan besar. Dengan kebijakan yang keras terhadap oposisi dan perbedaan pendapat, rezim Iran mirip dengan rezim Assad yang kini mulai goyah. Di tengah ketegangan ini, para aktivis dan masyarakat Iran mulai merasakan secercah harapan akan kemungkinan perubahan, meski harus dibarengi dengan kehati-hatian yang mendalam.
Reaksi terhadap peristiwa tersebut terasa nyata di seluruh lapisan masyarakat Iran. Kekecewaan terhadap pemerintah Iran semakin mendalam, terutama setelah tindakan represif terhadap gerakan “Perempuan, Kehidupan, Kebebasan” yang menewaskan ratusan orang dan memenjarakan ribuan lainnya. Hal ini memicu kekhawatiran bagi pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang dengan tegas mengeluarkan peringatan agar tidak ada pihak yang meragukan kestabilan rezimnya. Peringatan ini mencerminkan betapa besar rasa takut rezim Iran akan terjadinya efek domino seperti yang terjadi di Suriah.
Hossein Razzagh, seorang aktivis politik yang juga mantan tahanan, mengatakan bahwa kejatuhan Assad sangat mengganggu para pendukung setia rezim Iran. Mereka yang selama ini mendukung sistem pemerintahan ini, terutama yang berasal dari keluarga elite penguasa dan kelompok militer, kini mulai meragukan masa depan Iran. Bahkan di antara keluarga para pejuang yang telah tewas di Suriah, muncul pertanyaan besar tentang apakah Iran sendiri berada di ambang kehancuran. Razzagh menilai bahwa kejatuhan Assad mengungkapkan betapa rentannya posisi rezim Iran yang sangat bergantung pada dukungan eksternal.
Tidak hanya pendukung pemerintah yang terkejut, tetapi juga banyak warga Iran yang semakin merasa pesimis dengan kondisi negara mereka. Ketidakpuasan terhadap korupsi, ketidakmampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar, serta kerusakan lingkungan, semakin memperburuk citra pemerintah. Pemadaman listrik yang berkepanjangan dan polusi udara yang semakin parah di Teheran menjadi contoh nyata dari kegagalan rezim dalam menangani masalah domestik.
Namun, meskipun situasi semakin memburuk, ada yang berpendapat bahwa Iran tidak akan serta-merta mengikuti jejak Suriah. Hassan Asadi Zeidabadi, seorang aktivis politik, mengatakan bahwa meski ada kesamaan dalam dinamika politik kawasan, tidak ada jaminan bahwa Iran akan mengalami nasib yang sama seperti Suriah. Ketidakpuasan yang semakin dalam memang semakin memperburuk hubungan antara rakyat dan pemerintah, namun untuk saat ini, gerakan perubahan mungkin tidak akan langsung terjadi.
Di sisi lain, beberapa aktivis, seperti Mehdi Mahmoudian, menilai bahwa rezim Iran telah kehilangan legitimasi dan semakin tidak efektif dalam menjalankan pemerintahannya. Mereka yang pernah mendukung rezim kini mulai mempertanyakan apakah sistem ini masih dapat bertahan dalam menghadapi krisis internal dan tekanan eksternal. Mahmoudian menyarankan agar negara-negara Barat fokus pada penguatan masyarakat sipil di Iran dan mengadopsi pendekatan yang lebih strategis untuk mendukung perubahan tanpa harus melakukan intervensi langsung.
Dengan berkurangnya pengaruh Iran di kawasan akibat penggulingan Assad, banyak warga Iran yang kini bertanya-tanya, apakah momen perubahan untuk negara mereka sudah semakin dekat. Para aktivis dan rakyat Iran terus berharap agar peluang untuk meraih kebebasan dan perubahan semakin terbuka, meskipun tantangan dan risiko yang dihadapi sangat besar.